Tari tunggal Tari berpasangan Tari kelompok

60 Buku Guru kelas XI SMAMASMKMAK

2. Tari hiburan pribadi

Tari yang berfungsi sebagai hiburan pribadi memiliki ciri gerak yang spontan, dan bergerak untuk kesenangan sendiri. Oleh karena untuk kesenangan sendiri, kadangkala tidak menghiraukan keindahannya. BapakIbu guru dipersilahkan untuk memberikan motivasi kepada siswa untuk mengamati, mendiskusikan, dan menemukan tari hiburan pribadi di lingkungan sendiri atau daerah lainnya, selanjutnya dikembangkan dan diterapkan menjadi tari kreasi baru.

3. Tari penyajian estetis

Tari yang berfungsi sebagai penyajian estetis adalah tari yang disiapkan untuk dipertunjukan. Sudah tentu karena fungsinya untuk pertunjukan, prosesnya melalui latihan berulang serta memiliki kaidah-kaidah yang harus dipertimbangkan. Selain kaidah estetika yang umum seperti wiraga, wirama, dan wirasa, setiap etnis memiliki rasa keindahan yang berbeda. Sebagai contoh estetika tari Sunda klasik terekam dalam istilah: wanda ukuranpostur penari, wirama ketrampilan menari yang sesuai dengan iringannya, wirasa ekspresi menari, sari kedalaman penghayatan, alus harmonisasi. Akan tetapi, tatkala siswa dihadapkan pada tari Jaipongan yang juga dari etnis Sunda, tentu saja kaidah seni pertunjukannya akan berbeda. Dengan demikian guru dipersilahkan memotivasi siswa untuk mencari, membandingkan, dan menganalisis tari. Selanjutnya, menemukan kaidah keindahan tari penyajian estetis yang diamatinya. Kemudian, diterapkan menjadi tari kreasi yang terbarukan.

B. Bentuk Tari

1. Tari tunggal

Tari yang ditampilkan oleh seorang penari dalam menarikan tokoh. Oleh karena menarikan seorang tokoh yang bisa bersumber dari sejarah, cerita wayang, cerita rakyat, legenda dan lain-lain, maka karakter atau perwatakannya harus tampil dengan jelas. Karakter dalam tari terlihat dari volume gerak yang harus dipertahankan selama ditampilkan. Contoh tari Gatotkaca dari cerita wayang Mahabharata adalah seorang kesatria yang gagah. Tari Gatotkaca memiliki volume gerak luas yang ditandai dengan angkatan kaki dan tangan yang terbuka lebar disertai pandangan yang lurus ke depan. Berbeda halnya dengan tokoh Arjuna yang berkarakter halus, maka tarinya memiliki volume gerak sedang dengan pandangan mata menunduk. Dalam hal ini bapakibu guru dipersilahkan memotivasi siswa untuk mengamati dan mengasosiasikan tokoh-tokoh ideal dalam kehidupan nyata untuk diketemukan karakternya dan direpresentasikan ke dalam tari kreasi.

2. Tari berpasangan

Tari yang ditampilkan oleh dua orang penari, atau berpasangan baik laki-laki - perempuan, perempuan - perempuan, atau laki-laki - laki-laki. Prinsip tari berpasangan adalah adanya saling interaksi diantara penari. Saling mengisi dalam gerak dan membuat komposisi yang terencana. Adakalanya tari berpasangan ditampilkan oleh lebih dua orang, yang penting tari tersebut berkonsep dua yang saling mengisi. Contohnya tari Serampang dua belas dari Melayu, walaupun ditarikan secara masal, tetapi konsep dua yang saling mengisi masih terjaga. Dalam hal ini bapakibu guru dipersilahkan memotivasi siswa untuk mengamati dan mendiskusikan tari berpasangan agar bisa dikreasikan kembali sesuai selera estetis siswa. Seni Budaya 61

3. Tari kelompok

Tari yang ditampilkan lebih dari 3 tiga orang penari. Tidak ada ketentuan mutlak jumlah maksimal, contoh tari Saman dari Aceh, tari piring dari Minangkabau, tari Merak dari Jawa Barat, dan lain-lain. Akan tetapi, ada tari yang memiliki ketentuan khusus. Misalnya, pada tari Bedhaya dari Jawa yang ditampilkan oleh 5 orang penari bisa juga 7 atau 9 penari, yang masing-masing penari memiliki peran dan lintasan tari yang sudah baku. Dalam hal ini bapakibu guru memiliki peran sebagai motivator, menstimulus siswa untuk berkreasi tari kelompok.

C. Jenis Tari