Keutamaan Orang Beriman dan Berilmu Tanggung jawab ilmuan terhadap Alam Lingkungannya.

menggali sumber-sumber daya, serta memanfaatkannya dengan sebesar-besar kemanfaatan. Karena alam diciptakan untuk kehidupan mausia sendiri, untuk menggali potensi alam memanfaatkannya diperlukan ilmu pengetahuan yang memadai. Mengelola alam merupakan tanggung jawab setiap manusia baik yang awam maupun ilmuan. Pengelolaan alam dengan baik merupakan wujud syukur kepada Allah swt. Nikmat Allah swt. berupa alam ini disyukuri dalam bentuk aktifits yang benar, sehingga potensi dan sumber daya didalamnya dapat dipelihara dan secara terus menerus memberikan manfaat bagi manusia Tugas pengelolaan alam atau tugas kekhalifahan ini, lebih ditekankan pada penebaran rahmat Allah swt. bagi alam secara keseluruhan, yang merupakan ciri khas ajaran Islam. Manusia dengan kekhalifahannya itu ditugaskan untuk menebarkan kasih sayang, bukan hanya antara manusia saja, melainkan kepada segenap isi alam, baik benda hidup maupun benda mati seperti hewan,air,tanah dan tumbuh-tumbuhan Allah berfirman : β€œDan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan ” Q.S asy- Syura26: 183. Allah swt.mencela siapapun yang merusak alam dan mengeksplotasinya tanpa menghiraukan kelestariannya. Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk memperhatikan dan memperdulikan lingkungan alam, dan mencintai kebersihan dan keindahan yang menjadi bagian yang penting serta bermanfaat bagi kehidupan manusia.

BAB VII SEJARAH KEDOKTERAN DALAM ISLAM

A. Pendahuluan

Dengan mengatakan, bahwa Ilmu Kedokteran Islam pertama kali muncul ke gelanggang pengetahuan Islam pada masa pemerintahan Abbasiah, tidaklah berarti bahwa bangsa Arab tidak menghiraukan Ilmu Kedokteran. Ketabiban yang ada pada mereka, kata Ibnu Khaldun, hanya berdasarkan pada kebiasaan dan kebetulan, seperti pada hadist-hadist Nabi Saw. Yang pertama kali tumbuh adalah kebudayaan yang muncul sejalan dengan usaha pembangunan kota Baghdad, seperti kedokteran, geometri, dan astronomi. Di Baghdad dan Andalus muncul ilmuan-ilmuan besar dan tabib-tabib masyhur, yang dalam karangan serta eksperimennya dapat memberikan 2 khidmat besar bagi kebudayaan modern, yaitu 51 : 1. Para dokter dan filosuf Arab dapat menterjemahkan berbagai buku induk, terutama dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Arab. Dengan setia mereka menjaga supaya tidak hilang. 2. .Para dokter dan filosuf Arab telah menulis buku-buku besar dalam bidangnya masing-masing. Ibnu Sina dengan Qanun-nya, Ar Razi dengan Al-Hawwi-nya, dan lain-lainnya, merupakan fakta sejarah yang tak akan dapat dihapuskan.

B. Latar Belakang Sejarah Kedokteran Islam

Kedokteran Islam muncul sebagai hasil integrasi Ilmu Kedokteran Persia dan India. 51 Ahmadie Thaha, Kedokteran Dalam Islam, Surabaya: PT. Bina Ilmu,1983, h. 16-17. 1. Sekolah Tinggi Yundhe-Shahpur 2. Sekolah Tinggi Alexandria Di sekolah Alexandria terjadi perpaduan antar teori-teori kedokteran Mesir dengan praktek-praktek Kedokteran Yunani. Perpaduan ini melahirkan karakteristik tersendiri dan membentuk suatu Ilmu Kedokteran baru yang mendapat kedudukan dalam agama Islam. 52 3. Kedokteran di Zaman Nabi SAW Pada zaman Nabi Muhammad Saw, di Mekkah dan Madinah telah hidup dokter-dokter kenamaan. Di antara mereka adalah Haris bin Kildah. Nabi Saw, diutus bukan untuk menjadi dokter. Namun nilai-nilai medis dari sabda-sabda beliau besar sekali pengaruhnya bagi perkembangan Ilmu Kedokteran Islam. Rasulullah telah mendapat wahyu mengenai kaidah-kaidah buku, yang darinya dimulai pembahasan-pembahasan ilmiah dalam Ilmu Kedokteran. 53 Didalam kitab Shahih Muslim dan Shahih Bukhari, terdapat 2 bab khusus mengenai kedokteran. Didalam Shahih Bukhari tercatat 80 hadist yang membicarakan tentang kedokteran. Sebagian ahli menyatakan bahwa Imam Bukhari merupakan orang pertama yang menulis Tibb al Nabi Kedokteran Pada nabi, Medicine of the Prophet. Dari beberapa Hadist nabi, Dr. Najib Kailani menyimpulkan 3 pokok esensi ilmiah teori kedokteran Nabi, yaitu : 1. Perintah untuk berobat. 2. Setiap penyakit ada obatnya, dan obat itu dikenal dengan dipelajari. 52 Ahmadie Thaha, Kedokteran Dalam Islam, Surabaya: PT. Bina Ilmu,1983, h. 21. 53 Ahmadie Thaha, Kedokteran Dalam Islam, Surabaya: PT. Bina Ilmu,1983, h.22.