Analisis dan Penyajian Data Grounded Theory
92
Grounded theory menyediakan prosedur untuk mengembangkan kategori informasi coding terbuka, saling menghubungkan tegori coding selektif, dan
mengakhirinya dengan serangkain proposisi teoretis. Fase coding terbuka, peneliti mempelajari teks secara cermat dan tekun
transkrip, catatan lapangan, dokumen untuk kategori formasi yang menonjol yang didukung oleh teks tersebut. Mengunakan pendekatan komparatif
konstan, peneliti berusaha menjenuhkan kategori, untuk mencari contoh yang menyajikan kategori tersebut dan terus mengamati dan mewawancarai hingga
informasi baru yang diperoleh tersebut tidak menyediakan pemahaman lebih lanjut ke dalam kategori itu. Kategori ini tersusun dari sub-sub kategori, yang
disebut properti, yang menyajikan beragam perspektif tentang kategori tersebut. Properti, pada gilirannya, didimensionalisasi dan disajikan sebagai
kontinum. Secara keseluruhan ini adalah proses mereduksi database menjadi serangkaian kecil tema atau kategori yang mencirikan proses aksi yang sedang
diteliti dalam studi grounded theory. Ketika serangkaian awal kategori telah dikembangkan, peneliti mengidentifikasi
kategori tunggal dan daftar coding terbuka bagai fenomena sentralnya. Kategori coding terbuka yang dipilih untuk tujuan ini adalah kategori yang banyak
dibahas oleh partisipan atau kategori yang memiliki daya tarik konsep tertentu karena kategori tersebut tampak sentral pada proses yang sedang dipelajari
dalam grounded theory. b. Coding aksial.
Secara spesifik, peneliti terlibat dalam proses pengodean. Yang disebut coding aksial di mana database tersebut diulas atau data baru dikumpulkan untuk
menyediakan pengetahuan tentang kategori coding spesifik yang berkaitan dengan atau menjelaskan fenomena sentral.
c. Coding selektif. Informasi dari fase coding kemudian dikategorganisasikan ke dalam bagan,
paradigma pengodean, yang menampilkan model teoretis dari proses yang sedang diteliti. Dalam cara ini, teori akan dibentuk. Dan teori tersebut, peneliti
IPS SMP KK H
93
membuat proposisi atau hipotesis atau pernyataan yang saling
menghubungkan kategori dalam paradigma coding. Kategori ini disebut coding selektif.
Terakhir, pada level analisis yang paling luas, peneliti dapat menciptakan matriks kondisional. Matriks ini merupakan alat bantu analitis. Atau diagram
yang membantu peneliti memvisualisasikan beragam kondisi dan konsekuensi misalnya, masyarakat, dunia yang terkait dengan fenomena sentral Strauss
Corbin, 1990, Denzin, 2009. Satu kunci untuk memahami perbedaan pada analisis data grounded theory
adalah dengan mendengar kenyataannya: hindari memaksakan kerangka. Charmaz menekankan proses baru dalam pembentukan teori langkah
analisisnya dimulai dengan fase awal pengodean masing- masing kata, baru, atau segmen data. Pada tahap awal ini, kode awal tersebut ditangani secara
analitis untuk memahami proses dan kategori teoretis yang lebih besar. Fase awal diikuti dengan coding terfokus, menggunakan kode awal untuk bergerak
melalui banyak data, menganalisis sintesis dan penjelasan yang lebih luas. Dia tidak mendukung prosedur formal coding aksial dari Strauss dan Corbin
1998, Creswell 2014, Denzin 2009 yang mengorganisasikan menjadi kondisi, aksiinteraksi, konsekuensi, dan seterunya. Akan tetapi, Charmaz
2006 juga mempelajari kategori dan mengembangkan hubungan di antara kategori tersebut. Penggunaan coding teoretis, yang pertama kali
dikembangkan oleh Glaser 1978. Tahap ini melibatkan penentuan hubungan yang mungkin antara kategori berdasarkan pada kelompok coding a priori
misalnya, sebab, konteks, pengurutan. Tetapi, Charmaz 2006 kemudian mengatakan bahwa kode teoretis perlu menemukan jalanya ke dalam grounded
theory. Teori yang muncul tersebut, menurut Charmaz, menekankan pemahaman daripada penjelasan. Teori itu memiliki beragam realitas yang
bersifat baru; hubungan dan fakta dan nilai; informasi sementara; dan narasi tentang kehidupan sosial sebagai proses. Teori itu dapat disajikan sebagai
bagan atau sebagai narasi yang menyatukan pengalaman dan memperlihatkan keragaman makna.