Tulisan tentang Kritik Musik

130 Buku Guru kelas XI SMAMASMKMAK Tulisan untuk pendidikan dan pembelajaran ini sangat berguna bagi yang gemar mempelajari seni musik tidak hanya dari sisi keterampilan berseninya. Orang yang berminat menelaah seni musik dari sisi ilmu pengetahuannya sangat tertolong membaca tulisan tentang seni musik ini.

2. Tulisan tentang Sejarah Musik

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sejarah musik diartikan sebagai pengetahuan yang mencakupi uraian deskriptif tentang musik dalam masyarakat, riwayat seniman, riwayat pendidikan musik, sejarah notasi, kritik, perbandingan gaya, dan perkembangan musik. Tidak hanya dari sisi perkembangan seni musik saja, tulisan sejarah seni musik juga memuat peristiwa pengaruh-mempengaruhi antara seni musik dari satu masyarakat dan masyarakat lainnya.

3. Tulisan Jurnalisme Musik

Tulisan jurnalisme musik adalah tulisan yang berisi ulasan seni musik, khususnya pertunjukan musik atau peristiwa musik yang lain. Sebagaimana tulisan jurnalisme pada umumnya, tulisan jurnalisme musik juga dimaksudkan untuk penyampaian informasi kepada khalayak tentang suatu berita. Jadi, tulisan jurnalisme musik juga menonjolkan tersampaikannya informasi tentang pertunjukan musik kepada khalayak. Prinsip-prinsip tulisan jurnalisme musik sama dengan tulisan jurnalisme pada umumnya. Tulisan haruslah aktual dan faktual, bukan iktif. Tulisan juga harus objektif. Tulisan dibangun dengan gaya deduktif atau piramida terbalik. Yang penting didahulukan dan rinciannya dikemudiankan. Isi tulisan juga harus memuat 5 W + 1 H, yakni what, who, when, where, why, dan how. a. Resensi Resensi adalah tulisan yang berisi ulasan karya seni musik yang siap dilepas ke masyarakat. Biasanya berisi pertimbangan tentang perlunya masyarakat menikmati karya seni musik tersebut, tetapi berbeda dengan kritik, resensi lebih kepada melontarkan ajakan kepada khalayak untuk menikmati karya seni musik tersebut. b. Review Review adalah tulisan jurnalisme yang berisi ulasan tentang unsur-unsur seni musik, penciptanya, penyajinya, garapannya, dan penampilannya. Biasanya review disajikan setelah sebuah pagelaran musik dilaksanakan. Berikut contoh tulisan jurnalisme musik.

4. Tulisan tentang Kritik Musik

Musik merupakan seni pertunjukan. Keindahan musik dapat dinikmati baik secara langsung maupun melalui hasil rekaman. Oleh penyajinya, diharapkan dapat memenuhi rasa keindahan bagi pendengarnya. Oleh karena itu, sebelum pertunjukan berlangsung, mereka berlatih intensif. Tujuannya agar musik tersajikan dengan baik dan indah. Namun demikian, tujuan tersebut tidak dapat tercapai. Keindahan dan respon dari penonton yang diharapkan tidak didapatkan. Hal ini tentu dapat menimbulkan kekecewaan baik bagi seniman maupun bagi pendengar atau penonton. Pada acara kontes pencarian bakat menyanyi yang sering tampil di media televisi, seperti AFI, Indonesia Idol, X Factor, KDI, penampilan seorang penyanyi selalu dikomentari oleh para juri. Komentar yang disampaikan juri ada yang bersifat pujian dan ada pula yang bersifat celaan. Ada pula komentar yang bersifat teknis, seperti pitch control, tempo, dinamik, penghayatan interpretasi, atau pembawaan ekspresi, bahkan penampilan. Pernyataan-pernyataan tersebut pada hakikatnya juga merupakan penilaian atas performa sang penyanyi. Seni Budaya 131 Tentu pengetahuan, pengalaman dan penguasaan keterampilan, serta perasaan musikal yang dimiliki para juri mendasari penilaian tersebut. Dengan kata lain, pernyataan-pernyataan tersebut merupakan bagian dari kritik. Akan tetapi, sebenarnya kritik musik bukan hanya komentar sesaat seusai pertunjukan tetapi suatu ulasan mendalam dan luas guna memberi pemahaman atas karya. Tujuannya menjembatani karya musik dan pelakunya dengan masyarakat pendengar sehingga terbangun suatu pemahaman atas nilai-nilai keindahan estetika. Dalam seni musik minimal terdapat tiga komponen penunjang kegiatan, yaitu penciptaan atau kekaryaan seniman, apresiasi atas penikmatanpenghargaan khalayak penonton dan kritikus, dan karya seni sebagai produk dan proses. PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 1. Pembelajaran Strategi pembelajaran Seni Budaya salah satunya menggunakan pendekatan saintiik yang meliputi aktivitas 5 M yang meliputi: a. mengamati, melihat, membaca, mendengar, dan menyimak, b. menanya dengan mengajukan pertanyaan dari yang bersifat faktual sampai ke yang bersifat hipotesis, c. mengumpulkan informasi melalui pengumpulan data, penentuan data dan sumber data, d. menalarmengasosiasi dengan menganalisis dan menyimpulkan, dan e. mengomunikasikan konsep baik secara lisan dan tulisan. Aktivitas tersebut bukan langkah pembelajaran sehingga tidak selalu dan tidak harus dilaksanakan secara berurutan dan sekaligus pada satu kali pertemuan. Guru dapat menggunakan pendekatan lain disesuaikan dengan karakteristik materi yang diajarkan, di antaranya menggunakan discovery learning, problem based learning, experience learning, project based learning, serta pendekatannya lainnya dengan tetap berorientasi pada kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas siswa. Pembelajaran untuk KD ini lebih tepat menggunakan model pembelajaran experience learning atau project based learning berbasis pada penugasan untuk menyusun laporan hasil pengamatan atau hasil kajian terhadap pertunjukan musik barat, baik pentas live langsung atau rekaman tidak langsung. Pada prinsipnya pembelajaran seni budaya menekankan pada aktivitas berkarya dan berapresiasi seni, baik di sekolah maupun di luar sekolah seperti di sanggar, studio, atau tempat lain. Pembelajaran tetap memperhatikan aspek keselamatan kerja, kebersihan lingkungan, serta pemeliharaan sumber belajar. Pembelajaran sikap dilakukan secara tidak langsung, artinya penanaman sikap melebur dalam proses pembelajaran pengetahuan dan keterampilan. Dalam pembelajaran berkarya seni guru diharapkan dapat berperan secara aktif melakukan aktivitas berkarya bersama-sama siswa. Untuk memenuhi prinsip bahwa materi pembelajaran Seni Budaya disesuaikan dengan kebutuhan daerah dan kebutuhan siswa, maka pembelajaran yang berkaitan dengan budaya asing seyogyanya mendapat perhatian guru. Kebutuhan daerah bertujuan agar kebudayaan daerah dapat dilestarikan dan dikembangkan melalui materi Seni Budaya. Kebutuhan siswa untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang seni tertentu. Oleh karena itu, 132 Buku Guru kelas XI SMAMASMKMAK pembelajaran KD ini perlu diolah agar siswa dapat mengaitkan kompetensinya sebagai inspirasi untuk meningkatkan kemampuan dalam mengembangkan potensi daerah, seperti potensi pariwisata dan meningkatkan kemampuan berwirausaha di bidang seni musik khususnya. Meskipun membahas KD “Membuat Tulisan tentang Musik Barat”, kontekstualitas pembelajaran tetap harus dijaga. Pemilihan karya musik barat yang akan dibahas dalam tulisan siswa haruslah tetap didasarkan pada norma-norma hukum, sosial, susila, dan kearifan lokal lingkungan siswa dan sekolah. Perbedaan kultur asing dan Indonesia wajib dijembatani dengan cara siswa diberikan batasan dalam menentukan karya musik yang akan dibahas. Alangkah baiknya jika guru sudah menentukan tema lagu atau latar belakang kreatif karya musik yang boleh dibahas. Bagaimanapun, guru harus mampu menjaga agar tidak terjadi benturan norma dan budaya dalam proses pembelajaran. Alangkah baiknya jika pemilihan bahan kajian untuk KD ini justru makin memperkaya khazanah budaya dan membangkitkan semangat cinta kepada kebudayaan sendiri, khususnya untuk kelangsungan hidup dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat yang disesuaikan dengan arah perkembangan daerah serta potensi daerah yang bersangkutan. Sejalan dengan karakteristik pendidikan abad 21 yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, pembelajaran KD ini seyogyanya juga memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media dan sumber belajar. Pemanfaatan TIK mendorong siswa dalam mengembangkan kreativitas dan berinovasi serta meningkatkan pemahaman dan pengetahuan seni budaya. Pembelajaran seni budaya memanfaatkan berbagai sumber belajar seperti buku teks yang tersedia dalam bentuk buku guru dan buku siswa. Sesuai dengan karakteristik Kurikulum 2013, buku teks bukan satu-satunya sumber belajar. Guru dapat menggunakan buku pengayaan atau referensi lainnya dan mengembangkan bahan ajar sendiri seperti LKS Lembar Kerja Siswa. Dalam pembelajaran seni budaya, LKS bukan hanya kumpulan soal, tetapi dapat berbentuk panduan berkarya seni, langkah-langkah kritik dan apresiasi serta aktivitas belajar lainnya.

2. Penilaian