158
e. Model Robert Mager
Desain pembelajaran menurut Robert Mager sangat pasti dan jelas dikemukakan, yaitu berupa rumusan Tujuan Instruksional Khusus TIK. Robert
Mager mengungkapkan perumusan TIK secara tertulis dan diinformasikan kepada pendidik dan peserta didik, sehingga keduanya mempunyai pengertian
yang sama tentang apa yang tercamtum dalam TIK. TIK tersebut mengandung satu pengertian atau tidak mungkin ditafsirkan dalam pengertian yang lain.
Perumusan TIK merupakan titik permulaan yang sesungguhnya dari proses desain pembelajaran, sedangkan proses sebelumnya merupakan tahap
pendahuluan untuk menghasilkan TIK. Tujuan dari TIK tersebut merupakan satu-satunya dasar dalam menyusun kisi-kisi tes. Dalam TIK, penentuan isi
pelajaran disesuaikan dengan apa yang akan dicapai.
f. Model PPSI Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional
Langkah-langkah pengembangan dan pelaksanaan dalam model PPSI mirip dengan langkah-langkah pengembangan dalam model Banathy. Ada 5 langkah
pokok dalam PPSI, yaitu: 1 Merumuskan tujuan instruksional, dalam hal ini TIK Tujuan Instruksional Khusus 2 Menyusun alat evaluasi 3 Menentukan
kegiatan belajar dan materi pelajaran 4 Merencanakan program kegiatan 5 Melaksanakan program
Secara garis besar, model pengembangan PPSI mengikuti pola dan siklus pengembangan yang mencakup hal-hal sebagai berikut: 1 perumusan tujuan
2 pengembangan alat evaluasi 3 kegiatan belajar 4 pengembangan program kegiatan 5 pelaksanaan pengembangan.
Perumusan tujuan menjadi dasar bagi penentuan alat evaluasi pembelajaran dan rumusan kegiatan belajar. Rumusan kegiatan belajar lebih lanjut menjadi
dasar pengembangan program kegiatan, yang selanjutnya adalah pelaksanaan pengembangan. Hasil pelaksanaan tentunya dievaluasi, dan selanjutnya hasil
evaluasi digunakan untuk merevisi pengembangan program kegiatan, rumusan kegiatan belajar, dan alat evaluasi.
IPS SMP KK H
159
g. Model Kemp
Desain pembelajaran menurut Kemp 1977, atau yang disebut desain pembelajaran, terdiri dari 8 langkah, yaitu: 1 Menentukan tujuan instruksional
umum TIU. 2 Membuat analisis tentang karakteristik siswa 3 Menentukan tujuan instruksional secara spesifik, operasional dan terukur 4 Menentukan
materi atau bahan pelajaran yang sesuai dengan TIK. 5 Menetapkan penjagaan awal pre-assessment 6 Menentukan strategi belajar-mengajar
yang sesuai 7 Mengkoordinasikan sarana penunjang yang diperlukan 8 Mengadakan evaluasi.
Model ini juga mengarahkan pengembang desain pembelajaran untuk melihat karakteristik para siswa serta menentukan tujuan-tujuan belajar yang tepat.
Langkah berikutnya adalah spesifikasi pelajaran dan mengembangkan pretest dari tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya adalah menetapkan
strategi dan langkah-langkah dalam kegiatan belajar mengajar serta sumber- sumber belajar yang akan digunakan. Selanjutnya, materiisi content
kemudian di evaluasi atas dasar tujuan-tujuan yang telah dirumuskan. Langkah berikutnya adalah melakukan identifikasi dan revisi didasarkan atas hasil-hasil
evaluasi. Desain pembelajaran yang dikembangkan oleh Kemp juga terdiri dari sepuluh langkah yaitu:
1 Penentuan tujuan instruksional umum TIU, yaitu tujuan yang ditetapkan menurut masing-masing pokok bahasa
2 Menganalisis karakteristik siswa, yaitu dalam analisis ini memuat hal-hal yang berkenaan dengan latar belakang pendidikan siswa, sosial budaya
yang memungkinkan dapat mengikuti program kegiatan belajar, serta langkah-langkah apa yang perlu ditetapkan.
3 Menentukan tujuan instruksional khusus TIK, yakni tujuan yang ditetapkan secara operasional, spesifik dan dapat diukur. Dengan demikian siswa dapat
mengetahui apa yang akan mereka lakukan, bagaimana melakukannya dan apa ukuran yang digunakan bahwa mereka dapat mencapai tujuan belajar
tersebut. 4 Menentukan materi pelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksional
khusus yang telah ditetapkan.