Analisis Data Fenomenologis Uraian Materi

IPS SMP KK H 91 Riemen 1986 Moustakas 1994, Giorgi 2009, Creswell 2014, Denzin 2009 membahas bagaimana para peneliti membaca untuk memaknai data dengan tekun. Baik secara keseluruhannya, menentukan satuan-satuan makna, mentransformasi ekspresi dari para partisipan informan kunci menjadi ekspresi yang sensitif secara psikologis. Kemudian menulis deskripsi tentang “esensi” fenomena tersebut. Van Manen 1990, Creswell 2014, Denzin 2009 memberikan penekanan pada bagaimana usaha memperoleh pemahaman tentang tema dengan bertanya, apa? Proses tersebut dimulai dengan memahami keseluruhan teks pendekatan pembacaan holistik, mencari pernyataan atau frasa pendekatan seleksi atau penyorotan, dan mempelajari setiap kalimat pendekatan detail atau baris perbaris. Memahami empat panduan refleksi juga penting yaitu; Ruang yang dirasakan oleh individu misalnya, bank modern, pasar tradisional, sekolah yang maju. Kehadiran fisik atau jasmani misalnya, terlihat seperti apakah seseorang yang dang jatuh cinta, orang yang sedang sedih, orang yang sedang marah. Waktu misainya, dimensi dan masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Hubungan dengan orang lain misalnya, diekspresikan melalui jabat tangan, mengucapkan kata salam. Mengnalisis data untuk tema menggunakan beragam pendekatan untuk mempelajari informasi, dan memikirkan panduan refleksi untuk menghasilkan struktur makna yang eksplisit dari pengalaman hidup partisipan informan kunci.

3. Analisis dan Penyajian Data Grounded Theory

Serupa dengan fenomenologi, grounded theory menggunakan prosedur analisis yang detail. Menurut Strauss dan Corbin 1990, Denzin 2009 Grounded theory terdiri dari tiga fase pengodean yaitu; a. Coding terbuka. 92 Grounded theory menyediakan prosedur untuk mengembangkan kategori informasi coding terbuka, saling menghubungkan tegori coding selektif, dan mengakhirinya dengan serangkain proposisi teoretis. Fase coding terbuka, peneliti mempelajari teks secara cermat dan tekun transkrip, catatan lapangan, dokumen untuk kategori formasi yang menonjol yang didukung oleh teks tersebut. Mengunakan pendekatan komparatif konstan, peneliti berusaha menjenuhkan kategori, untuk mencari contoh yang menyajikan kategori tersebut dan terus mengamati dan mewawancarai hingga informasi baru yang diperoleh tersebut tidak menyediakan pemahaman lebih lanjut ke dalam kategori itu. Kategori ini tersusun dari sub-sub kategori, yang disebut properti, yang menyajikan beragam perspektif tentang kategori tersebut. Properti, pada gilirannya, didimensionalisasi dan disajikan sebagai kontinum. Secara keseluruhan ini adalah proses mereduksi database menjadi serangkaian kecil tema atau kategori yang mencirikan proses aksi yang sedang diteliti dalam studi grounded theory. Ketika serangkaian awal kategori telah dikembangkan, peneliti mengidentifikasi kategori tunggal dan daftar coding terbuka bagai fenomena sentralnya. Kategori coding terbuka yang dipilih untuk tujuan ini adalah kategori yang banyak dibahas oleh partisipan atau kategori yang memiliki daya tarik konsep tertentu karena kategori tersebut tampak sentral pada proses yang sedang dipelajari dalam grounded theory. b. Coding aksial. Secara spesifik, peneliti terlibat dalam proses pengodean. Yang disebut coding aksial di mana database tersebut diulas atau data baru dikumpulkan untuk menyediakan pengetahuan tentang kategori coding spesifik yang berkaitan dengan atau menjelaskan fenomena sentral. c. Coding selektif. Informasi dari fase coding kemudian dikategorganisasikan ke dalam bagan, paradigma pengodean, yang menampilkan model teoretis dari proses yang sedang diteliti. Dalam cara ini, teori akan dibentuk. Dan teori tersebut, peneliti