Prosedur Pelaksanaan Studi Fenomenologis

IPS SMP KK H 67 3 Penting untuk memahami pengalaman yang sama ini dalam rangka mengembangkan praktik atau kebijakan, atau untuk mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang ciri-ciri dan fenomena tersebut. 4 Fenomena yang menarik untuk dipelajari misalnya, kemarahan, profesionalisme, apa yang dimaksud dengan kurang berat badan underweight, fenomena seperti pengalaman dalam belajar, mengendarai sepeda, atau permulaan sebagai ayah. 5 Peneliti mengenali dan menentukan asumsi filosofis yang luas dan fenomenologi. Misalnya, seseorang dapat menulis tentang kombinasi dan realitas objektif dari pengalaman individual. Pengalaman hidup ini lebih lanjut bersifat sadar dan diarahkan pada objek. Untuk dapat mendeskripsikan secara penuh bagaimana para partisipan melihat fenomena tersebut, para peneliti harus menyingkirkan, sejauh mungkin, pengalaman mereka. 6 Data dikumpulkan dari individu yang telah mengalami fenomena tersebut. Sering kali pengumpulan data dalam studi fenomenologis dilakukan melalui wawancara yang mendalam dengan para partisipan. 7 Para partisipan diberi dua pertanyaan umum yaitu, “ Apakah yang telah Anda alami terkait dengan fenomena tersebut?”, dan “Konteks atau situasi apakah yang biasanya memengaruhi pengalaman Anda dengan fenomena tersebut?” 8 Deskripsi struktural dan tekstural tersebut, peneliti kemudian menulis dengan jujur seluruh deskripsi gabungan yang mempresentasikan esensi dan fenomena, disebut struktur invarian esensial. Terutama, bagian ini berfokus pada pengalaman yang sama dari para partisipan. Contohnya, bahwa semua pengalaman memiliki struktur dasar dukacita itu semuanya sama, baik yang dicintai itu sebuah boneka, seekor burung, atau seorang anak. 68 Gambar 9. Hasil dari Penelitian Fenomenologi

3. Riset Grounded Theory

Tujuan dari studi grounded theory adalah untuk bergerak ke luar dari deskripsi dan untuk memunculkan atau menemukan teori, penjelasan teoretis gabungan bagi proses atau aksi Corbin Strauss, 2007, Creswell 2014, Kaelan 2012. Ide penting adalah pengembangan teori tidak muncul dengan sendirinya, tetapi dimunculkan atau didasarkan pada data dan para partisipan yang telah mengalami proses. Maka dari itu, grounded theory merupakan desain riset kualitatif yang penelitinya memunculkan penjelasan umum teori tentang proses, aksi, atau interaksi yang dibentuk oleh pandangan dan sejumlah besar partisipan. Desain kualitatif ini dikembangkan dalam sosiologi pada 1967 oleh dua orang peneiiti, Barney Glaser dan Anseim Strauss, yang merasa bahwa teori-teori yang digunakan dalam riset sering kali kurang cocok untuk para partisipan dalam studi. Mereka menjabarkan ide-ide mereka melalui beberapa buku Corbin Strauss, 2007; Giaser, 1978; Glaser Strauss, 1967; Strauss, 1987; Strauss Corbin, 1998; Creswell, 2014; Kaelan, 2012. Berbeda dengan orientasi teoretis sosiologi, para teoretisi grounded theory berpandangan bahwa teori harus didasarkan pada data dari lapangan. Maka dari itu, grounded theory disediakan untuk memunculkan teori lengkap dengan diagram dan hipotesis tentang aksi, interaksi, atau proses dengan saling menghubungkan kategori informasi berdasarkan pada data yang dikumpulkan dari individu informan kunci. Perspektif grounded theory yang mutakhir adalah dari Clarke 2005, Clarke mengemukakan bahwa situasi sosial harus membentuk satuan IPS SMP KK H 69 analisis dalam grounded theory. Tiga corak sosiologis dapat berguna dalam menganalisis situasi yaitu; kerangka situasional, kerangka dunia sosialarena, dan kerangka kartografis posisional untuk mengumpulkan dan menganalisis data kualitatif. Clarke lebih lanjut mengembangkan grounded theory setelah peralihan postmodem Clarke, 2005; Creswell, 2014; Kaelan, 2012 dan bersandar pada berbagai perspektif postmodern yaitu, watak politis dan penelitian dari penafsiran, refleksivitas dari para peneliti, pengakuan tentang permasalahan dalam menyajikan informasi, persoalan tentang legitimasi dan otoritas, dan pereposisian peneliti dengan meninggalkan prinsip analis serba tahu menuju prinsip partisipan yang diakui.

a. Ciri Utama Grounded Theory

Ada beberapa ciri utama dari grounded theory yang mungkin terdapat dalam penelitian kualitatif antara lain; 1 Peneliti memfokuskan pada proses atau aksi yang memiliki tahapan atau fase khas yang terjadi sepanjang waktu. 2 Peneliti berusaha untuk berkreasi mengembangkan teori tentang proses atau aksi tertentu. Ada banyak definisi tentang teori yang terdapat dalam literatur, tetapi secara umum, teori adalah suatu penjelasan tentang sesuatu atau pemahaman yang dikembangkan oleh peneliti. Penjelasan atau pemahaman ini menyatu dalam grounded theory. Kategori teoretis yang dirangkai untuk memperlihatkan bagaimana mereka bekerja. 3 Memoing menjadi bagian dan pengembangan teori ketika peneliti menuliskan ide berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan dianalisis. Dalam memo ini, ide tersebut berusaha untuk merumuskan proses yang sedang dilihat oleh peneliti dan untuk menggambar aliran dari proses ini. 4 Bentuk utama dan pengumpulan data sering kali adalah wawancara yang penelitinya secara konstan membandingkan data yang dikumpulkan dari para partisipan dengan ide tentang teori baru. Prosesnya adalah peneliti harus memiliki daya juang yang tinggi karena harus pergi bolak-balik di antara para partisipan, mengumpulkan wawancara baru, dan kemudian kembali pada teori baru tersebut untuk mengisi kesenjangan dan untuk menjabarkan bagaimana prosesnya bekerja.