Materi Pembelajaran senibudaya kurtilas xi bukuguru rev2017 terampilmatematika blogspot com

82 Buku Guru kelas XI SMAMASMKMAK

3. Kegiatan Penutup

Guru dapat melakukan evaluasi dan releksi pada setiap pertemuan. Kegiatan evaluasi dan refleksi menekankan pada tiga aspek yaitu pengetahuan yang telah diperoleh, menghubungkan sikap dengan materi pembelajaran, dan kemampuan psikomotorik atau keahlian dalam praktek teater.

B. Materi Pembelajaran

Apabila kita ingin menulis naskah drama, maka pertama- tama kita memilh tema terlebih dahulu, tema ini bisa berasal dari pengalaman hidup atau bisa juga dari berbagai hal yang pernah kita lihat atau kita baca yang kemudian merangsang daya cipta kita. Kemudian, daya cipta kita menghidupkannya lalu menuangkannya dalam sebuah cerita. Terciptalah gambaran cerita dalam pikiran kita. Gambaran cerita ini masih merupakan bahan dasar yang memerlukan pendalaman dan penyimpulan, sehingga kita berhasil merumuskan intisari cerita itu. Rumusan dari intisari cerita itu disebut premise. Dengan memilih tema dan menentukan premise sebagai dasar gagasan, kita akan menemukan pola cerita, ke arah mana cerita akan kita tulis dalam bentuk naskah. Jadi, premise merupakan titik tolak. Misalnya, tema dari naskah yang kita tulis bercerita tentang kesombongan, cinta, atau remaja. Jadi, kita jabarkan sebagai premise: “Cinta pada keluarga adalah segala-galanya”, “Kesombongan akan berujung pada musibah”, “Remaja harapan bangsa”. Menulis naskah drama memang agak kompleks. Kita harus mengerti plot atau alur cerita, struktur dramatik, penokohan, dan setting peristiwa. Plot ialah sesuatu yang menghubungkan antara peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita yang rapat pertaliannya dengan gerak laku lahiriah dan batiniah watak-watak dalam cerita. Setiap peristiwa dan gerak laku itu dari awal hingga akhir adalah didasarkan kepada hukum sebab akibat. Plot tidak hanya mengemukakan apa yang terjadi, tetapi yang penting ialah mengapa hal itu terjadi. Dalam hal ini, setiap peristiwa selalu saling berhubungan dan hubungan itu diadakan oleh faktor-faktor sebab akibat. Dalam membina plot harus ada kesatuan yang bertolak daripada peristiwa-peristiwa atau bagian-bagian yang saling berhubungan. Dengan demikian, dalam sebuah cerita akan bertemu dengan suatu sebab yang menimbulkan akibat. Jika hubungan itu tidak meyakinkan, kesatuan akan longgar dan cerita tidak akan menarik perhatian lagi. Pergerakan peristiwa haruslah logis, sehingga dapat membentuk satu kesatuan yang dapat menimbulkan kesan yang hidup. Permulaan plot dikenal sebagai eksposisi yang layaknya menjadi bagian untuk memperkenalkan watak-watak itu, terjadi peristiwa, dan timbullah konlik seperti konlik batin yang terjadi dalam diri tokoh atau pertikaian lahir antara manusia dengan alam, dengan masyarakat atau dengan nasibnya. Peristiwa bergerak dan berkembang membawa kepada peringkat kedua, yaitu pertengahan cerita yang dikenal sebagai komplikasi. Pada pertikaian ini, diperlihatkan konlik menjadi semakin rumit dan harus dihadapi oleh tokoh-tokoh Sumber: Kemdikbud Gambar 9.1 setiap karakter dapat ditampilkan melalui acting setiap pemain Sumber: Kemdikbud Gambar 9.2 mengembangkan karakter pada tokoh teater terkadang rumit karena saling jalin menjalin dengan tokoh lain Seni Budaya 83 melalui prosesnya menuju kepada kestabilan. Pertentangan itu menuju kepada klimaks. Pada klimaks inilah tercapainya konsentrasi yang maksimal. Dari sini urutan cerita menuju kepada peleraian, walaupun kadang-kadang dalam setengah cerita, klimaks sekaligus merupakan pengakhiran cerita. Dalam pembinaan plot, unsur ketegangan juga merupakan salah satu unsur yang penting. Ini dapat merangsang rasa ingin tahu pembaca tentang peristiwa yang akan terjadi selanjutnya. Ternyata komposisi yang menarik ialah hadirnya unsur-unsur ketegangan. Dengan adanya unsur-unsur yang membina plot seperti eksposisi, konlik, komplikasi, klimaks, peleraian dan penyelesaian, plot dapat dikatakan sebagai satu “struktur cerita” atau bisa juga disebut sebagai “jalan cerita” bagaimana sebuah cerita itu dirangkai dari satu peristiwa kepada peristiwa yang lain bagi sebuah naskah drama. Adanya kesinambungan peristiwa itu, lahirlah cerita yang bermula dan berakhir. Antara awal dan akhir itulah terlaksananya plot. Sementara, eksposisipermulaan, konlik, klimaks, resolusi dan konklusi adalah apa yang disebut dengan struktur dramatik. Menentukan penokohan dari watak-watak yang ada dalam naskah; seperti memerinci usia watak, keluarga watak, latar belakang pendidikan watak, lingkungan kehidupan watak, kepribadian watak, perkawinan watak, dan lain-lain. Kemudian yang dimaksud dengan setting peristiwa adalah tempat dimana kejadian atau peristiwa itu berlangsung.Tentang gaya bahasa bisa sangat bervariasi. Kita bisa menggunakan bahasa sehari-hari atau bisa juga menggunakan bahasa dengan dialek Aceh, Batak, Minang, Sunda, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Dayak, Banjar, Minahasa, Toraja, Bugis, Makassar, Ternate, Ambon, Papua. Bisa berbentuk prosa liris atau puisi.

C. Berlatih Membaca Naskah Teater