Mengapa Penelitian Kualitatif Uraian Materi
Kegiatan Pembelajaran 1
20
Menurut Collin 1997, Denzin 2009, Fatchan 2011 perdebatan dua kubu kuantitatif dan kualitatif itu pada saat ini masih terus berlangsung. Perdebatan
itu sebenanya tidak perlu terjadi. Karena kedua paradigmanya memang berbeda. Menurut beberapa ahli perbedaan itu disebabkan oleh beberapa hal
antara lain; 1. Kedua pola pendekatan tersebut berangkat dari pandangan filsafat yang
berlainan. 2. Kedua pola pendekatan tersebut berangkat dari pandangan dan
realitas sosial yang berbeda. 3. Keduanya berangkat dari paradigma yang tidak sama
4. Keduanya berangkat dari etimologi dan epistimologi yang berbeda. Lebih jelasnya perbedaan kedua pendekatan penelitian tersebut terdapat
pada tabel berikut. Tabel 3. Perbedaan Penelitian Kuantitatif dengan Penelitian Kualitatif
Unsur Pembeda Ilmiah Kuantitatif
Alamiah Kualitatif
1. Instrumen Alat fisik pengumpul data
angket, kuesioner Orang peneliti sendiri
2. Proses pengumpulan dan analisis data
Data terkumpul keseluruhan baru diadakan analisis
Selama pengumpulan data dilakukan analisis
secara jalin-menjalin 3. Desain
Pasti dan ketat Fleksibel dan berkembang
4. Gaya Intervensi
Seleksi 5. Latar
Ilmiah laboratorium atau lapangan
Alamiah 6. Perlakuan
Stabil Bervariasi
7. Satuan kajian Variabel
Individu, kelompok, kawasan, gejala, pola
Pada kondisi yang demikian itu, beberapa ahli pendekatan kualitatif memberikan uraian yang realistis terhadap keberadaan kedua pendekatan
tersebut. Contohnya Ritzer, Azevedo, Collin, serta Bogdan dan Biklen, Azevedo, dalam Fatchan, 2011 memberikan uraian realistis berdasarkan
PS SMP KK H
21
atas histori dan filosofi perkembangan ilmu pengetahuan yang ada. Penjelasan tersebut antara lain;
1. Pendekatan dalam suatu penelitian sebaiknya lebih ditujukan pada bagaimana mengeliminir kesalahan persepsi pada kedua macam
pendekatan, yakni pendekatan kuantitatif atau kualitatif. Salah satu caranya dengan jalan mengkaji alur sejarah dan perkembangan penelitian
kuantitatif dan kualitatif itu sendiri, tentang bagaimana proses terjadinya. 2. Kajian itu pada akhirnya diharapkan menuju pada ditunjukkannya
rasionalitas dan empirisme serta rasionalitas pada masing-masing pendekatan, kuantitatif atau kualitatif
3. Pada perkembangan terakhir; pendekatan ilmiah untuk mengkaji tentang ilmu-ilmu sosial dan humaniora tampak ke arah pendekatan kualitatif.
Karena pada pendekatan ini apabila digunakan dalam penelitian di bidang ilmu sosial dan humaniora akan dapat mengungkap suatu fenomena
sesuai dengan realitas sosial yang sebenarnya dan lebih dari itu mampu mengungkap makna yang ada dibalik fenomena atau noumena.
Penelitian kualitatif telah lama diperkenalkan oleh para ahlinya. Namun demikian, sebagian diantara para peneliti kualitatif merupakan paradigma
baru dalam khasanah ilmu pengetahuan. Penelitian kualitatif sebenarnya telah lama digunakan oleh para ahli sosiologi dari Chicago School, yakni pada
tahun 1910 sampai dengan tahun 1940 Sutrisno, 1996. Pendekatan yang digunakan berupa metode atau teknik observasi partisipasi. Para sosiolog di
Chicago School tersebut melakukan studi tentang masalah- masalah sosial seperti kehidupan perkotaan, kenakalan remaja, serta kehidupan imigran.
Sampai dengan tahun 1940-an dapat dikatakan bahwa setiap sosiolog dan antropolog dapat dipastikan mengenal metode atau teknik observasi
partisipasi, wawancara mendalam in-depth interview. Lebih lanjut, antara tahun 1940 dan 1960 perkembangannya mengalami kesurutan, dan setelah
tahun 1960-an penelitian kualitatif kembali memperoleh perhatian dari para ahli ilmu sosial. Tampilan di awal tahun 1960-an tersebut tampak lebih
mantap, sehingga muncul beberapa karya ilmiah yang sangat berbobot atas hasil metode kualitatif. Hal tersebut karena berkat jasa para ahli ilmu sosial
Kegiatan Pembelajaran 1
22
yang secara serius menulis dasar filsafat dan metodologi kualitatif. Sehingga muncul beberapa jurnal ilmiah terkenal seperti kehidupan perkotaan Urban
Life dan sosiologi kualitatif Qualitative Sociology yang secara khusus bertujuan untuk mengembangkan dan memasyarakatkan metodologi
penelitian kualitatif di kalangan ahli ilmu sosial. Menurut Kirk dan Miller 1986, Denzin 2009, Denzin 2009, Fatchan
2011, Creswell 2014 penelitian kualitatif bermula dari suatu pengamatan yang bersifat kualitatif yang mencatat segala gejala yang terjadi dalam alam
dan kehidupan manusia secara alamiah. Gejala-gejala itu tidak direkam dengan angka-angka, tetapi dengan kata-kata atau kalimat. Dan di dalamnya
berupaya mengungkap segala yang ada dibalik gejala yang ditampakkan oleh kaitan antara alam dan manusia dan antara manusia dengan manusia. Misal
dalam suatu hasil pembangunan tidak hanya angka-angka keberhasilan dan kegagalan, tetapi lebih dari itu mengungkap makna apa yang terjadi dibalik
keberhasilan dan kegagalan pembangunan. Selanjutnya tahun 1970-an Denzin, 2009, Fatchan 2011, Creswell 2014
para ahli ilmu sosial yang berkecimpung dalam upaya pembangunan di negara-negara berkembang, sangat tertarik dengan adanya permasalahan
bahwa teori-teori pembangunan maupun metode yang digunakan untuk perencanaan dan pelaksanaan pembangunan tidak dapat mengatasi
permasalahan di negara-negara tersebut. Para pengamat melihat bahwa masalah utama kemacetan adalah, karena metode dan teori yang digunakan
oleh para perencana pembangunan hanya melihat rakyat sebagai objek pembangunan top down. Karena dalam perencanaan dan pelaksanaannya
tidak melibatkan masyarakat. Dengan adanya permasalahan semacam itu, maka dilakukan upaya pendekatan partisipatif yang mengikut sertakan
masyarakat, dengan kata lain, memperlakukan peserta pembangunan sebagai subjek pelaku bukan sebagai objek pembangunan saja.
PS SMP KK H
23