63 pertanyaan di luar tanpa menggunakan pedoman wawancara untuk mengungkap
pendapat-pendapat dan ide dari responden secara lebih mendalam. Wawancara ini dilakukan kepada beberapa narasumber yaitu guru mata pelajaran IPA dan siswa
kelas IV MIM Jatisalam.
b. Observasi
Pelaksanaan observasi tidak dibatasi pada jumlah orang, namun observasi dapat diambil dari objek-objek alam yang lain. Menurut Sugiyono 2016: 145
teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan apabila penelitian berkaitan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan apabila responden
yang diamati tidak terlalu luas. Observasi dalam penelitian ini termasuk dalam participant observation yaitu peneliti terlibat langsung dalam mengamati proses
pembelajaran siswa di kelas. Apabila melihat instrumentasi yang ada, maka observasi dalam penelitian ini termasuk dalam teknik pengumpulan data dengan
observasi tidak terstruktur. Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa mempersiapkan secara sistematis namun, hanya menggunakan
rambu-rambu pengamatan.
c. Angket
Angket yang digunakan dalam penelitian ini merupakan angket yang berasal dari ahli materi, ahli media dan siswa. Angket yang ditujukan untuk ahli materi
dan ahli media telah divalidasi oleh validator yang bersangkutan. Kemudian angket yang telah divalidasi digunakan untuk menilai kelayakan media yang
dikembangkan oleh peneliti. Apabila media belum layak untuk diujicobakan
64 kepada siswa maka peneliti akan melakukan revisi sesuai dengan saran yang
diberikan oleh para ahli. Namun ketika ahli materi dan media menyatakan sudah layak, maka media tersebut dapat diujicobakan di lapangan denganatau tanpa
revisi. Selain itu, angket juga diberikan kepada siswa untuk mengetahui kelayakan media. Angket untuk siswa berupa pilihan ganda dengan tujuan untuk
mempermudah siswa dalam memberikan penilaian. Angket siswa diperoleh dari analisis angket validasi ahli materi dan media yang telah valid, kemudian
dijabarkan kembali menggunakan bahasa yang komunikatif sesuai dengan pemahaman siswa.
d. Instrumen Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono 2016: 102 instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosia yang diamati.
Instrumen penelitian pengembangan menggunakan angket yang digunakan untuk mengevaluasi produk yang dikembangkan. Peneliti membuat tiga macam angket,
yaitu instrumen uji kelayakan ahli media, instrumen uji kelayakan ahli materi, dan instrumen uji pengguna.
e. Kisi-Kisi Instrumen Ahli Media
Kisi-kisi intrumen ini dibuat untuk dijadikan sebagai acuan dalam membuat instrumen uji kelayakan. Berikut merupakan kisi-kisi intrumen uji kelayakan ahli
media. Kisi-kisi instrumen diadaptasi dari Winarno dkk 2006, panduan pengembangan bahan ajar berbasis TIK 2010, dan Haryono 2015 yang telah
65 dimodifikasi. Adapun kisi-kisi instrumen uji kelayakan ahli media adalah sebagai
berikut.
Tabel 5. Kisi-Kisi Instrumen Uji Kelayakan Ahli Media No
Aspek Komponen
Indikator Jumlah
butir
1. Tampilan
Layout Ketepatan pemilihan background dengan
materi 1
Pemilihan warna dengan tema background
1 Ketepatan proporsi layout
1 Judul
Kemenarikan judul 1
Teks Ketepatan pemilihan font agar bisa dibaca
1 Ketepatan pemilihan ukuran huruf agar
bisa dibaca 1
Ketepatan pemilihan warna huruf agar bisa dibaca
1 Warna
Ketepatan komposisi warna pada tampilan
1 Animasi
Kesesuaian animasi dengan materi 1
Kemenarikan animasi 1
Audio Ketepatan pemilihan backsound dengan
materi 1
Ketepatan sound effect dengan animasi 1
Video Ketepatan pemilihan video dengan materi
1 Kualitas video
1 Gambar
Komposisi gambar 1
Ukuran gambar 1
Kualitas gambar 1
Kemasan Kemenarikan cover
1 Penyusun
Identitas penyusun 1
2. Pemrogra
man Kemudahan
penggunaan Kesesuaian dengan pengguna
1 Fleksibilitas dapat digunakan mandiri
dan terbimbing 1
Menyajikan tolak ukur keberhasilan pembelajaran
1 Kelengkapan petunjuk penggunaan
1 Tampilan petunjuk penggunaan
1 Navigasi
Ketepatan penggunaan tombol navigasi 1
Jumlah 25
66
f. Kisi-Kisi Instrumen Ahli Materi
Kisi-kisi intrumen ini dibuat untuk dijadikan sebagai acuan dalam membuat instrumen uji kelayakan. Berikut merupakan kisi-kisi intrumen uji kelayakan ahli
materi. Kisi-kisi instrumen diadaptasi dari Winarno dkk 2006, panduan pengembangan bahan ajar berbasis TIK 2010, dan Haryono 2015 yang telah
dimodifikasi. Adapun kisi-kisi instrumen uji kelayakan ahli materi adalah sebagai berikut.
Tabel 6. Kisi-Kisi Instrumen Uji Kelayakan Ahli Materi No
Aspek Komponen
Indikator Jumlah
butir
1. Substansi
materi Keterbacaan
Kesesuaian bahasa dengan EYD 1
Kemudahan bahasa untuk dipahami siswa
1 Kekinian
Kesesuaian materi kondisi nyata 1
Kebenaran Kebenaran materi yang disajikan
1 Cakupan
materi Keruntutan penyajian materi
1 Kejelasan materi
1 Kedalaman materi
1 Keluasan materi
1 Kesesuaian penyajian contoh
1 Kelengkapan penyajian contoh
1 Kesesuaian soal latihan dengan
indikator 1
2. Desain
Pembelajaran SK KD
Kesesuaian SK KD 1
Kesesuaian KD dengan indikator 1
Tujuan pembelajaran
Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran
1 Kesesuaian indikator dengan tujuan
pembelajaran 1
Referensi Kesesuaian bahan sumber untuk
materi 1
Jumlah 16
67
g. Kisi-Kisi Instrumen untuk Siswa
Kisi-kisi instrumen untuk siswa dikembangkan berdasarkan analisiskisi-kisi instrumen ahli materi dan media yang telah divalidasi kemudian dikembangkan
dan disesuaikan dengan pemahaman siswa.Adapun kisi-kisi instrumen untuk siswa adalah sebagai berikut.
Tabel 7. Kisi-kisi Instrumen untuk Siswa No.
Aspek Indikator
Jumlah butir
1. Materi
Penggunaan bahasa 1
Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran
Kemudahan materi untuk dipelajari
1 Keluasan materi
Kedalaman materi Kejelasan soal latihan
1 Kejelasan umpan balik
1 2.
Media Kemenarikan tampilan
multimedia interaktif 1
Kemenarikan pembelajaran menggunakan multimedia
interaktif 1
Kemudahan penggunaan multimedia interaktif
1 Keefektifan multimedia
interaktif 1
Kejelasan pentunjuk penggunaan
1 Meningkatkan minat belajar
1 Jumlah
13
3. Teknik Analisis Data
Menurut Arikunto 1998: 236 analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai
dengan pendekatan penelitian atau desain yang diambil. Analisis data dalam
68 penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua teknik analisis yaitu teknik
analisis kualitatif dan teknik analisis kuantitatif. a.
Teknik Analisis Data Kualitatif Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi dan
wawancara. Menurut Sugiyono 2010: 333 analisis data dilakukan dengan cara mengorganisasikan data, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari kemudian membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang
lain. Data penelitian yang diperoleh selama proses penelitian dicatat kemudian dijabarkan secara deskriptif kemudian ditarik kesimpulan.
b. Teknik Analisis Data Kuantitatif
Menurut Ali 2013, 167 analisis kuantitatif digunakan untuk mengolah data yang berbentuk angka. Analisis kuantitatif dilakukan untuk mengolah data berupa
skor penilaian ahli materi, ahli media, dan siswa. Data kuantitatif dikonversi menjadi data kualitatif menggunakan teknik kriteria penskoran dengan skala 5.
Adapun pedoman pemberian skor yang terdapat dalam masing-masing angket adalah sebagai berikut.
Tabel 8. Pedoman Pemberian Skor Skor
Keterangan
5 Sangat baik
4 Baik
3 Cukup
2 Kurang
1 Sangat kurang
69 Konversi data kuantitatif menjadi kualitatif dilakukan dengan cara
membandingkan skor rata-rata angket dengan kriteria yang ada dengan mengacu pada rumus konversi Widoyoko 2009: 238. Adapun langkah-langkah
pengkonversian adalah sebagai berikut. a.
Menghitung skor total rata-rata setiap komponen dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
X
i
=
∑� �
Keterangan: Xi = skor total rata-rata
∑x = jumlah skor n = jumlah penilai
b. Menghitung rata-rata skor tiap komponen.
c. Membandingkan nilai rerata total skor masing-masing dengan kriteria sebagai
berikut.
Tabel 9. Konversi Data Kualitatif ke Data Kuantitatif Rumus
Rerata skor Klasifikasi
X X
i
+ 1,8 x sb
i
4,2 Sangat baik
X
i
+ 0,6 x sb
i
X ≤X
i
+ 1,8 x sb
i
3,4 – 4,2
Baik X
i
- 0,6 x sb
i
X ≤X
i
+ 0,6 x sb
i
2,6 – 3,4
Cukup X
i
– 1,8 x sb
i
X ≤X
i
- 0,6 x sb
i
1,8 – 2,6
Kurang X ≤ X
i
- 1,8 x sb
i
≤ 1,8 Sangat kurang
Widoyoko, 2016: 238 Keterangan:
70 X
i
rerata ideal =
1 2
skor maksimun ideal + skor minimun ideal sb
i
simpangan baku ideal = 1
6 skor maksimum ideal – skor minimum
ideal X
= skor empiris Multimedia interaktif yang dikembangkan oleh peneliti dikategorikan layak
jika mendapat skor rata-rata minimal baik untuk masing-masing komponen penilaian. Komponen penilaian yang dimaksud adalah angket uji kelayakan ahli
media, ahli materi, dan siswa.
71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
A. Hasil Pengembangan Produk Awal
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan Research and Development multimedia interaktif sebagai media pembelajaran IPA untuk
materi Panca Indra bagi siswa kelas IV di MIM Jatisalam. Penelitian ini menggunakan model ADDIE yang dilakukan tahapan demi tahapan untuk
menghasilkan suatu produk yang dikembangkan. Tahapan-tahapan pada model ADDIE ini yaitu analysis analisis, design perancangan, development
pengembangan, implementation implementasi, dan evaluation evaluasi. Model pengembangan ADDIE tidak sepenuhnya digunakan dalam penelitian ini,
melainkan hanya sampai implementasi saja karena keterbatasan peneliti dalam menentukan jumlah subjek peneliti.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan multimedia interaktif IPA sebagai media pembelajaran Panca Indra yang layak untuk
digunakan dalam pembelajaran IPA kelas IV Sekolah Dasar. Kelayakan tersebut dapat dilihat dari respon ahli dan siswa. Deskripsi setiap langkah pengembangan
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Deskripsi Hasil Tahap Analisis
a. Analisis Awal
Analisis awal dilakukan pada awal penelitian untuk mengetahui sejauh mana pengembangan dan penggunaan media pembelajaran di sekolah tempat
72 ujicoba. Lokasi tempat ujicoba adalah MIM Jatisalam yang terletak di Kecamatan
Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri. Analisis awal ini dilakukan dengan cara wawancara dan observasi ke sekolah pada tanggal 9 September 2016. Wawancara
dilakukan kepada guru bidang studi IPA di MIM Jatisalam mengenai media pembelajaran yang ada di sekolah. Adapun hasil wawancara dan observasi
tersebut secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut. 1
Belum ada yang mengembangkan media pembelajaran berupa multimedia interaktif khususnya pada materi Panca Indra dan siswa belum pernah
menggunakannya, sehingga perlu mengembangkan agar pembelajaran lebih bervariasi serta dapat meningkatkan respon siswa dalam belajar IPA.
2 Banyak siswa yang masih bingung ketika diminta untuk mengerjakan soal-
soal khususnya pada materi pokok bagian-bagian panca indra beserta fungsinya. Ketika guru menyampaikan materi siswa merasa sudah merasa
paham namun, saat guru memberikan soal siswa cenderung tidak serius mengerjakannya sehingga hasil yang didapatkan kurang maksimal.
3 Banyaknya materi ajar yang akan disampaikan namun terbatas oleh waktu.
Guru merasa kesulitan dalam menyampaikan materi tersebut sehingga perlu mengadakan jam tambahan setelah pulang sekolah.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan, peneliti merasa perlu mengembangkan media pembelajaran berupa multimedia interaktif
untuk memudahkan siswa dan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA khususnya pada materi Panca Indra.