Pencegahan PENYAKIT MENULAR DALAM PANDANGAN ISLAM

c. Memelihara kesehatan anak dengan sebaik-baiknya, terutama anak balita yang belum mempunyai daya tangkal yang kuat terhadap penyakit lebih-lebih penyakit AIDS. d. Mendidik dan membimbing anaknya agar tidak herperilaku yang memungkinkan tertulari penyakit AIDS, seperti penyalahgunaan narkotika, pergaulan bebas, dan lain sebagainya. Menjaga diri dan keluarga dari berbagai kemaksiatan, termasuk pergaulan bebas dan narkotika, sejalan dengan penegasan Allah dalam ayat al-Quran: ُيأٰٓي ني الٱ ن ۡم ي ۡه ۡم سفن ْ ٓ ق ْ م ء ه ق ا لٱ حۡلٱ ۡعي اَ ٞ ش ٞ ًغ ٰٓم ۡي ع ها لٱ ۡمه م ٓ م م ۡ ي م عۡفي Artinva: ”Hai orang-orang yang heriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka ” .... Q. s. al-Tahrim 66: 6. e. Agar masyarakat memelihara semangat ukhuwwat rasa persaudaraan yang apabila di lingkungannya terdapat orang yang kena penyakit AIDS, tidak mengucilkannva karena pergaulan yang baik tidak menjadi sebab menularnya penyakit AIDS. Sikap mengasihi sesama tanpa kecuali sangat dianjurkan dalam ajaran Islam sebagaimana dinyatakan dalam hadits Nabi: yang artinya: Dari Abdillah bin ’Amar, ia berkata, Rasulullah saw berkata” orang-orang penyayang akan disayangi oleh Maha Penyayang, sayangilah olehmu siapa saja yang ada di bumi, niscaya akan menyayangimu siapa saja yang ada dilangit ”, HR. Muslim. f. Apabila seseorang telah terkena penyakit AIDS, hendaknya menjaga diri sebaik-baiknya agar penyakit itu tidak menular kepada orang lain, seperti tidak melakukan hubungan seksual, donor darah, menyusukan anak dan melahirkan. Ajaran Islam melarang berbuat sesuatu yang dapat merugikan atau menyengsarakan orang lain, sebagaimana ditegaskan dalam hadits Nabi : نغ ب ي ه ق س ه ل ص ه ل هي ع م س م س ل خ م سم َ ه ي َ ي هل g. Artinya:”Dari Abi Hurairah, ia berkata : Rasulullah saw bersabda: “Orang muslim itu saudara bagi muslim lainnya, tidaklah ia menganiayanya, dan tidak menghinanya ”.. HR. al-Bukhari dan Muslim. Bagi seorang wanita yang secara positif sudah terkena virus HIV virus AIDS supaya dapat diusahakan tidak hamil lagi. h. Diusahakan agar pasangan suami istri selalu dapat menciptakan rumah tangga yang sakinah, bahagia, sejahtera, mawaddat wa rahmat, dan menjauhi dan hal-hal yang menimbulkan perceraian, karena perceraian berarti bergantinya pasangan dapat mempermudah penularan AIDS. Menciptakan keluarga bahagia merupakan tujuan pensyariatan nikah sebagaimana disebutkan dalam ayat alQuran: ْنم هت ي ء ْ ق خ ْم ل ْنم ْم سفْن اج ْ ْستل ْيل لعج ْم ْيب اا م ا ْح ا يف كل يْ ْ قل ا فتي ”Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah. Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dan jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu nasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda baqi kaum yang berfikir ”.Q s. al-Rum: 21 Inti pencegahan agar tidak terkena atau tertular AIDS adalah tidak mendekati zina. Mendekati berarti menjauhkan diri dari berzina dan hal-hal yang dapat mengantarkan seseorang melakukan perzinaan.

D. Pengobatan

Hingga kini dokter belum dapat berbuat banyak untuk menolong orang yang menderita penyakit AIDS. walaupun belum ditemukan obatnya, tetapi tidak berarti tidak perlu berobat jika terkena penyakit AIDS. Berobat tetap dianjurkan terus dilakukan sebagai ikhtiar selama masih hidup. Agama Islam memberikan tuntutan dalam pengobatan, berusaha secara lahiriah dengan berobat kepada yang memeliki kemampuan mengobati. juga disarankan melakukan upaya batiniah dengan mendekatkan diri kepada Allah sebagai sumber dari kesembuhan. Menurut para pakar AIDS tidak ditularkan karena: 78 a. Hidup serumah dengan penderita AIDS asal tidak melakukan hubungan seksual. b. Bersenggolan dengan penderita. c. Bersentuhan dengan pakaian dan lain-lain barang bekas penderita AIDS. d. Berjabat tangan. e. Penderita AIDS bersin atau batuk dekat orang lain. f. Makan minum bersama dan satu piring atau gelas. g. Gigitan nyamuk dan serangga lain. h. Sama-sama berenang di kolam renang. Dengan demikian penderita AIDS seharusnya diperlakukan secara normal, dia berhak untuk diperakuan dengan baik sebagaimana kepada orang lain yang tidak sakit: atau menderita penyakit lain. Meskipun bagi pengidap HIV AIDS potensial menularkan penyakitnya kepada orang lain,. bukan berarti akan menggugurkan ketentuan- ketentuan hukum yang dapat dialami atau dilakukan .oleh yang bersangkutan, misalnya dalam bidang pernikahan dan perawatan jenazah kelak Tentang 78 Departemen Agama RI, Islam untuk Disiplin Ilmu Kesehatan dan Kedokteran 2 Fiqh Kontemporer 2003,h. 281.