50
interaksinya dengan orang lain dan mengenali elemen sosial dari permainan.
Berdasarkan tujuan pembelajaran tersebut maka disesuaikan dengan kompetensi dasar perkembangan sosial emosional anak kelompok A yaitu
mengungkapkan perasaan dengan kata sifat baik, senang, nakal, baik hati, berani, jelek, dsb, memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya
diri, memahami peraturan dalam suatu kegiatan, bersikap kooperatif dengan teman, mau berbagi, menolong dan membantu teman,
mengekspresikan emosi yag ada senang, sedih, antusias, dsb, dan memiliki perilaku yang mencerminkan kemandirian.
7. Kompetensi Kemampuan Sosial Emosional Anak Usia Dini
Dalam setiap perkembangannya, anak usia dini mempunyai perkembangan yang berbeda pada masing-masing individu. Anak usia
dinidi sekolah dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan berbagai tatananyaitu
keluarga, sekolah
dan teman
sebaya Soemiarti
Padmonodewo, 2005: 27. Selain itu menurut Maria J.Wantah 2005: 52 aspek emosional juga akan turut menyertai proses pertimbangan dan
mempengaruhi seorang anak untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan moral. Oleh karena itu, dalam pembelajaran sosial emosional
untuk anak usia dini memiliki kompetensi kemampuan yang dicapai oleh anak. Kemampuan sosial yang perlu dimiliki anak TK antara lain:
a. Kemampuan dalam menjalin hubungan dengan orang lain
51
Masuknya anak ke dalam dunia TK memberiakn kesempatan berteman dengan anak lain yang sebaya semakin besar. Hal ini
memberikan peluang pada anak untuk lebih melancarkan dan mengingatkan kemampuan berkomunikasinya. Pada usia TK anak
diharapkan dapat menyatakan perasaan-perasaannya melalui kata-kata. Selain itu, anak juga mudah untuk mampu membaca situasi yang
dihadapi. Anak juga mulai dapat memilih teman yang dianggap sesuai dengan keinginnanya, mulai mempunyai teman dekat, dan
menghindari teman-teman yang tidak disukainya. Pada usia ini anak juga sudah mulai dapat bermain dalam kelompok kecil yang menuntut
kebersamaan dan kerjasama, mulai belajar berbagi hal dengan orang lain, belajar menunggu giliran dan lain-lain.
Pengalaman berhubungan bersosialisasi dengan orang lain ini memberikan pelajaran pada anak bahwa ada perilaku-perilaku yang
disukai oleh teman-teman atau gurunya yang menyebabkan ia diterima di lingkungan mereka, dan ia tahu pula bahwa ada perilaku-perilaku
yang tidak disukai temannnya. Dengan pengetahuannya itu anka mulai mengubah perlaku yang negative dan mengembangkan perilaku-
perilaku yang positif agar hubungan dengan orang lain dapat berlangsung dengan baik. Anak semakin mampu mengendalikan
perasaan-perasaannya dan mengikuti aturan-aturan yang ditentukan oleh lingkungannya, untuk dapat mempertahankan hubungan yang
baik dengan orang lain.