Metode Pembelajaran Evaluasi Pembelajaran Pameran Seni Rupa

Seni Budaya 99 • Mak Yong Pattani - berada di Pattani, Yala dan Narathiwat, tiga daerah di selatan hailand yang dahulunya merupakan wilayah Kesultanan Melayu Pattani. • Mak Yong Kelantan - ditemui di negeri Kelantan dan daerah Besut, Terengganu, Malaysia. • Mak Yong Kedah - ditemui di negeri Kedah, Malaysia. • Mak Yong Laut - ditemui di negeri Perlis Malaysia dan wilayah Satun hailand. • Mak Yong Riau - ditemui di Wilayah Riau, Indonesia. • Mak Yong Medan - ditemui di Medan, wilayah Sumatera Utara, Indonesia. • Mak Yong Kalimantan - ditemui di Kalimantan, Indonesia. • Mak Yong Mantang - ditemui di Pulau Mantang, Bintan, Kepulauan Riau, Indonesia. Dalam latihan tradisi Mak Yong, setiap pemain akan diajarkan keseluruhan peranan watak dalam Mak Yong, termasuk raja, permaisuri, bangsawan istana, dan pelawak termasuk para panglima. Mereka turut diajarkan berbagai kisah Mak Yong, termasuk Dewa Muda, Dewa Pecil dan Hijau-hijau Intan Permata. Selain itu, mereka akan belajar sejumlah besar lagu pengiring Mak Yong, termasuk Pak Yong Muda, Sedayung Mak Yong, Sedara Tonggek, Kisah Barat, Barat Cepat, Lagu Kabar ke Pengasuh dan Mengulit. Setelah seorang pelajar telah menguasai semua aspek ini, mereka akan menyelesaikan pengajaran dengan melalui upacara sembah guru sebagai tanda selesainya pembelajaran Mak Yong.

E. Metode Pembelajaran

Guru dapat memilih metode pembelajaran sesuai dengan topik pembahasan. Pada pokok bahasan ini dapat digunakan metode praktik atau demonstrasi, tetapi dapat dikombinasikan dengan metode penemuan. Kedua metode ini bisa saling melengkapi. Siswa selain diberikan secara konseptual melalui metode penjelasan langsung kemudian diwujudkan dalam bentuk praktik dan menemukan sendiri interpretasi terhadap tokoh atau karakter yang dikehendaki sesuai dengan naskah yang dibacanya.

F. Evaluasi Pembelajaran

Guru dapat mengembangkan alat evaluasi sesuai dengan kebutuhan pokok bahasan. Prinsip evaluasi mencakup tiga ranah yaitu kognitif atau pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Pada pembelajaran seni tari hindari evaluasi dengan pilihan ganda. Guru dapat mengembangkan evaluasi pengetahuan dengan model esai atau uraian. Sumber: Kemdikbud Gambar 9.12 setting dengan ornament ukir khas China menambah kesan kuat pada pertunjukan teater 100 Buku Guru kelas XI SMAMASMKMAK buku guru SENI BUDAYA SMAMASMKMAK kelas XI semester 2 Seni Budaya 101

A. Pedoman Pembelajaran

Guru seni budaya memerlukan bekal pengetahuan umum tentang penyelenggaraan pameran seni rupa. Hal itu diperlukan agar dapat dengan bijaksana menjalankan perannya sebagai konsultan, pembimbing, dan fasilitator pameran. Hal-hal yang dikuasai antara lain:

1. Proses perencanaan

Proses perencanaan atau planning adalah bagian dari daur kegiatan manajemen yang terutama berhubungan dengan pengambilan keputusan. Misalnya, menetapkan tujuan pameran, tema pameran, dan memutuskan bagaimana strategi pencapaiannya. Jadi, perlu ditetapkan pentahapan kinerja yang realistik. Sehingga semua yang namanya tercantum dalam kepanitian pameran memiliki persepsi yang sama ketika menjalankan tugas dalam penyelenggaraan pameran seni rupa.

2. Pengorganisasian

Langkah untuk menetapkan, menggolongkan, dan mengatur berbagai macam pola hubungan dan fungsi kegiatan pameran seni rupa yang dijalankan oleh ketua, sekretaris, bendahara, seksi-seksi dalam struktur panitia pameran. Kedudukan dan pembagian tugas harus diserahkan pada orang-orang yang memenuhi kualiikasi keahliannya masing-masing misalnya: orang yang mengurusi lukisan, grais, desain, pengumpulan karya, seleksi, kurasi, katalog, dan pemajangan karya harus diberikan kepada individu yang tepat.

3. Pengarahan

Kedudukan sebagai guru seni budaya, ketua pameran siswa, dan sekretaris siswa dalam kepanitiaan, hendaknya sering memberi masukan-masukan kepada anggotanya, karena hal tersebut dapat meningkatkan prestasi kerja teman-teman. Seorang anggota panitia, sebagaimana halnya manusia pada umumnya, akan merasa senang dengan adanya perhatian, dan perhatian itu dapat meningkatkan kinerja mereka. Ketua perlu memberikan orientasi tugas yang akan dilakukan petunjuk umum dan khusus pelaksanaan tugas kepanitiaan. Ketua, sekretaris, dan bendahara harus berada di tengah-tengah anggotanya, dengan demikian dapat memberikan bimbingan, instruksi, nasehat, dan koreksi jika diperlukan. Hal lain yang penting adalah upaya pelaksanaan sinkronisasi antara tujuan pameran dengan tujuan pribadi dari para anggota panitia. Secara eksplisit para anggota dalam memberikan jasa-jasanya memerlukan beberapa perangsang atau insentif, misalnya, pemberian piagam penghargaan pada acara pembubaran panitia atau pemilihan karya terbaik pada pameran seni rupa yang diselenggarakan.

4. Pengendalian

Sebagai siswa-siswi sekolah menengah atas, setiap pribadi hidup dalam kebersamaan. Dalam hidup bersama, tentu seorang siswa tidak dapat bertindak sesuka hatinya. Norma dan peraturan sekolah sebagai pedoman dasar bagaimana siswa memainkan perannya dan  Bab 1  Ringkasan Buku Siswa  102 Buku Guru kelas XI SMAMASMKMAK bagaimana siswa berhubungan dengan sesamanya, terutama dalam menjalankan perannya dalam kepanitiann pameran. Dengan demikian siswa wajib mengetahui dan mematuhi norma dan nilai-nilai yang berlaku di sekolah dan di masyarakat. Guru seni budaya, ketua panitia, dan guru pembimbing hendaknya memperkenalkan, menganjurkan, membujuk tanpa memaksa, sehingga siswa dapat menyesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai hidup yang berlaku di sekolah dan di masyarakat, khususnya pada pelaksanaan pameran seni rupa. Jadi, karya-karya yang dipamerkan, misalnya, tidak mengandung unsur sara, pornograi, kekerasan, dan hal-hal tabu lainnya. Berdasarkan uraian ini, jelas diperlukan seorang kurator tim kurator yang bertindak tegas dalam pelaksanaan seleksi karya-karya yang akan dipamerkan. Kepala sekolah dan guru seni budaya perlu menyampaikan norma dan nilai-nilai yang harus dihormati di lingkungan sekolah dan di tengah masyarakat.

B. Pameran Seni Rupa

Pada pembelajaran aktivitas penyelenggaraan pameran seni rupa, mencakup manajemen tata pameran, mulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian untuk mencapai target pameran yang baik. Untuk itu guru seni budaya sebaiknya memiliki pengetahuan tentang pembentukan kepanitiaan, dapat memberikan contoh proposal pameran, proses seleksi materi pameran, kurasi pameran, aktivitas diskusi, dan fungsi pameran sebagai penyajian karya seni rupa untuk tujuan apresiatif dan pameran sebagai kegiatan edukatif, yakni melatih kemampuan siswa bekerja sama, berorganisasi, berpikir logis, bekerja efesien, efektif, sehingga tema pameran, sasaran, dan tujuan pameran tercapai dengan baik. Dalam aktivitas penyelenggaraan pameran seni rupa, peran guru adalah sebagai konsultan dan penasehat atau pengarah, agar para siswa-siswi dapat bekerja sama dan berorganisasi untuk mewujudkan suksesnya kegiatan pameran. Dari sudut pandang siswa kegiatan berorganisasi termasuk menyenangkan, karena mereka bergaul langsung dan mendapatkan pengetahuan baru dari sesama teman yang tergabung dalam kepanitiaan. Termasuk dari mitra kerja, kritikus seni, perupa pembicara dalam kegiatan diskusi pada akhir pameran, para donatur atau sponsor, para pendesain, pekriya, dan lain-lain. Dari kerja kolaboratif demikian, dengan sendirinya telah terselenggara suatu prinsip dan suasana belajar yang mengandung nilai-nilai toleransi, saling ketergantungan, kerjasama, dan tenggang rasa untuk mencapai target optimal, dalam arti siswa mampu dan toleran menerima perbedaan, baik dalam perbedaan konsep seni, maupun beda-beda lain dalam kehidupan yang tak terhindarkan. Dengan kata lain, target akhir penyelenggaraan project seharusnya membuat siswa memiliki kedewasaan “wawasan seni” dan “wawasan hidup” yang benar. Khususnya dalam kebersamaan yang harmonis penyelenggaraan kegiatan seni budaya.

C. Pengkajian Seni Rupa