Kerangka Pikir KAJIAN PUSTAKA

50 teknologi ke dalam media pembelajaran. Karena fakta di lapangan, siswa belum sepenuhnya dapat menggunakan komputer dengan benar, sehingga salah satu terobosan baru dalam dunia pendidikan yaitu memasukkan teknologi ke dalam media pembelajaran. Media pembelajaran adalah sarana atau alat untuk membantu proses pembelajaran siswa agar menjadi lebih efektif dan efisien. Media mempunyai fungsi sebagai sumber belajar dan alat bantu bagi guru dalam menyampaikan materi. Sayangnya, belum semua sekolah memiliki media yang sesuai untuk setiap mata pelajaran. Di SD terdapat beberapa macam mata pelajaran, salah satu materi yang dipelajari di kelas IV adalah panca indra. Panca Indra merupakan salah satu materi yang memiliki cakupan materi luas sehingga membutuhkan waktu lebih dalam mempelajarinya. Namun, faktanya belum ada media interaktif yang dapat membantu siswa untuk memahami pembelajaran IPA khusunya pada materi panca indra secara lebih mendalam. Media yang ada diSD adalah gambar, sementara media tersebut kurang memadai karena tidak memiliki sifat interaktif dan kurang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. Siswa kelas IV SD termasuk dalam fase berpikir operasional konkret. Hal ini memberi petunjuk pada guru bahwa program dan proses pembelajaran harus dirancang agar bisa memenuhi standar pemikiran siswa yang masih berpikir secara realistis, yaitu berdasarkan apa yang ada di sekitarnya. Multimedia interaktif dapat menjadi salah satu alternatif untuk melibatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Multimedia interaktif diharapkan dapat menjadi salah satu 51 alternatif media yang meningkatkan kualitas dalam pembelajaran dengan membantu siswa memahami materi. Diagram alur kerangka pikir peneliti tersaji dalam gambar berikut ini. Gambar 3. Diagram Alur Kerangka Pikir 1. Tantangan pada penggunaan teknologi yang semakin canggih. 2. Siswa belum terbiasa menggunakan komputer. 3. Ruang lingkup materi pembelajaran yang luas. 4. Tidak ada media interaktif IPA. Kebutuhan akan adanya media interaktif sebagai media pembelajaran dalam mewujudkan pembelajaran yang praktis, menarik, dan sesuai dengan karakteristik siswa SD. Pengembangan media Multimedia Interaktif IPA pada materi Panca Indra untuk siswa kelas IV MIM Jatisalam. Media multimedia interaktif IPA pada materi Panca Indra mendapat kriteria layak dari ahli materi, ahli media dan lolos uji lapangan sehingga layak digunakan untuk kegiatan pembelajaran di sekolah. Media multimedia interaktif IPA pada materi Panca Indra yang dikembangkan layak digunakan untuk kegiatan pembelajaran IPA pada materi Panca Indra kelas IV SD. 52

G. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimanakah multimedia interaktif panca indra yang layak digunakan untuk menyajikan materi panca indra pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD menurut ahli materi? 2. Bagaimanakah multimedia interaktif panca indra yang layak digunakan untuk menyajikan materi panca indra pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD menurut ahli media? 53

BAB III METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Penelitian ini termasuk dalam penelitian dan pengembangan atau research and development R D. Menurut Sugiyono 2010: 407 metode penelitian pengembangan merupakan metode yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Mulyatiningsih 2012: 161 menjelaskan bahwa penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menghasilkan produk melalui proses pengembangan. Sedangkan menurut Sukmadinata 2013: 164 penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Hasil dari penelitian ini adalah produk media pembelajaran multimedia interaktif yang berbentuk CD Compact Disk materi panca indra.

B. Prosedur Pengembangan

Penelitian ini menggunakan model pengembangan ADDIE.Mulyatiningsih 2012: 199 menjelaskan bahwa langkah pengembangan produk model penelitian ini lebih rasional dan lebih lengkap daripada model 4D. Selain itu, langkah- langkah dalam model pengembangan ADDIE sederhana namun terstruktur secara sistematis, sehingga setiap tahap dalam model pengembangan yang akan dilaksanakan mudah dipahami. Tujuan model ini adalah untuk merancang sistem pembelajaran Mulyatiningsih, 2011: 200. Model ADDIE adalah desain model pembelajaran yang sistematis dan terdiri dari 5 tahap, yaitu analysis analisis,