Hal-hal Yang Dianjurkan Oleh Islam

4 Peramah, bergaul dengan tidak kaku dan menyenangkan. Firman Allah didalam al- Qur’an “ Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu ” Ali Imran3:159. 5 Sabar, Tidak cepat emosi da lekas marah. Firman Allah didalam al- Qur’an:“ Tetapi orang yag bersabar dan mema’afkan, sesungguhnya perbuatan yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan ” Asyuura42:43. 6 Tenang, tidak gugup betapapun keadaan gawat. Didalam hadis Nabi Muhammad saw. disebutkan “ Tetaplah kamu bersifat tenang Riwayat al-Thabrani dan Baihaqi. 7 Teliti, Berhati-hati, cermat dan rapi. Didalam hadis Nabi Muhammad saw. disebutkan:“Sesungguhnya Allah Ta’ala menyukai bila seseorang mengerjakan suatu pekerjaan dilakukannya dengan teliti “Riwayat Baihaqi, 8 Tegas, terang, nyata dan tidak ragu-ragu. Didalam hadis Nabi Muhammmad saw. disebutkan:”Bila ada keraguan dalam hatimu, tiggalkanlah ” Riwayat Ahmad. 9 Patuh kepada peraturan, suka menurut perintah. Didalam hadis Nabi Muhammad saw. disebutkan :” Dari Anas bin Malik meriwayatkan Rasulullah saw. bersabda: Dengarkanlah dan patuhilah, walaupun dijadikan kepala atasmu seorang budak hitam ”Riwayat Bukahari. 10 Bersih,apik, suci. Firman Allah di dalam al-Qur’an : Allah menyukai orang-orang yang bersih ” al-Taubah9:108. Di dalam hadis Nabi Muhammad saw. disebutkan: Sesungguhnya Allah Ta’ala baik menyukai kebaikan, Ia bersih menyukai kebersihan, ia pemurah menyukai kemurahan, Ia pemberi, menyukai kedermawanan, maka bersihkanlah pakaianmu ” Riwayat Tirmizi. 11 Penyimpan Rahasia, Firman Allah di dalam al-Qur’an: Allah tidak menyukai ucapan buruk yang diucapkan dengan terus terang kecuali orang-orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” al-Nisa’4: 148. Didalam hadis Nabi Muhammad saw. disebutkan : “ Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda: “ Barangsiapa menyimpan rahasia ‘aib temannya Allah menyimpan pula rahasianya di hari qiamat dan barangsiapa yang membukakan rahasia temannya sesama muslim, Allah membukakan pula rahasianya hingga Allah memberi malu di dalam rumah tangganya” Riwayat Ibnu Majah. 12 Dapat dipercaya. Firman Allah di dalam al-Qur’an : “ Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat yang dipikulnya dan janjinya ” al- Mu’minun23: 8. Di dalam hadis Nabi Muhammad saw. disebutkan : “Anas meriwayatkan Rasulullah saw. bersabda:” Tidak ada iman pada orang yang tidak dapat dipercaya, tidak memelihara amanat dan tidak ada agama pada orang yang tidak menepati janji ” Riwayat Ahmad. 13 Bertanggung jawab. Firman Allah di dalam al-Qur’an :” Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. al- Israa’17: 36. Didalam hadis Nabi Muhammad saw. disebutkan: “Sesungguhnya Allah akan memeriksa setiap orang tentang urusan yang dipertanggung jawabkan kepadanya, apakah diurusnya dengan baik atau disia- siakanya, sehingga pertanggung-jawaban terhadap rumah tangga pun akan diperiksa. ” Riwayat an-Nasai.

BAB X PROFESI KEDOKTERAN DALAM ISLAM

Profesi kedokteran adalah salah satu profesi yang sangat mulia, harus berkeyakinan atas kehormatan profesi yaitu dilakukan dengan sungguh- sungguh dan penuh keikhlasan dan menjaga akhlak mulia dalam prilaku dan tindakan-tindakannya sebagai dokter. Dalam etika Kedokteran Melihat bagaimana besarnya amal dan pengabdian yang diberikan oleh dokter dan tenaga para medik. Islam menganjurkan beberapa sifat-sifat yang harus dipunyai oleh seorang dokter antara lain: Iman dan Moral A. Pengertian Iman Kata iman 72 berasal dari kata kerja amina- yu’manu -amanan yang berarti percaya. Oleh karena itu, iman yang berarti percaya menunjuk sikap batin yang terletak dalam hati . Dalam surat al-Baqarah ayat 165 dikatakan bahwa orang yang beriman adalah orang yang amat sangat cinta kepada Allah asyaddu hubban lillah Dalam hadis diriwayatkan Ibn Majah , Atthabrani, iman didefinisikan dengan keyakinan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan amal perbuatan 73 Al-Imanu ‘aqdun bilqalbi waiqrarun billisani wa’amalun bil arkan.. dengan demikian, iman merupakan kesatuan atau keselarasan antara hati, ucapan, dan laku perbuatan serta dapat juga dikatakan sebagai pandangan dan sikap hidup atau gaya hidup. 72 Al-Raghib al-Asfahani, Mufradat Al-Fazh Al- Qur’an, Beirut: Dar al- Samiyyat, 1412 H.1992 M, h.90-91 73 Al-Raghib al-Asfahani, Mufradat Al-Fazh Al- Qur’an. h. 22

B. Wujud Iman

Akidah Islam dalam al- Qur’an disebut iman, Iman bukan hanya berarti percaya, melainkan keyakinan yang mendorong seorang muslim untuk berbuat. Oleh karena itu lapangan iman sangat luas, bahkan mencakup segala sesuatu yang dilakukan seorang muslim yang disebut amal saleh. Akidah Islam atau iman mengikat seorang muslim, sehingga ia terikat dengan segala aturan hukum yang datang dari Islam. Oleh karena itu menjadi seorang muslim berarti meyakini dan melaksanakan segala sesuatu yang diatur dalam ajaran Islam. Seluruh hidupnya didasarkan pada ajaran Islam.

C. Proses Terbentuknya Iman

Pada dasarnya, proses pembentukan iman diawali dengan proses perkenalan, kemudian meningkat menjadi senang atau benci. Mengenal ajaran Allah adalah langkah awal dalam mencapai iman kepada Allah. Jika seorang tidak mengenal ajaran Allah, maka orang tersebut tidak mugkin beriman kepada Allah. Dalam kedaan tertentu, sifat, arah, dan intensitas tingkah laku dapat dipengaruhi melaui campur tangan secara langsung, yaitu dalam bentuk intervensi terhadap intraksi yang terjadi. Dalam hal ini dijelaskan beberapa prinsip dengan mengemukakan implikasi methodologinya, yaitu: 74 1 Prinsip pembentukan iman adalah suatu proses yang penting, terus menerus, dan tidak berkesudahan. Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan orang semakin lama semakin mampu bersikap selektif. Implikasinya ialah diperlukan motivasi sejak kecil dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu penting mengarahkan proses motivasi 74 Syahidin dkk, Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi Umum, Jakarta, 2004, h.15-17.