seseorang di saat yang seperti ini, niscaya Allah akan memberi apa yang diharapkannya dan melindunginya dari apa yang ditakutinya
” HR. Tirmizi. Khusus supaya menjaga pakaian dan tempat sisakit senantiasa bersih
dan suci. Sesuai dengan hadis berikut: “ Abi Sa’id al-Khudri ketika dia menghadapi maut, meminta pakaian yang baik, bersih dan lalu dipakainya,
seraya berkata : saya mendengar Rasulullah bersabda: orang yang mati akan dibangkitkan di hari kiamat dengan pakaian yang dipakainya waktu
meninggal” HR. Abu Daud.
d. Menjaga jangan sampai sisakit terganggu.
15
Dalilnya:” Ubaidillah bin Abdullah meriwayatkan dari Ibnu Abbas: “Ketika Rasulullah saw. dekat wafat di antara hadirin terdapat Umat bin
Khattab beliau bersabda: “ Marilah saya tuliskan buat kamu satu surat wasiat yang kamu tidak akan sesat bila kamu mengikutinya. Umar berkata :
Sesungguhnya Nabi saw. sudah sakit payah sedang kamu sudah mempunyai Qur’an, maka cukuplah qur’an itu buat kita. Ketika itu timbullah pertikaian di
antara hadirin, sebagian mengatakan, dekatkanlah, supaya Nabi saw. dapat menuliskan surat wasiat yang kamu tidak akan sesat bila mengikutinya.
Sebagian menyetujui pendapat Umar. Diwaktu pertengkaran dan perselisihan di antara mereka sudah memuncak, maka Nabi saw. bersabda: Menjauhlah
kamu Seterusnya Ubaidillah meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas berkata:. Adalah suatu kerugian besar terhalangnya Rasulullah saw. menuliskan satu
surat wasiat itu untuk mereka, disebabkan pertengkaran dan perselisihan mereka
” HR. Sahih Bukhari.
e. Adab membacakan surat yasin
Bagi mereka yang berpendapat sunat membaca surah yasin kepada orang sakit yang sedang menghadapi sakaratul maut, alasannya adalah
Rasulullah saw. bersabda: “ Bacakanlah kepada saudaramu yang sedang mengahadapi maut surat yasin
“ HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad dari Ma’qil bin Jasar.
15
Departemen Agama RI. Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Islam untuk Disiplin Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan I, h. 19951996. h.155.
Dalam riwayat Ahmad disebutkan: “ Surat yasin adalah jantung al- Qur’an. Barangsiapa yang membacanya karena maencari keridhaan Allah dan
kampong akhirat, niscaya Allah akan mengampuninya dan oleh karena itu bacakaanlah surat yasin itu kepada saudaramu yng sedang mengahadapi
maut.
C. Fardhu Kifayah Terhadap Jenazah
Mengiring jenazah kekubur, dan mengambil bagian dalam solat jenazah, merupakan kewajiban sebagai hutang budi orang Islam terhadap orang
islam lain, demikin pula mengunjungi orang sakit Bu.23:2 secara teknis, salat jenazah itu pardhu kifayah artinya, cukup jika ini
dilakukan oleh beberapa orang Islam. Kaum wanita tak dilarang mengiring jenazah kekubur, walaupun kehadiran mereka tidaklah dianggap perlu, karena
kaum wanita sangat mudah terharu, sehingga kemungkinan sekali mereka kehilangan keseimbangan karena dukacita. Salat jenazah dapat dilakukan di
mana-mana, di Masjid, dilapangan, bahkan dikuburanpun boleh, asal cukup tempat. Semua orang yang menjalankan solat jenazah harus mengambil
wudhu’. Jenazah harus diletakkan di muka mereka. Imam berdiri di tengah jenazah, baik laki-laki maupun perempuan Bu.23:64. Dan makmum berdiri
dibelakangnya dengan membentuk shaf dan menghadap Qiblat. Biasanya, salat jenazah itu sedikitnya terdiri dari tiga shaf, tetapi Imam Bukhari berpendapat
bahwa boleh saja salat jenazah itu terdiri dari dua atau tiga shaf, atau lebih Bu: 23: 54.
Jika jumlah orang yang mengikuti salat jenazah tidak banyak, maka tak berdosa jika salat jenazah itu terdiri dari satu shaf. Salat jenazah diawali
dengan membaca takbir, sambil mengangkat kedua belah tangan setinggi telinga, seperti salat biasa. Seluruhnya baik imam maupun makmum, membaca
do’a dhikr dengan suara lemah, seperti yang biasa dibaca dalam raka’at pertama salat biasa sesudah takbiratul -ihram,
yaitu do’a istiftah dan surat Fatihah, tanpa ditambah dengan bacaan ayat al-
Qur’an Q: 23: 66. Setelah itu, lalu membaca takbir kedua, tanpa mengangkat tangan
setinggi telinga ; lalu membaca do’a salawat dengan suara lemah. Lalu membaca takbir ketiga, disusul dengan bacaan do’a memohonkan ampun
kepada Allah untuk jenazah yang meninggal. Adapun do’a yang diucapkan