Tipe Narasi Studi Naratif

IPS SMP KK H 61 1 Studi biografis adalah satu bentuk studi naratif yang penelitinya menulis dan merekam pengalaman dan kehidupan orang lain. Gambar 5. Contoh hasil dari Studi Biografi 2 Studi auto-etnografi ditulis dan direkam oleh individu yang menjadi subjek penelitian. Hal tersebut mendefinisikan auto-etnografi sebagai ide dan beragam lapisan kesadaran, diri yang rentan, dan yang koheren, kritik-diri dalam konteks sosial, perorangan terhadap diskursus yang dominan. Gambar 6. Contoh hasil dari Studi Auto Etnografi 3 Studi Sejarah kehidupan menggambarkan kehidupan seseorang secara utuh, sementara itu cerita pengalaman pribadi adalah studi naratif tentang pengalaman pribadi seseorang yang terjadi dalam satu atau beberapa episode, situasi pribadi, atau cerita rakyat. 62 Gambar 7. Hasil penelitian Studi Sejarah Kehidupan 4 Studi Sejarah tutur atau sejarah lisan adalah pengumpulan refleksi pribadi tentang peristiwa dan sebabefeknya terhadap satu atau beberapa individu. Gambar 8. Hasil penelitian Studi Sejarah Lisan 5 Studi naratif memiliki fokus kontekstual yang spesifik, misalnya cerita yang dituturkan oleh para pengajar atau anak-anak di kelas atau cerita yang dituturkan tentang organisasi. Narasi mungkin dapat dipandu oleh kerangka penafsiran.

c. Prosedur Pelaksanaan Studi Naratif

Clandinin dan Connelly 2000, Carter 1993. Riessman 2008, Creswell 2014 menjelaskan bahwa panduan prosedural umum pelaksanaan studi narasi antara lain; 1 Menentukan apakah problem atau pertanyaan risetnya sudah cocok untuk riset naratif. Riset naratif sangat sesuai untuk menangkap cerita atau pengalaman hidup yang terperinci dan seorang individu tunggal. IPS SMP KK H 63 2 Memilih satu atau lebih individu yang memiliki cerita atau pengalaman hidup yang unik. 3 Mempertimbangkan bagaimana pengumpulan data dan perekamannya dapat dilakukan dalam beragam cara sesuai dengan kreatifitas dan masalahnya. 4 Mengumpulkan informasi tentang konteks dari cerita yang diungkap pekerjaan mereka, rumah tempat tinggal mereka, kebudayaan, konteks ruang dan waktu. 5 Menganalisis cerita dari para partisipaninforman kunci. Peneliti dapat mengambil peran aktif dan menyusun kembali restory cerita tersebut ke dalam kerangka yang bermakna. Satu aspek penting dari kronologi adalah cerita itu memiliki permulaan, pertengahan, dan akhir. 6 Berkolaborasi dengan para partisipaninforman kunci secara aktif dengan dikap saling menghormati.

2. Studi Fenomenologis

Studi fenomenologis mendeskripsikan pemaknaan umum dari sejumlah individu terhadap berbagai pengalaman hidup terkait dengan konsep atau fenomena. Para fenomenolog memfokuskan untuk mendeskripsikan apa yang samaumum dari semua partisipan ketika mereka mengalami fenomena misal; dukacita yang dialami secara universal. Tujuan utama dari fenomenologi adalah untuk mereduksi pengalaman individu pada fenomena menjadi deskripsi tentang esensi atau intisari universal pemahaman tentang sifat yang khas dari sesuatu Manen 1990, Moustakas 1994, Rulam 2014, Creswell 2014. Pengalaman manusia ini dapat berupa fenomena, antara lain; insomnia, kesendirian, kemarahan, dukacita, pengalaman operasi. Peneliti mengumpulkan data dari individu yang telah mengalami fenomena tersebut. Deskripsi ini terdiri dari apa yang mereka alami dan bagaimana mereka mengalaminya. Studi fenomenologi memiliki komponen filosofis yang kuat. Tokoh-tokoh studi fenomenologi antara lain; Edmund Husserl, Heidegger, Sartre, Merleau-Ponty