132
Action Research menurut Kemmis dalam Mc Niff 1992 merupakan bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh guru dalam situasi dan praktek kehidupan sosial
secara profesional untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan tentang a praktek pendidikan, b pemahaman guru terhadap apa yang dia lakukan, c
situasi dan institusi kemana pelaksanaan pembelajaran akan dibawa. Perbaikan proses belajar mengajar melalui pengamatan langsung guru seperti
itu dipandang sangat penting. Penerapan action research di dalam kelas merupakan pendekatan untuk meningkatkan pendidikan melalui perubahan
dengan memberikan semangat pada guru untuk lebih perduli terhadap proses pembelajaran yang dia laksanakan dan terbuka terhadap kritikan. Dalam hal ini,
guru dapat melibatkan orang lain untuk selanjutnya menjadi kolaboratornya.
Untuk pemahaman ini, Mc Niff 199 menyebutnya dengan it is research WITH, rather than research ON. Oleh karena itu, seiring dengan perkembangannya
dan keperluan yang mendesak utamanya perbaikan dalam dunia pendidikan secara langsung karena dilakukan oleh guru, action research untuk selanjutnya
difokuskan pada penelitian tindakan kelas classroom action research. Penelitian Tindakan Kelas PTK mulai disosialisasikan di Indonesia pada awal
tahun 1990-an. Sejalan dengan itu, PTK dianggap penting menurut Sukarnyana: 2000 karena;
a. Pelaksanaan PTK membuat guru dapat melihat kembali, mengkaji secara seksama, dan menyempurnakan kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan. Kegiatan seperti itu disebut dengan reflective teaching yaitu guru secara sadar dan terencana serta sistematis melakukan refleksi
terhadap kegiatan pembelajaran. b. PTK memberikan keterampilan kepada guru untuk segera menanggulangi
masalah yang dihadapinya khususnya dalam hal proses belajar mengajar. c. Pelaksanaan PTK memungkinkan guru mengadakan penelitian terhadap
kegiatan pembelajaran tanpa harus meninggalkan kegiatan pokoknya sebagai pengajar.
d. PTK dapat menjembatani kesenjangan antara teori yang masih bersifat umum, abstrak, dengan praktek pembelajaran secara langsung dan
bersifat khusus, obyektif, praktis.
IPS SMP KK H
133
e. PTK mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme pendidik dalam proses belajar mengajar di
kelas dengan melihat pada siswa. f. Dalam PTK pendidik dapat melihat sendiri terhadap praktek pembelajaran
atau bersama guru lain yang dia dapat melakukan penelitian terhadap siswa dilihat dari aspek interaksinya dalam proses pembelajaran
2. Prinsip dan Karakteristik PTK
PTK merupakan studi sistematis terhadap praktek pembelajaran di kelas dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa dengan melakukan tindakan tertentu. Langkah pelaksanaan tindakan mencakup serangkaian kegiatan yang terdiri
atas perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Jadi, PTK merupakan penelitian praktis dalam bidang pendidikan yang
dilakukan di kelas untuk memecahkan masalah faktual yang benar-benar dihadapi guru sebagai pengelola kegiatan pembelajaran.
Ilustrasi yang melatari lahirnya PTK adalah; Lahirnya rancangan penelitian tindakan kelas terinspirasi dari John Dewey dalam Supardi 2005 dalam
bukunya how we think dan The Source of a Science of education. Pendekatan ilmiah yang digunakan Dewey sangat ideal, namun pendekatan demikian belum
mampu menyelesaikan masalah menjadi sebuah inkuiri sosial maupun kependidikan yang merupakan sebuah upaya kolaboratif.
Manfaat PTK dapat dilihat dari dua segi yaitu; akademik dan praktis. Manfaat akademik mengacu pada kegunaan PTK ditinjau dari segi pengembangan
dunia pengetahuan, sedangkan manfaat praktisnya dapat di lihat dari kemampuan PTK dalam membantu guru memecahkan masalah yang dihadapi
untuk pengembangan profesionalitasnya. Manfaat akademik. PTK diharapkan dapat membantu guru menghasilkan pengetahuan yang relevan bagi kelas
untuk perbaikan pembelajaran. Manfaat praktis dapat dilihat dari hal-hal
pelaksanaan inovasi pembelajaran dari bawah, pengembangan kurikulum di tingkat sekolahkelas, peningkatan profesionalisme guru melalui proses latihan
sistemik secara berkelanjutan.
134
Hopkin dalam Supardi 2005 menyebutkan sedikitnya ada 6 prinsip dasar dalam melaksanakan PTK yaitu;
1 Guru hendaknya memiliki komitmen dalam mengupayakan perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran secara terus menerus.
2 Peneliti merupakan bagian integral dari pembelajaran, sehingga tahapan penelitian planning, action, observation, evaluation, reflection.
3 Kegiatan penelitian merupakan bagian integral dari pembelajaran yang diselenggarakan dengan kaidah ilmiah.
4 Masalah yang hendak dipecahkan adalah masalah pembelajaran yang riil dan kejadian nyata yang berlangsung dalam konteks pembelajaran yang
sesungguhnya. 5 Konsistensi sikap dan kepedulian dalam memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pembelajaran hendaknya tumbuh dari dalam motivasi intrinsik guru karena kualitas pembelajaran tidak dapat dilakukan sambil lalu tetapi
menuntut perencanaan dan pelaksanaan yang sungguh-sungguh. Selanjutnya, Sukarnyana 2000 menjabarkan prinsip dasar pelaksanaan PTK
seperti berikut: 1 Dilaksanakan untuk memecahkan masalah yang benar-benar dihadapi guru
dalam proses pembelajaran di kelasnya. 2 Pelaksanaan PTK tidak boleh mengganggu tugas pokok guru sebagai
pendidik yaitu kegiatan mengajar, melatih, dan membimbing. 3 Pengumpulan data dalam PTK tidak boleh terlalu banyak menyita waktu
4 Metodologi yang digunakan dalam PTK harus tepat dan terpercaya sehingga guru memiliki peluang untuk memformulasikan hipotesis tindakan yang tepat
dan mengembangkan strategi yang dapat diterapkan di kelasnya. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, dapat ditemukan karakteristik PTK
seperti; 1 Merupakan intervensi skala kecil yang dilakukan oleh guru dalam upaya
menyempurnakan proses pembelajaran yang dia laksanakan. Untuk keperluan itu, guru perlu membaca buku, jurnal ilmiah, laporan hasil
penelitian, dan kepustakaan lain yang erat hubungannya dengan masalah