Menghadapkan sisakit kearah kiblat, dengan posisi miring di atas sisi

buat engkau, ya Rasulullah dan dia telah mewasiatkan juga agar dia dihadapkan ke kiblat bila dia sudah dalam dekat wafat ; maka Nabi saw. bersabda ; wasiatnya itu sudah sesuai dengan Islam”. HR. al-Hakim. Hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad menerangkan bahwa Fatimah binti Rasulullah saw. diwaktu dekat akan wafat menghadapkan dirinya ke qiblat dan berbaring atas sisi kanannya. Hikmah antara lain adalah: ketenangan bagi sisakit karena qiblat ka’bahbaitullah adalah arah tawajuh bagi setiap muslim.

b. Memperingatkan

dan mengajarinya megucapkan kalimat “Lailahaillallah” Rasulullah bersabda : “ Ajarilah orang-orang kamu yang hamper mati: kalimat La ilahaillallah” HR. Al-jama’ah selain Bukhari. Dalam hadis lain Rasulullah bersabda: “ barang siapa akhir perkataannya “ La ilaha illallah” pasti ia masuk surga HR. Ahmad Abu Daud.

c. Menjaga Kebersihan

Yang dimaksud dengan kebersihan di sini, selain kebersihan badan, juga kebersihan akidahnya dari segala noda syirik. Dalam keadaan seperti ini, dokter perawat patut menasehatinya supaya sisakit berobat dan berbaik sangka kepada Allah, mengharapkan keampunan dan rahmatnya, sekalipun ia merasa banyak berdosa namun Allah dapat memberinya rahmat. Sahabat Jabir meriwayatka bahwa dia mendengar Nabi Muhammad saw. bersabda: “ Barang siapa di antara kamu yang menghadapi maut, hendaklah ia berbaik sangka bahwa Allah akan memberinya rahmat dan ampun” HR.Muslim. Sahabat Abdullah bin Umar r.a. meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda: “ Sesungguhnya Allah menerima taubat hambanya selama ia belum berada dalam keadaan mati “ HR. Ibnu Majah dan Tirmizi. Dari Anas, bahwa Nabi saw. mengunjungi seorang pemuda yang dekat mati. Beliau bertanya : Bagaimanakah perasaanmu ? Dia menjawab : Saya mengharapkan ampunan dari Allah dan merasa takut karena dosa-dosaku. Maka Nabi saw. bersab da:” Bila berkumpul dua perasaan ini dalam hati seseorang di saat yang seperti ini, niscaya Allah akan memberi apa yang diharapkannya dan melindunginya dari apa yang ditakutinya ” HR. Tirmizi. Khusus supaya menjaga pakaian dan tempat sisakit senantiasa bersih dan suci. Sesuai dengan hadis berikut: “ Abi Sa’id al-Khudri ketika dia menghadapi maut, meminta pakaian yang baik, bersih dan lalu dipakainya, seraya berkata : saya mendengar Rasulullah bersabda: orang yang mati akan dibangkitkan di hari kiamat dengan pakaian yang dipakainya waktu meninggal” HR. Abu Daud.

d. Menjaga jangan sampai sisakit terganggu.

15 Dalilnya:” Ubaidillah bin Abdullah meriwayatkan dari Ibnu Abbas: “Ketika Rasulullah saw. dekat wafat di antara hadirin terdapat Umat bin Khattab beliau bersabda: “ Marilah saya tuliskan buat kamu satu surat wasiat yang kamu tidak akan sesat bila kamu mengikutinya. Umar berkata : Sesungguhnya Nabi saw. sudah sakit payah sedang kamu sudah mempunyai Qur’an, maka cukuplah qur’an itu buat kita. Ketika itu timbullah pertikaian di antara hadirin, sebagian mengatakan, dekatkanlah, supaya Nabi saw. dapat menuliskan surat wasiat yang kamu tidak akan sesat bila mengikutinya. Sebagian menyetujui pendapat Umar. Diwaktu pertengkaran dan perselisihan di antara mereka sudah memuncak, maka Nabi saw. bersabda: Menjauhlah kamu Seterusnya Ubaidillah meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas berkata:. Adalah suatu kerugian besar terhalangnya Rasulullah saw. menuliskan satu surat wasiat itu untuk mereka, disebabkan pertengkaran dan perselisihan mereka ” HR. Sahih Bukhari.

e. Adab membacakan surat yasin

Bagi mereka yang berpendapat sunat membaca surah yasin kepada orang sakit yang sedang menghadapi sakaratul maut, alasannya adalah Rasulullah saw. bersabda: “ Bacakanlah kepada saudaramu yang sedang mengahadapi maut surat yasin “ HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad dari Ma’qil bin Jasar. 15 Departemen Agama RI. Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Islam untuk Disiplin Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan I, h. 19951996. h.155.