Kelebihan dan Kekurangan MultimediaInteraktif

39 Tabel 3. Kelebihan dan Kekurangan Multimedia Interaktif Penjelasan Sumber Kelebihan Multimedia Interaktif Siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan, kesiapan dan keinginannya. Fenrich Pramono, 2007: 13- 14 Siswa belajar dari tutor yang sabar komputer karena dapat menyesuaikan diri dengan kemampuan siswa. Memotivasi siswa untuk mengejar pengetahuan dan memperoleh umpan balik dengan cepat. Siswa menghadapi suatu evaluasi yang objektif melalui latihan soal yang disediakan. Siswa tidak merasa malu apabila melakukan suatu kesalahan. Siswa dalam belajar sesuai kebutuhan “just-in-time” learning Siswa dapat belajar sesuai dengan waktu yang diinginkan. Kekurangan Multimedia Interaktif Hak cipta program yang menyebabkan multimedia interaktif tidak seluruhnya bisa diakses secara bebas. Sharon, 2011: 174 Ekspektasi yang tinggi dari guru bahwa pembelajaran dengan komputer dapat meningkatkan prestasi belajar, sementara hal ini tidak dapat terjadi begitu saja. Kompleksitas program yang tinggi bisa menjadi hambatan bagi pengguna. Kurang terstrukturnya informasi yang diperoleh. Tabel di atas menunjukkan bahwa multimedia memiliki kelebihan dan kekurangan. Meskipun demikian, kekurangan yang dijelaskan di atas dapat diatasi oleh peneliti dengan mengakses multimedia interaktif dari sekolah, pendampingan guru terhadap siswa selama proses pembelajaran berlangsung, pemrograman yang sederhana sehingga memudahkan pengguna bagi yang mengoperasikannya, dan 40 terstrukturnya informasi yang diperoleh dengan bantuan ahli materi dan ahli media.

C. Kajian Tentang Ilmu Pengetahuan Alam diSekolah Dasar

1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam di SD

Ilmu pengetahuan alam sering juga disebut dengan istilah pendidikan sains dan disingkat menjadi IPA. IPA merupakan salah satu pelajaran pokok yang terdapat di kurikulum pendidikan Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar. Menurut Samatowa 2006: 1 IPAdalam arti sempit adalah disiplin ilmu yang terdiri dari physical science ilmu fisik dan life science ilmu hidup termasuk phsical sciences adalah ilmu astronomi, kimia, geologi, mineralogi, meteorologi, dan fisika sedangkan life scince meliputi biologi anatomi, fisiologi, zoologi, citologi, embriologi, mikrobiologi. Conant Samatowa, 2006: 1 mendefinisikan sains sebagai suatu deretan konsep skema konseptual yang berhubungan satu sama lain dan yang tumbuh sebagai eksperimentasi dan observasi serta berguna untuk diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut. Hakikat pembelajaran sains yang didefinisikan sebagai ilmu tentang alam dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu ilmu pengetahuan sebagai produk, proses, dan sikap.

a. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk

Menurut Susanto 2013:168 ilmu pengetahuan alam merupakan kumpulan hasil penelitian yang telah ilmuwan lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis. Bentuk IPA sebagai 41 produk antara lain: fakta-fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori-teori IPA. Dari pengertian IPA tersebut dapat diambil pengertian bahwa fakta dalam IPA merupakan pernyataan dari benda-benda konkret dan mudah dikonfirmasi secara objektif. Konsep IPA merupakan suatu ide yang menghubungkan antara fakta satu dengan fakta lainnya. Prinsip dari IPA adalah menggeneralisasikan hubungan antarfakta yang ada hubungannya. Hukum-hukum alam berlaku kekal dalam IPA selama belum ada pembuktian terbaru, karena pengujian IPA yang berulang-ulang sehingga tidak menutup kemungkinan adanya teori baru. Sedangkan teori ilmiah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta, konsep, prinsip yang saling berhubungan.

b. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Proses

IPA merupakan kumpulan fakta dan konsep yang didalamnya melalui sebuah proses dalam menemukan fakta dan konsep tersebut yang akan digeneralisasikan oleh ilmuwan. Proses ini dinamakan dengan keterampilan proses sains science process skills yang dilakukan dengan cara mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, dan menyimpulkan.

c. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Sikap

Sikap ilmiah harus dikembangkan dalam pembelajaran IPA. Menurut Sulistyorini Susanto, 2013:169 ada sembilan aspek yang dikembangkan dari sikap ilmiah dalam pembelajaran sains, yaitu sikap rasa ingin tahu, ingin mendapat sesuatu yang baru, sikap kerja sama, tidak putus asa, tidak berprasangka, mawas diri, bertanggung jawab, berpikir bebas, dan kedisiplinan