Qadha dan Qadar KONSEP ESKATOLOGI DALAM ISLAM
ditetapkan tidak kita ketahui, sedang qadar ialah ketepan Allah yang telah terbukti diketahui sudah terjadi.
Rasulullah bersabda: “Iman itu ialah engkau beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kemudian, dan qadarnya
yang baik maupun yang buruk “ HR. Muslim.
Karena itu Ibnu Umar berkata “ Demi Allah, yang diri Ibnu Umar berada ditangannya, sekiranya seseorang mempunyai emas sebesar gunung
Uhud, kemudian ia belanjakan di jalan Allah tidak akan menerimanya sehingga orang itu beriman dengan qadarnya”
Dalam al- Qur’an dijelaskan ada dua kelompok yang seolah-olah
bertentangan. Satu kelompok menyatakan bahwa manusia itu pasif dan tidak perlu usaha QS.54:49. dan sebaliknya ada kelompok yang menunjukkan
bahwa manusia itu kreatif dan wajib berikhtiar QS. 42: 30. Kedua kelompok ayat tersebut bila dikaji lebih lanjut ternyata mempunyai titik temu, yaitu
bahwa Allah swt. Menjadikan alam semesta isinya ini dilengkapi dengan undang-undang yang disebut sunnatullah yang tetap tidak berubah-ubah seperti
firman-Nya:
اًي ْ ت ها ل ا سل ت ْن ف
Artinya: Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi
sunnah Allah. QS.35 : 43.
Umar Ibnu Khathab berkata: “ tidaklah aku peduli apa yang akan
kuhadapi setiap hari, apakah yang menyenangkan, ataukah menyusahkan karena aku tidak mengetahu dimana letak kebaikan, apakah pada yang
menyusahkan ataukah pada yang menyenangkan ”
Rasulullah saw. bersabda: “telah berhujjah Musa dengan Adam. Kata Musa; engkau ayah kami, engkau telah menyia-nyiakan kami, engkau telah
mengeluarkan kami dari surga. Jawab Adam:’ Hai Musa Engkau telah dipilh
Allah. Allah telah membuat taurat untukmu. Apakah engakau mencela aku karena satu pekerjaan yang Allah telah takdirkan atas diriku, sebelum aku
dijadikan .”? HR. Bukhari.
Karena itu setiap muslim wajib meyakini bahwa Allah swt. Maha Kuasa serta memiliki wewenang penuh untuk menurunkan ketentuan apa saja
bagi makhluk-Nya.Demikian juga setiap muslim wajib meyakini sepenuhnya bahwa manusia diberi kebebasan memilih dan menentukan nasibnya sendiri
dengan segala kemampuan usahanya serta doanya kepada Allah. Qadha Allah telah berlaku sejak manusia masih berada dalam rahim ibunya. Ia lahir ke dunia
tanpa diberi hak untuk memilih siapa ayah ibunya, dan sebagai bangsa apa ia dilahirkan dan sebagainya. Dalam perkembangan dirinya ia diikat oleh
ketentuan -ketentuan yang dibuat oleh Allah bagi dirinya, sesuai dengan sunnatullah dan syari’ah Allah.
Jadi ada dua faktor yang menyertai manusia, yaitu qadha dan qadar Allah. Keberhasilan amal seseorang hanya mungkin bila yang diikhtiarkannya
cocok dengan qadha dan qadar Allah.