Prinsip dan Karakteristik PTK

134 Hopkin dalam Supardi 2005 menyebutkan sedikitnya ada 6 prinsip dasar dalam melaksanakan PTK yaitu; 1 Guru hendaknya memiliki komitmen dalam mengupayakan perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran secara terus menerus. 2 Peneliti merupakan bagian integral dari pembelajaran, sehingga tahapan penelitian planning, action, observation, evaluation, reflection. 3 Kegiatan penelitian merupakan bagian integral dari pembelajaran yang diselenggarakan dengan kaidah ilmiah. 4 Masalah yang hendak dipecahkan adalah masalah pembelajaran yang riil dan kejadian nyata yang berlangsung dalam konteks pembelajaran yang sesungguhnya. 5 Konsistensi sikap dan kepedulian dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran hendaknya tumbuh dari dalam motivasi intrinsik guru karena kualitas pembelajaran tidak dapat dilakukan sambil lalu tetapi menuntut perencanaan dan pelaksanaan yang sungguh-sungguh. Selanjutnya, Sukarnyana 2000 menjabarkan prinsip dasar pelaksanaan PTK seperti berikut: 1 Dilaksanakan untuk memecahkan masalah yang benar-benar dihadapi guru dalam proses pembelajaran di kelasnya. 2 Pelaksanaan PTK tidak boleh mengganggu tugas pokok guru sebagai pendidik yaitu kegiatan mengajar, melatih, dan membimbing. 3 Pengumpulan data dalam PTK tidak boleh terlalu banyak menyita waktu 4 Metodologi yang digunakan dalam PTK harus tepat dan terpercaya sehingga guru memiliki peluang untuk memformulasikan hipotesis tindakan yang tepat dan mengembangkan strategi yang dapat diterapkan di kelasnya. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, dapat ditemukan karakteristik PTK seperti; 1 Merupakan intervensi skala kecil yang dilakukan oleh guru dalam upaya menyempurnakan proses pembelajaran yang dia laksanakan. Untuk keperluan itu, guru perlu membaca buku, jurnal ilmiah, laporan hasil penelitian, dan kepustakaan lain yang erat hubungannya dengan masalah IPS SMP KK H 135 yang hendak dipecahkan, sehingga yang bersangkutan memiliki landasan teori atau pijakan konseptual. 2 Dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran. 3 Dilaksanakan atas dasar masalah yang benar-benar dihadapi guru dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga masalah yang ingin dipecahkan bukan berasal dari orang lain. 4 Dilakukan oleh guru sebagai praktisi atau sebagi pendidik dan pengajar, bukan sebagai peneliti ahli. Jelas sekali bahwa sebagai pendidik, guru tidak harus meninggalkan kelas untuk melaksanakan PTK tetapi dia dapat kolaborasi dengan orang lain sesuai dengan sifat kolaboratif. 5 Dilaksanakan dengan serangkaian langkah yang bersifat a spiral of steps, yaitu daur kegiatan yang dimulai dari 1 perencanaan planning, dilanjutkan dengan 2 tindakan action, diteruskan dengan 3 pengamatan yang sistematis terhadap pelaksanaan tindakan observation kemudian diikuti 4 refleksi reflection untuk menentukan rekomendasi tindakan berikutnya, seterusnya diadakan 5 perencanaan tindakan berikutnya replanning jika diperlukan karena tindakan sebelumnya belum mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

3. Penyusunan Penelitian Tindakan Kelas

PTK, seperti penelitian umumnya, juga menentukan metodologi yang dikenal dengan istilah langkah-langkah dan prosedur tertentu seperti; a mengidentifikasi masalah, b melakukan analisis masalah, c merumuskan masalah, d merumuskan hipotesis tindakan, e menetapkan rancangan penelitian, dan f melaksanakan tindakan. Berikut adalah beberapa aspek peting dalam penyusunan proposal dan laporan PTK. Langkah pertama sebelum PTK dilaksanakan adalah mengidentifikasi dan merumuskan masalah dengan jelas. Penentuan masalah sangat disarankan melalui kegiatan diskusi kolegial untuk mengidentifikasi masalah yang ada. Dalam diskusi dapat juga dirumuskan alternatif solusi yang dapat ditawarkan untuk mengatasi masalah yang terjadi. Alternatif solusi juga dapat didapatkan dari hasil kajian empiris penelitian dengan karakteristik yang hampir sama. 136 Tidak ada kasus atau kecil kemungkinan terjadi lebih dari satu kali dalam PTK. Karakter penelitian ini merupakan studi kasus, jadi yang dapat didiskusikan adalah saran dari penelitian yang sudah dilakukan sebagai tinjauan empiris. Langkah kedua, penentuan dan penjabaran rencana tindakan. Rencana tindakan yang didiskusikan dengan kolega dituliskan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Sebelum membuat RPP peneliti bersama kolega mengkaji studi empiris yang pernah dilakukan untuk memperkuat dasar dari tindakan yang dilakukan. Hasil dari kajian tersebut dijabarkan dalam kajian pustaka. Setelah menghasilkan kajian pustaka rencana dijabarkan pada bagian selanjutnya dengan diawali penjelasan tentang latar lokasi pelaksanaan tindakan. Rencana tindakan berisi; a. Perencanaan Plan Menjelaskan secara singkat tentang tindakan yang sudah direncanakan dan metode yang digunakan, untuk penjelasan RPP lebih rinci dilampirkan pada bagian akhir proposal. Pada beberapa versi penulis menjelaskan secara rinci mengenai RPP yang sudah disusun. b. Pelaksanaan Action Menjelaskan kapan tindakan pertama dilakukan, di mana tindakan pertama dilakukan, dan siapa yang menjadi objeknya. c. Observasi Menjelaskan apa saja yang diukur dan alat pengukuran yang digunakan. Penjelasan mengenai jumlah observer yang melakukan pengukuran juga dapat dicantumkan dalam bagian ini. d. Refleksi Menjelaskan bahwa hasil dari tindakan pertama akan menjadi bahan pertimbangan untuk tindakan berikutnya. Untuk PTK minimal tindakan dilakukan dua kali dengan alasan; 1 Validitas dari PTK yang masih dipertanyakan oleh beberapa pembaca jika menampilkan hasil 1 tindakan. 2 Peneliti belum bisa melakukan generalisasi tentang tindakan yang dilakukan jika hanya 1 kali tindakan.