Seni Budaya 97
D. Pengayaan Materi Pembelajaran
Mak Yong adalah seni teater tradisional masyarakat Melayu yang sampai sekarang masih digemari dan sering dipertunjukkan
sebagai drama tari dalam forum internasional. Pada zaman dulu, pertunjukan Mak Yong diadakan orang desa di pematang
sawah selesai panen padi.
Drama tari Mak Yong dipertunjukkan di negara bagian Terengganu, Pattani, Kelantan, dan Kedah. Selain itu, Mak
Yong juga dipentaskan di Kepulauan Riau Indonesia. Di Kepulauan Riau, Mak Yong dibawakan penari yang memakai
topeng, berbeda dengan di Malaysia yang tanpa topeng.
Pertunjukan Mak Yong dibawakan kelompok penari dan pemusik profesional yang menggabungkan berbagai unsur
upacara keagamaan, sandiwara, tari, musik dengan vokal atau instrumental, dan naskah yang sederhana. Tokoh utama pria
dan wanita keduanya dibawakan oleh penari wanita. Tokoh- tokoh lain yang muncul dalam cerita misalnya pelawak, dewa,
jin, pegawai istana, dan binatang. Pertunjukan Mak Yong diiringi alat musik seperti rebab, gendang, dan tetawak.
Istana kerajaan menjadi pelindung seni tari Mak Yong sejak paruh kedua abad ke-19 sampai tahun 1930-an. Jika
raja mendengar ada penari yang pandai apalagi cantik sedang bermain di kampung-kampung, raja langsung memerintahkan
penari tersebut untuk menari di dalam lingkungan istana. Penari yang menari di istana akan ditanggung semua akomodasi
serta kebutuhan hidup, bahkan menerima pinjaman tanah sawah milik raja untuk dikerjakan.
Kemunduran ekonomi kesultanan akibat kedatangan penjajah Inggris di Kelantan menyebabkan pihak kesultanan
tidak bisa lagi menjadi pelindung kelompok pertunjukan Mak Yong. Akibatnya, di awal abad ke-20, tari Mak Yong
mulai berkembang bebas di desa-desa. Pertunjukan Mak Yong tanpa patron pihak kerajaan menyebabkan mutu pertunjukan
semakin merosot, terutama setelah terjadi bencana banjir besar di Kelantan yang terkenal sebagai Banjir Merah tahun 1926
hingga tahun 1950-an. Selain itu, nilai estetika tradisional Mak Yong mulai luntur akibat komersialiasi pertunjukan. Lama
pertunjukan juga diperpendek dari pukul 8:30 malam hingga pukul 11:00 malam. Selesai pertunjukan Mak Yong, diteruskan
acara joget bersama. Penonton naik ke atas panggung untuk menari bersama penari Mak Yong. Alat musik Mak Yong
juga diganti dengan biola dan akordion untuk memainkan lagu dan berjoget.
Sumber: Kemdikbud Gambar 9.5 efek cahaya juga
dapat membantu karakter pemain teater
Sumber: Kemdikbud Gambar 9.6 karakter dapat
dibangun melalui bantuan efek cahaya pada pementasan teater
Sumber: Kemdikbud Gambar 9.7 membangun
karakter berbeda setiap pemain memerlukan pemikiran khusus di
dalam menuangkan pada naskah teater
Sumber: Kemdikbud Gambar 9.8 pencahayaan
pada pertunjukan teater dapat membentuk karakter teater
98 Buku Guru kelas XI SMAMASMKMAK
Di pihak kelompok Mak Yong, nilai moral penari juga mulai merosot. Tidak jarang terdengar kisah-kisah sumbang yang terjadi antara kalangan penari dengan penonton selepas
pertunjukan. Keluarga penari Mak Yong juga menjadi berantakan, perceraian menyebabkan anak-anak menjadi telantar. Penari Mak Yong malah banyak
yang bangga dengan jumlah suami yang dimiliki. Publik mempertanyakan nilai moral di kalangan penari, sehingga citra
penari Mak Yong makin merosot. Keadaan ini membuat citra kesenian Mak Yong semakin hancur.
Pada akhir tahun 1960-an, kelompok tari Mak Yong sudah tidak bisa dijumpai lagi. Orang yang berniat mempelajari tari
Mak Yong juga tidak ada. Kebudayaan barat yang melanda masyarakat Malaysia makin menenggelamkan kesenian Mak
Yong. Kalau ada pun pertunjukan Mak Yong yang diadakan pada peristiwa penting seperti Hari Keputeraan Sultan,
pertunjukan hanya dikerumuni orang-orangtua.
Kelompok Seri Temenggung merupakan pelopor tari Mak Yong generasi ketiga yang berusaha menghidupkan kembali
tari dan nyanyian asli seperti pertunjukan Mak Yong generasi pertama. Kelompok tari Seri Temenggung masih relatif baru
dengan guru-guru yang berasal dari generasi pertama penari Mak Yong.
Mak Yong berkembang di Indonesia melalui Riau, Lingga, yang pernah menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Johor.
Perbedaan dengan Mak Yong di Kelantan yang tidak menggunakan topeng, Mak Yong di Batam dan Bintan
menggunakan topeng untuk sebagian karakter dayang raja, puteri, penjahat, setan, dan semangat, sama seperti yang
dipraktikan di Nara Yala. Pada akhir abad lalu, Mak Yong bukan saja menjadi pertunjukan harian, tetapi juga sebagai
adat istiadat raja memerintah. Mak Yong juga digunakan untuk merawat orang yang sakit. Praktik ini tidak lagi
dipraktikan termasuk pula di Indonesia. Orang terakhir yang mempraktikan Mak Yong untuk merawat pasien adalah Tuk
Atan di Bintan dan Pak Basri di Batam, keduanya telah meninggal. Bagaimana pun, Mak Yong masih dipersembahkan
dengan adat istiadat di panggung. Mantra yang dilakukan diwariskan dari seseorang kepada pewarisnya. Sekarang di Batam dan Bintan, praktisi Mak Yong merupakan generasi ketiga
dan telah ada hampir selama 150 tahun dan menghadapi ancaman kepunahan. Indonesia telah mengambil langkah memelihara Mak Yong dengan melancarkan program merekam
tradisi ini dengan bantuan Persatuan Tradisi Lisan dan membantu para praktisi Mak Yong melanjutkan pertunjukan mereka dengan bantuan peralatan dan pakaian.
Ada 8 jenis pertunjukan Mak Yong yang pernah ada. Setiap jenis persembahan Mak Yong ini memiliki sedikit perbedaan yang membedakan di antara satu dengan yang lain. Jenis-jenis
Mak Yong tersebut adalah:
Sumber: Kemdikbud Gambar 9.9 9 properti seperti
tempat tidur dapat menambah karakter lebih kuat
Sumber: Kemdikbud Gambar 9.10 boneka wayang
dapat pula menggantikan karakter dari tokoh
Sumber: Kemdikbud Gambar 9.11 menyanyi sambal
menari dapat memperkuat pertunjukan teater
Seni Budaya 99
• Mak Yong Pattani - berada di Pattani, Yala dan Narathiwat, tiga daerah di selatan hailand yang dahulunya merupakan
wilayah Kesultanan Melayu Pattani. • Mak Yong Kelantan - ditemui di negeri Kelantan dan
daerah Besut, Terengganu, Malaysia. • Mak Yong Kedah - ditemui di negeri Kedah, Malaysia.
• Mak Yong Laut - ditemui di negeri Perlis Malaysia dan wilayah Satun hailand.
• Mak Yong Riau - ditemui di Wilayah Riau, Indonesia. • Mak Yong Medan - ditemui di Medan, wilayah Sumatera
Utara, Indonesia. • Mak Yong Kalimantan - ditemui di Kalimantan, Indonesia.
• Mak Yong Mantang - ditemui di Pulau Mantang, Bintan, Kepulauan Riau, Indonesia. Dalam latihan tradisi Mak Yong, setiap pemain akan diajarkan keseluruhan peranan watak
dalam Mak Yong, termasuk raja, permaisuri, bangsawan istana, dan pelawak termasuk para panglima. Mereka turut diajarkan berbagai kisah Mak Yong, termasuk Dewa Muda, Dewa
Pecil dan Hijau-hijau Intan Permata. Selain itu, mereka akan belajar sejumlah besar lagu pengiring Mak Yong, termasuk Pak Yong Muda, Sedayung Mak Yong, Sedara Tonggek, Kisah
Barat, Barat Cepat, Lagu Kabar ke Pengasuh dan Mengulit. Setelah seorang pelajar telah menguasai semua aspek ini, mereka akan menyelesaikan pengajaran dengan melalui upacara
sembah guru sebagai tanda selesainya pembelajaran Mak Yong.
E. Metode Pembelajaran