8 Buku Guru kelas XI SMAMASMKMAK
A. Pendekatan Saintiik
Pendekatan Saintiik merupakan teknik pembelajaran untuk merangsang siswa lebih aktif mencari dan meneliti sendiri permasalahan kesenirupaan. Baik ketika berapresiasi, berkreasi,
bereksperimen, berdesain, berpameran, maupun aktivitas mengevaluasi karya seni rupa. Ini berarti, aspek pengetahuan dan keterampilan siswa bukan hasil mengingat seperangkat
fakta, akan tetapi adalah hasil penemuannya sendiri. Untuk itu, guru Seni Budaya perlu merancang siklus pembelajaran dari mengamati, menanya, mencoba, menalar dan menyajikan
hasil belajar saintiik.
Dalam pendekatan saintiik asumsi dibangun berdasarkan data dan fakta. Artinya, setiap kesimpulan akhir yang diperoleh dalam pemecahan suatu masalah, misalnya, menafsirkan
makna suatu lukisan, semuanya dapat dipertanggungjawabkan melalui deskripsi dan analisis gejala rupa lukisan itu sendiri.
B. Model Pembelajaran
Dalam konteks pendidikan seni rupa, metode pembelajaran ini, berarti proses pembelajaran yang memungkinkan siswa menghayati dan akhirnya dapat merasakan serta menerapkan cara
memperoleh pengetahuan kesenirupaan. Suatu proses yang memungkinkan tertanamnya sikap ilmiah, sikap ingin tahu dan selanjutnya menimbulkan rasa mampu untuk selalu mencari jawab
atas masalah seni rupa yang dihadapi secara ilmiah. Sasaran akhir metode ini ialah, lahirnya satu generasi yang mampu mendukung perkembangan ilmu pengetahuan seni rupa, teknik
artistik seni rupa, dan nilai-nilai seni rupa yang berkualitas sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan pada umumnya. Proses pembelajaran ini memerlukan
tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, pendidik yang profesional, sistem evaluasi yang berkelanjutan, komprehensif, objektif, dan suasana sekolah yang demokratis. Jika hal
itu terpenuhi, maka siswa akan sampai pada tingkat “kesenangan menemukan” dari proses belajar yang ditempuhnya. Contoh sederhana misalnya: Merumuskan masalah Apresiasi Seni.
“Bagaimanakah proses penemuan makna seni dalam kegiatan apresiasi seni?” Mengamati lukisan; “Apa sajakah yang diamati ketika berapresiasi seni lukis?” Menganalisis dan menyajikan
hasil apresiasi seni dalam bentuk tulisan, gambar, bagan, tabel dan lain-lain. Menyajikan hasil kegiatan apresiasi seni di kelas mendiskusikannya dengan teman sekelas yang dipandu oleh
guru Seni Budaya.
Discovery Learning adalah metode pembelajaran seni rupa murni, desain dan kriya yang berbasis penemuan, yakni pembelajaran pengetahuan baru yang dilakukan dan ditemukan
sendiri oleh siswa. Artinya, bukan pengetahuan teoritik yang diberikan oleh guru dalam bentuk inal untuk dihafal. Dalam hal ini, siswa atas upaya sendiri menemukan konsep-konsep
dan prinsip misalnya hakikat seni rupa murni, seni lukis, desain, kriya dan lainnya melalui pengamatan, penggolongan, pendugaan, penjelasan, dan kesimpulannya sendiri.
Bab 2
Metode Pembelajaran
Seni Budaya 9
C. Model Berbasis Proyek