Implementasi Iman dan Taqwa dalam Lehidupan Modren Peran Iman dan Taqwa dalam menjawab Problema dan Tantangan
2. Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut. Takut
menghadapi maut menyebabkan manusia menjadi pengecut. Banyak di antara manusia yang tidak berani mengemukakan
kebenaran, karena takut menghadapi resiko. Orang yang beriman yakin sepenuhnya bahwa kematian di tangan Allah. Pegangan
orang beriman mengenai soal hidup dan mati adalah firman Allah dalam QS. al-
Nisa’4:78. “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang
tinggi lagi kokoh ”, Bagi seorang dokter percaya akan adanya
kematian yang tidak terelakkan, yang harus diingat bahwa pengetahuan megenai pemeliharaan kesehatan itu tidak bisa
membantu untuk menghindari kematian, dan tidak juga memberika cara-cara untuk memperpanjang usia agar hidup selamanya.
Dengan pemahaman demikian, tidak berarti dokter muslim menentang teknologi biomedis bila berarti upaya mempertahankan
kehidupan dengan memberikan pasien suatu pernapasan atau alat lain yang sejenis. Sebab, berupaya menyelamatkan hidup adalah
tugas mulia dan terhormat. Siapa yang menyelamatkan hidup seseorang manusia, seolah-olah menyelamatkan hidup seluruh
manusia. 3.
Iman menanamkan sikap “self helf” dalam kehidupan. Rezeki atau mata pencaharian memegang pernana penting dalam kehidupan
manusia. Banyak orang yang melepaskan pendiriannya, karena kepentingan kehidupannya, kadang- kadang manusia tidak segan-
segan melepaskan prinsip, menjual kehormatan, bermuka dua, menjilat, dan memperbudak diri, karena kepetingan materi.
Pegangan orang beriman dalam hal ini adalah firman Allah dalam QS. Hud11: 6.
“Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi
melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya.
Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata Lauh Mahfuzh ..”
4. Iman memberikan ketenteraman jiwa. Sering kali manusia dilanda
resah dan duka cita, serta digoncang oleh keraguan dan kebimbangan. Orang yang beriman mempunyai keseimbangan,
hatinya tentram mutmainnah, dan jiwanya tenang sakinah seperti dijelaskan firman Allah dalam Q.S. al-
Ra’du13: 28. “yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram
.” 5.
Iman mewujudkan kehidupan yang baik hayatan tayyibah. Kehidupan manusia yang baik adalah kehidupan orang yang selalu
melakukan kebaikan dan mengerjakan perbuatan yang baik. Hal ini dijelaskan Allah dalam Q.S al-Nahal16: 97.
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri
balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan
.” 6.
Iman melahirkan ikhlas dan konsekuen. Iman memberi pengaruh pada seseorang untuk selalu berbuat dengan ikhlas, tanpa pamrih,
kecuali keridaan Allah. Orang yang beriman senantiasa konsekuen dengan apa yang telah dikrarkannya, baik dengan lidahnya maupun
dengan hatinya. Ia senantiasa berpedoman pada firman Allah Q.S. al-
An’am6:162. “Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadatku,
hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam ”
. 7.
Iman memberikan keuntungan. Orang yang beriman selalu berjalan pada arah yang benar, karena Allah membimbing dan mengarahkan
pada tujuan hidup yang hakiki. Dengan demikian orang yang beriman adalah orang-orang yang beruntung dalam hidupnya. Hal
ini sesuai dengan firman Allah dalam Q.S. al-Baqarah2: 5 “Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka,
dan merekalah orang-orang yang beruntung .”
8. Iman mencegah penyakit, Akhlak tingkah laku, perbuatan fisik
seorang mukmin, atau fungís biologis tubuh manusia mukmin dipengaruhi oleh iman, dalam hal ini iman bisa mengontorol
perbuatan manusia dari hal-hal yang menimbulkan penyakit modern, seperti darah tinggi, diabetes, dan kanker.