Pengertian Seni Peran Materi Pembelajaran

70 Buku Guru kelas XI SMAMASMKMAK

3. Kegiatan Penutup

Guru dapat melakukan evaluasi dan releksi pada setiap pertemuan. Kegiatan evaluasi dan refleksi menekankan pada tiga aspek yaitu pengetahuan yang telah diperoleh, menghubungkan sikap dengan materi pembelajaran, dan kemampuan psikomotorik atau keahlian dalam praktik teater.

B. Materi Pembelajaran

1. Pengertian Seni Peran

Teori tentang akting telah banyak ditulis, tetapi pada intinya akting adalah tingkah laku yang dilakukan oleh seseorang aktor untuk meyakinkan orang lain, agar orang lain itu yakin pada yang dilakukannya. Jadi, jelaslah bahwa akting bukanlah tingkahlaku biasa yang secara wajar dilakukan oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari. Akting adalah tingkah laku yang secara sadar dilakukan oleh seseorang aktor untuk bisa meyakinkan orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari, yang dilakukan oleh seorang penipu terhadap korbannya dengan cara yang meyakinkan, sehingga korbannya tertipu, pada hakekatnya, itu juga akting. Akan tetapi akting semacam itu tidak disukai. Akting di dalam sebuah kegiatan kesenian tidak hanya dituntut untuk bisa meyakinkan orang saja, tetapi orang yang diyakinkan itu menyukainya, di sinilah letak peranan akting di dalam kesenian. Seorang pelukis bekerja dengan kanvas, cat, dan kuas. Seorang pematung bekerja dengan kayu, batu, gips, dan besi. Seorang sastrawan bekerja dengan pena dan kertas. Sedangkan aktor melalui peragaan alat-alat tubuhnya, mencakup roh dan jiwa yang diekspresikan dalam tindak perbuatan dan tingkah laku yang aktif. Oleh karena itu, agar alat-alat tubuhnya mampu berekspresi dengan baik maka aktor harus menjalani jenjang-jenjang pemahiran, pelenturan, pemekaan, dan penangkasan atas alat-alat akting tersebut. Jenjang-jenjang itu adalah latihan-latihan dasar yang merupakan tahap perdana sebelum latihan-latihan dengan naskah yang mengurai peran dengan berbagai sifat, tabiat karakter, perangai, dan perilaku. Di bawah ini ada beberapa contoh latihan olah suara dan olah tubuh. Dalam pekerjaan sehari-hari seorang aktor, ia akan berhadapan dengan berbagai masalah yang menyangkut suara dan tubuhnya. Berbagai perasaan yang berkecamuk dibatin tokoh yang diperankannya, dan harus mampu dilahirkan melalui suara dan tubuhnya. Kondisi- kondisi badaniah yang dihadapi tokoh harus mampu dikemukakan dengan memanfaatkan Sumber: Kemdikbud Gambar 8.1 seni peran memiliki peran penting pada pertunjukan teater Sumber: Kemdikbud Gambar 8.2 kemampuan mengolah rasa dapat ditunjukkan melalui ekspresi wajah Sumber: Kemdikbud Gambar 8.3 seni peran pada teater memerlukan kerja secara kolektif Seni Budaya 71 suara dan tubuhnya. Melalui suara dan tubuhnyalah seorang aktor berkomunikasi. Ia harus mampu bercerita dengan suara dan tubuhnya yang terdiri dari bagian-bagian. Ceritanya ini harus dapat meyakinkan orang lain. Banyak yang dituntut dari segi suara dan isik. Sebanyak tuntutan yang ada dari segi kejiwaannya. Bagi seorang aktor teater, kondisi suara dan isik yang prima menjadi syarat mutlak. Ia tidak perlu bersuara merdu bagai biduan dan berbadan bagai seorang binaragawan, atau ratu kecantikan. Tidak perlu baginya untuk bersuara alto atau sopran, atau berpotongan tubuh bagaikan seorang pesenam. Suara boleh biasa-biasa saja dan tubuhnya boleh berbentuk bagaimana saja, sesuai kebutuhan tokoh yang diperankan. Ia bisa bersuara cempreng, bertubuh kurus tinggi, pendek gemuk, besar tegap atau sedang- sedang saja dan berbagai bentuk suara serta tubuh yang dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, dari dirinya dibutuhkan kesiapan yang mutlak. Sebaiknya suara dan tubuhnya siap pakai dalam kondisi seperti apapun juga. Kelenturan suara dan tubuh, keluwesan gerak, kemampuan untuk berpasif dengan seluruh tubuhnya, atau kesanggupan untuk bersikap tak melawan dan berbagai sikap serta perbuatan lainnya harus mampu dilahirkannya. Semua ini harus logis, jelas, dan tegas. Oleh sebab itu, dirinya dituntut untuk senantiasa melatih suara dan tubuhnya. Salah satu usaha untuk itu ialah latihan olah suara dan latihan olah tubuh. Kemudian kita bertanya, dapatkah suara dan tubuh diolah? Kalau seorang aktor mau melihat pada suara dan tubuhnya sebagaimana seorang seniman keramik melihat tanah liat maka dapatlah ia mengolah suara dan tubuhnya. Sebagaimana seniman keramik, menyiapkan adonan tanah liat yang diaduk-aduknya dan diremas-remas sebelum membentuk benda yang ingin dibuatnya. Demikian pula sikap aktor terhadap suaranya dan tubuhnya.

2. Olah Suara