Ciri Utama Grounded Theory

70 5 Analisis data dapat distrukturkan dan mengikuti pola pengembangan kategori terbuka, memilih satu kategori untuk menjadi fokus dari teori tersebut, dan kemudian memerinci kategori tambahan coding aksial untuk membentuk model teoretis. Perpotongan dari kategori tersebut menjadi teori disebut coding selektif. Teori ini dapat disajikan sebagai diagram, sebagai proposisi atau hipotesis, atau sebagai pembahasan. Analisis data dapat saja tidak terstruktur dan didasarkan pada pengembangan teori dengan menyusun makna implisit dan kategori.

b. Prosedur Pelaksanaan Grounded Theory

Peneliti perlu memulai dengan menentukan apakah grounded theory paling cocok untuk mempelajari problem risetnya. Grounded theory adalah desain yang baik untuk digunakan ketika tidak didapatkan teori untuk menjelaskan atau memahami proses Corbin Strauss, 2007, Creswell 2014, Kaelan 2012. Pada praktiknya, teori mungkin dibutuhkan untuk menjelaskan bagaimana masyarakat mengalami fenomena, dan grounded theory yang dikembangkan oleh peneliti akan menyediakan kerangka umum semacam itu. Pertanyaan riset yang diajukan oleh peneliti kepada para partisipan akan diarahkan untuk memahami bagaimana individu mengalami proses tersebut dan mengidentifikasi tahap dalam proses tersebut, “Apa prosesnya?” dan “Bagaimana hal itu terungkap?”. Setelah dimulai dengan mengeksplorasi persoalan ini, peneliti kemudian beralih pada para partisipan dan mengajukan pertanyaan yang lebih detail yang akan membantu membentuk tahap coding aksial. Apakah yang memengaruhi atau menyebabkan fenomena ini terjadi kondisi kausal Apa sajakah strategi yang digunakan selama proses tersebut strategi Apa efek yang terjadi konsekuensi. Pertanyaan ini biasanya ditanyakan dalam wawancara, meskipun bentuk data yang lain mungkin juga dikumpulkan, misalnya pengamatan, dokumen, dan bahan audiovisual. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi untuk dapat sepenuhnya mengembangkan atau menjenuhkan modelnya. Analisis data berlangsung secara bertahap. Dalam coding terbuka, peneliti membentuk kategori informasi tentang fenomena yang sedang dipelajari dengan mensegmentasi informasi. Pada masing-masing kategori, peneliti IPS SMP KK H 71 menemukan beberapa sifat properties, atau subkategori, dan mencari data untuk didimensionalisasi, atau memperlihatkan kemungkinan ekstrem pada kontinum dan sifat properties tersebut. Coding aksial, peneliti menyusun data dalam cara baru setelah coding terbuka. Dalam pendekatan terstruktur ini, peneliti menyajikan paradigma coding atau diagram. Penelitinya mengidentifikasi fenomena sentral yaitu, kategori sentral tentang fenomena tersebut, mengeksplorasi kondisi kausal yaitu, kategori dan kondisi yang memengaruhi fenonomena tersebut, menentukan strategi yaitu, aksi atau interaksi yang hasilkan dan fenomena sentral, mengidentifikasi konteks dan pengganggu yaitu, kondisi yang sempit maupun luas yang mengaruhi strategi, dan menggambarkan konsekuensi dan fenomena iain. Proses coding selektif, peneliti dapat menulis alur cerita yang menghubungkan beberapa kategori. Atau, proposisi atau hipotesis dapat ditentukan yang menyatakan hubungan yang diprediksi. Gambar 10. Contoh hasil dari Penelitian Grounded Theory Karena tujuan akhir penelitian Grounded Theory ialah untuk menghasilkan teori berdasarkan data, maka terdapat tiga langkah penting untuk menghasilkan teori tersebut, yaitu: 1 Konseptualisasi adalah langkah memahami data secara jeli untuk melahirkan konsep. Caranya, semua data dibaca dengan cermat untuk diperoleh kata-kata kunci. Dari kata-kata kunci akan diperoleh label secara konseptual. Misalnya, konsep tentang “kepemimpinan”, “etos kerja”, “idealisme”, “reward and punishment” dan sebagainya. 2 Kategorisasi konsep. Jika konsep berangkat dari pelabelan data dari kata- kata kunci, maka kategorisasi adalah tahap mengumpulkan konsep-konsep