Sanksi Pelanggaran Sumpah Dokter dan Etika Kedokteran

membayar denda “kafarat” Allah telah berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 89. Artinya: Allah tidak akan menghukummu karena sumpahmu yang tidak disengajadiniatkan, tetapi dia menghukum karena sumpah yang kamu sengajadiniatkan, maka kafaratnya jika kamu langgar ialah memberi makan sepuluh orang miskin dengan makanan secukupnya mutu dan banyaknya yang lazim kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian secukupnya kepada sepuluh orang fakir miskin itu atau memerdekakan seorang hamba sahaja. Barang siapa yang tidak memenuhi yang demikian itu, maka wajiblah ia berpuasa tiga hari, demikian itu adalah hukuman pelanggaran sumpahmu bila kamu bersumpah, maka peliharalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu bersyukur. Jelasnya bahwa Islam mewajibkan kepada orang yang melanggar sumpahnya membayar kafarat. Setiap dokter yang melakukan sumpah dokter sedangkan ia beragama Islam, maka ia wajib membayar kafarat. Sumpah dokter ini telah menjadi sumpah Islam karena ia dimulai dengan “Wallahi atau Tallahi” dan setiap lafaz sumpah itu merupakan sumpah sendiri dan dokter tersebut diwajibkan membayar kafarat sesuai dengan yang dilanggarnya. Kafarat yang harus dibayarnya ialah: 1. Memberi makan kepada sepuluh orang miskin. 2. Atau memberi pakaian kepada 10 orang miskin. 3. Atau memerdekakan seorang hamba sahaya. 4. Jika tidak sanggup memenuhi salah satu dari tiga alternatif tersebut maka wajib berpuasa selama 3 hari. Selanjutnya Negara RI juga ikut mengatur pelanggaran yang dilakukan oleh dokter, di antaranya disebutkan: 70 Pasal 322 yang berbunyi: a. Barangsiapa yang sengaja membuka sesuatu rahasia yang ia wajib menyimpannya oleh karena jabatan atau pekerjaannya, baik yang sekarang maupun yang dahulu, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya sembilan bulan atau denda sebanyak-banykanya enam ratus rupiah. b. Jika kejahatan ini dilakukan terhadap seseorang yang tertentu, maka ini hanya dituntut atas pengaduan orang itu. Pasal 1365 Kitab Undang-undang Hukum Perdata KUH Perdata: Barang siapa yang berbuat salah hingga orang lain menderita kerugian, maka wajib menggantikan kerugian tersebut. Etika kedokteran ini tidak saja berlaku pada dokter tenaga medik juga berlaku terhadap tenaga para medis, seperti perawat dan bidan, malah juga untuk tenaga non medis,sehingga si sakit dapat menerima pelayanan kesehatan pengobatan dan perawatan sebaik-baiknya. Walaupun kepada tenaga para medis tidak dilakukan sumpah jabatan, namun mereka diberi pendidikan susila kedokteran, susila perawatan, sehingga mereka dapat merasakan dan menginsapi betapa luhur pekerjaan mereka, yang harus memeliharanya sebaik-baiknya. 70 Departemen Agama RI, Islam untuk Disiplin Ilmu Kesehatan dan KedokteraniI , 19951996, h. 97.

C. Hal-hal Yang Dianjurkan Oleh Islam

Melihat bagaimana besarnya amal dan pengabdian yang diberikan oleh dokter dan tenaga para medik, maka Islam menganjurkan beberapa sifat- sifat yang harus dipunyai antara lain: 71 1 Beriman, Sebab tanpa iman segala amal saleh sebagai dokter dan tenaga para medis akan hilang sia-sia di mata Allah. Hal ini dijumpai penjelasan surat Al- ‘Ashr: Demi masa, sesungguhnya manusiaitu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali mereka orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasihati supaya mentaati kebenaran. al-Ashr103: 3. 2 Tulus –ikhlas karena Allah. Firman Allah di dalam al- Qur’an: “ Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjelankan agama dengan lurus. “ al-Bayyinah98:5 3 Penyantun, ikut merasakan penderitaan orang lain dan kerena itu suka menolong orang lain dalam kesukaran.Firman Allah di dalam al- Qur’an: “ Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan perasaan sipenerima. Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun ” Al-Baqarah2: 263. 71 Departemen Agama RI, Islam untuk Disiplin Ilmu Kesehatan dan KedokteraniI , 19951996, h. 97-108. 4 Peramah, bergaul dengan tidak kaku dan menyenangkan. Firman Allah didalam al- Qur’an “ Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu ” Ali Imran3:159. 5 Sabar, Tidak cepat emosi da lekas marah. Firman Allah didalam al- Qur’an:“ Tetapi orang yag bersabar dan mema’afkan, sesungguhnya perbuatan yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan ” Asyuura42:43. 6 Tenang, tidak gugup betapapun keadaan gawat. Didalam hadis Nabi Muhammad saw. disebutkan “ Tetaplah kamu bersifat tenang Riwayat al-Thabrani dan Baihaqi. 7 Teliti, Berhati-hati, cermat dan rapi. Didalam hadis Nabi Muhammad saw. disebutkan:“Sesungguhnya Allah Ta’ala menyukai bila seseorang mengerjakan suatu pekerjaan dilakukannya dengan teliti “Riwayat Baihaqi, 8 Tegas, terang, nyata dan tidak ragu-ragu. Didalam hadis Nabi Muhammmad saw. disebutkan:”Bila ada keraguan dalam hatimu, tiggalkanlah ” Riwayat Ahmad. 9 Patuh kepada peraturan, suka menurut perintah. Didalam hadis Nabi Muhammad saw. disebutkan :” Dari Anas bin Malik meriwayatkan Rasulullah saw. bersabda: Dengarkanlah dan patuhilah, walaupun dijadikan kepala atasmu seorang budak hitam ”Riwayat Bukahari.