Penyaluran Seks dalam Islam Hubungan Seksual Yang Dilarang
Hubungan seksual yang terlarang terbagi dua, yaitu bagi pasangan suami istiri dan bukan suami istiri. Larangan berhubungan seksual bagi
pasangan suami istiri yaitu:
83
1. Ketika Isteri Sedang Haid Dan nifas
Suami istiri tidak boleh bersenggama di kala istiri sedang haid dan nifas hal ini dijelaskan Al-Quran:
Mereka bertanya kepadamu tetang haid. Katakanlah haid itu adalah kotoran Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita
di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka suci, maka campurilah mereka itu ditempat yang
diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. Al-Baqarah2:
222.
Menjauhkan diri dari wanita, dalam ayat tersebut adalah tidak melakukan persenggamaan walupun istirinya sendiri. Larangan bersenggama
dengan istiri itu hingga istiri mandi junub. Karena itu tetap dilarang walaupun sudah berhenti dari haid sebelum mandi junub. Yang dilarang bagi suami yang
istirinya sedang haid disini hanya penetrasi persenggamaan , maka hal lain seperti bermesraan, berciuman dan yang sejenisnya diperbolehkan sesuai
dengan hadis Nabi: Rasulullah saw. bersabda: berbuatlah segala sesuatu kecuali
jimak. HR.Muslim. 2.
Menyenggamai Anus Isteri Larangan bagi suami menyenggamai anus istiri. Al-Quran membuat
perumpamaan bahwa istiri ibarat kebun bagi suami mereka. Maka menyetubuhi isterinya mesti pada paginanya bukan pada duburanus. Firman Allah: Isteri-
83
Departemen Agama RI, Islam untuk Disiplin Ilmu Kesehatan dan Kedokteran 2 Fiqh Kontemporer 2003,h.248-253.
Isterimu adalah seperti tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki al-
Baqarah2:222. Didalam hadis juga disebutkan Datangilah dia istiri dengan bagimanapun, apabila itu masih di faraj vagina. HR. Ahmad.
3. Hubungan Seksual Siang Hari Saat Puasa Ramadhan
Syariat Islam melarang berhubungan seksual bagi orang yang berpuasa Ramadan. Bahkan yang melanggarnya, jika puasa Ramadhan, maka
disamping puasanya batal juga dikenai kaffarat dengan memerdekakan budak, atau jika tidak mampu wajib menggantinya dengan puasa 60 hari berturut-turut
tanpa diseling.
4. Larangan Hubungan Seksual Ketika Sedang Itikaf
Larangan melakukan hubungan seksual bagi orang yang sedang Itikaf ini ditegaskan Al-Quran: Dan jangan kamu campuri mereka itu,
sedang kamu beritikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka jangan kamu mendekatinya. Al-Baqarah2: 187. Jika seseorang sedang Itikaf,
kemudian melakukan hubungan suami istiri maka batal Itikafnya. 5.
Larangan Hubungan Seksual ketika Berihram Sebagaimana saat Itikaf, orang yang sedang ihram bagi yang sedang
melakukan ibadah haji atau umrah dilarang melakukan hubungan seksual, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Quran: Barang siapa yang menetapkan
niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji maka tidak boleh rafats, berbuat fisik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji Al-
Baqarah2: 197. 6.
Hubungan Seksual bagi pasangan yang termasuk mahram
Berhubugan seks antara pasangan suami istiri yang hukum menikahinya haram karena termasuk mahram seperti menikahi ibu, anak, tante,
saudara, dan sebagainya yang hukumnya adalah haram. Demikian juga hubungan seks antara pasangan suami istiri yang hukum nikahnya tidak
sahbatal, seperti menikahi isteri kelima dan yang seterusnya, atau menikahi wanita yang sedang menjalani Iddah, menikahi wanita yang masih terikat
dengan pernikahan dengan orang lain, menikahi isteri yang telah dithalak bain sebelum dinikahi dan dicerai oleh orang lain.