Ciri Studi Kasus Studi Kasus

IPS SMP KK H 77 5 Ciri utama dari studi kasus kualitatif yang baik adalah kasus itu memperlihatkan pemahaman mendalam. Dalam rangka menyempumakan penelitian, peneliti mengumpulkan beragam bentuk data kualitatif, mulai dari wancara, pengamatan, dokumen, hingga bahan audiovisual. 6 Pemilihan pendekatan untuk analisis data dalam studi kasus akan berbeda- beda. Sebagian studi kasus melibatkan analisis terhadap unit-unit dalam kasus tersebut. Demikian juga, pada sebagian studi, peneliti memilih kasus majemuk untuk dianalisis dan diperbandingkan, sementara itu dalam studi kasus yang lain, dipilih kasus tunggal untuk dianalisis. 7 Agar analisisnya dapat dipahami dengan baik, riset studi kasus yang baik juga melibatkan deskripsi tentang kasus tersebut. Deskripsi berlaku untuk studi kasus intrinsik maupun instrumental. Agar studi kasus dapat menghasilkan temuan yang lengkap, maka harus melibatkan deskripsi tentang kasus tersebut dan tema atau masalah yang telah diungkap oleh peneliti ketika mempelajari kasus tersebut. 8 Tema atau masalah itu dapat diorganisasikan menjadi kronologi oleh peneliti, menganalisis keseluruhan kasus untuk mengetahui berbagai persamaan dan perbedaan di antara kasus tersebut, atau menyajikannya dalam suatu model teoretis. 9 Studi kasus sering diakhiri dengan kesimpulan yang dibentuk oleh peneliti tentang makna keseluruhan yang diperoleh dari kasus tersebut.

b. Tipe Studi Kasus

Tipe studi kasus kualitatif itu dibedakan berdasarkan ukuran batasan dan kasus tersebut, misalnya apakah kasus tersebut melibatkan satu individu, beberapa individu, suatu kelompok, suatu program besar, atau suatu aktivitas. Studi kasus juga dapat dibedakan dalam hal tujuan dan analisis kasusnya. Terdapat tiga variasi hal tujuan: studi kasus instrumental tunggal, studi kasus majemuk, dan studi kasus intrinsik. Dalam studi kasus instrumen tunggal peneliti memfokuskan pada atau persoalan, kemudian memilih satu kasus terbatas untuk lustrasi persoalan. Dalam studi kasus kolektif atau kasus majemuk, satu isu atau persoalan juga dipilih, tetapi peneliti memilih beragam studi kasus untuk mengilustrasikan atau persoalan tersebut. Peneliti juga dapat 78 mempelajari satu dari beberapa tempat riset atau beragam program di satu tempat tertentu. Sering kali peneliti memilih kasus majemuk untuk perlihatkan beragam perspektif tentang isu tersebut. Pada umumnya, para peneliti kualitatif enggan membuat generalisasi dan satu kasus kasus lain karena konteks dan kasus tersebut berbeda. Untuk membuat generalisasi yang baik, peneliti perlu menyeleksi yang representatif untuk dimasukkan dalam studi kualitatif. Tipe terakhir dari desain studi kasus adalah studi kasus kolektif yang fokusnya adalah pada kasus itu sendiri misalnya, evaluasi program, atau mempelajari seorang siswa yang mengalami kesulitan karena kasus tersebut mengemukakan situasi yang tidak-biasa atau unik.

c. Pelaksanaan Studi Kasus

Ada beberapa prosedur dalam pelaksanaan studi kasus Creswell 2014, Kaelan 2012, Fatchan 2011 yaitu; 1 Para peneliti menentukan terlebih dahulu apakah pendekatan studi kasus sudah tepat untuk mempelajari permasalahan risetnya. Studi kasus menjadi pendekatan yang bagus ketika peneliti memiliki kasus berbatas yang dapat diidentifikasi dengan jelas atau peneliti ingin menyediakan pemahaman mendalam tentang kasus atau perbandingan dari beberapa kasus. 2 Selanjutnya, para peneliti perlu mengidentifikasi kasus atau beberapa kasus mereka. Kasus ini mungkin melibatkan satu individu, beberapa individu, sebuah program, suatu peristiwa, atau suatu aktivitas. Dalam melaksanakan riset studi kasus, hal yang penting adalah para peneliti pertama-tama mempertimbangkan dengan teliti tipe studi kasus apa yang paling menjanjikan dan berguna. 3 Pengumpulan data dalam riset studi kasus biasanya meluas, mengambil beragam sumber informasi, misalnya pengamatan, wawancara, dokumen, dan bahan audiovisual. 4 Tipe analisis data dapat berupa analisis holistik dari keseluruhan kasus atau analisis melekat dari ialah satu aspek dari kasus tersebut.