Kompetensi Dasar KD Metode Pembelajaran

130 2. Materi Konsep  Sistem koordinasi meliputi sistem saraf, hormon, maupun indera.  Unit fungsional sistem saraf adalah neuron. Bagian neuron terdiri atas badan sel, dendrit, dan akson neurit. Jenis neuron, yaitu neuron sensorik aferen, neuron motorik eferen, neuron konektor interneuron. Sel penunjang sel neuroglial, meliputi astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan sel ependimal.  Gerakan dapat dibedakan dua macam, yaitu gerak sadar dan gerak refleks. Mekanisme penghantaran impuls, meliputi tahap istirahat polarisasi, tahap depolarisasi, dan tahap repolarisasi.  Sistem saraf pusat SSP, meliputi otak serebral dan sumsum tulang belakang medula spinalis. Otak dan medula spinalis dilindungi lapisan meninges yang terdiri atas pia mater, araknoid, dan dura mater.  Bagian-bagian otak meliputi serebrum otak besar, diensefalon bagian talamus, hipotalamus, epitalamus, sistem limbik rhinencephalon, mesensefalon otak tengah, pons Varolii jembatan Varol, serebelum otak kecil, medula oblongata, dan formasi retikuler.  Sistem saraf tepi SST, terdiri atas jaringan saraf yang berada di luar otak dan di luar medula spinalis, meliputi saraf kranial dan saraf spinal.  Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang memproduksi hormon. Kelenjar endokrin, meliputi hipofisis pituitari, tiroid, paratiroid, adrenal, pankreas, pineal, dan timus.  Sistem indera, meliputi indera penglihat mata, pembau hidung, pengecap lidah, pendengar telinga, dan peraba kulit.  Gangguan sistem saraf: meningitis, ensefalitis, neuritis, rasa baal dan kesemutan, epilepsi, alzheimer, dan gegar otak.  Gangguan sistem hormon:gigantisme, kerdil, akromegali, hipotiroidisme, hipertiroidisme, dan diabetes mellitus.  Gangguan sistem indera: polip, sinusitis, hiposmia, tuli, mastoiditis, buta warna, katarak, rabun senja, presbiopia, miopia, hipermetropia. 131  NAPZA narkotika, psikotropika, dan zat adiktif. Tiga golongan NAPZA, yaitu stimulan, depresan, dan halusinogen.  Dampak buruk penyalahgunaan NAPZA: gangguan fisik gangguan jantung dan paru-paru, psikologis penurunan berpikir rasional, pemborosan ekonomi, rusaknya hubungan sosial.

3. Materi Prinsip

 Sistem saraf, hormon, dan indera bekerja bersam-sama membentuk sistem koordinasi.  NAPZA dapat mempengaruhi dan mengganggu kerja sistem koordinasi.

4. Materi Prosedural

 Menentukan area kepekaan lidah terhadap rasa.

E. Metode Pembelajaran

 Presentasi siswa  Diskusi kelas  Praktikum Eksperimen  Problem based learning PBL  Discovery learning penemuan  Kuis

F. Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan ke-1

No Kegiatan Belajar Waktu menit 1 Pendahuluan  Guru memberikan salam dan berdoa bersama sebagai implementasi nilai religius.  Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan sebagai implementasi nilai disiplin.  Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang pengertian sistem koordinasi terutama sistem saraf.  Memotivasi: Guru menyampaikan manfaat mempelajari materi tentang sistem koordinasi, agar tetap berfungsi dengan baik. Bagaimana sistem saraf dapat bekerja untuk mengendalikan gerak sadar dan refleks untuk melindungi organ tubuh.  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 15 132 2 Kegiatan inti a. Mengamati  Guru mengajak murid untuk memperagakan dan membedakan gerak sadar dengan gerak refleks.  Guru mengajak murid untuk mengamati gambar otak dan sumsum tulang belakang.

b. Menanya

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya, misalnya: Bagaimana mekanisme penghantaran impuls rangsang dari reseptor indera hingga terjadi gerakan tubuh? Apa fungsi otak? Apa fungsi sumsum tulang belakang?  Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban sementara.

c. Mengumpulkan data Eksplorasi

 Siswa duduk sesuai dengan kelompok kecil misalnya 4 orang.  Guru memberikan lembaran berisi suatu subtopik permasalahan tertentu kepada setiap kelompok, yaitu tentang neuron dan sel neuroglia, sinapsis, gerak sadar dan gerak refleks, mekanisme penghantaran impuls, sistem saraf pusat, sistem saraf tepi, sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis, serta gangguan sistem saraf.  Setiap kelompok melakukan studi literatur atau browsing internet tentang neuron dan sel neuroglia, sinapsis, gerak sadar dan gerak refleks, mekanisme penghantaran impuls, sistem saraf pusat, sistem saraf tepi, sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis, serta gangguan sistem saraf.

d. Mengasosiasikan

 Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk menganalisis dan mendiskusikan hasil browsing internet tentang neuron dan sel neuroglia, sinapsis, gerak sadar dan gerak refleks, mekanisme penghantaran impuls, sistem saraf pusat, sistem saraf tepi, sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis, serta gangguan sistem saraf. 150 133  Siswa menyusun materi presentasi dalam bentuk power point sesuai dengan pembahasan subtopik yang diberikan oleh guru, dilengkapi dengan pertanyaan kuis.

e. Mengomunikasikan

 Diskusi kelas, masing-masing kelompok mempresentasikan subtopik tertentu tentang neuron dan sel neuroglia, sinapsis, gerak sadar dan gerak refleks, mekanisme penghantaran impuls, sistem saraf pusat, sistem saraf tepi, sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis, serta gangguan sistem saraf.  Guru mengkonfirmasi bila terjadi perbedaan pendapat, misalnya tentang tentang mekanisme penghantaran impuls.  Guru memberikan informasi tambahan sebagai pengembangan materi yang dibahas, misalnya menganjurkan memakai helm saat berkendaraan untuk melindungi otak dari kecelakaan.  Kelompok penyaji presentasi selanjutnya memberikan beberapa pertanyaan kuis kepada seluruh siswa untuk diperebutkan. Penjawab kuis yang benar langsung diberi nilai. 3 Penutup  Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang neuron dan sel neuroglia, sinapsis, gerak sadar dan gerak refleks, mekanisme penghantaran impuls, sistem saraf pusat, sistem saraf tepi, sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis, serta gangguan sistem saraf.  Refleksi: Memberikan beberapa pertanyaan berkaitan dengan neuron dan sel neuroglia, sinapsis, gerak sadar dan gerak refleks, mekanisme penghantaran impuls, sistem saraf pusat, sistem saraf tepi, sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis, serta gangguan sistem saraf.  Tindak lanjut: Penugasan melakukan tugas mandiri halaman 356. 15 134  Rencana pembelajaran selanjutnya: Sistem indra halaman 378; praktikum menentukan area kepekaan lidah halaman 384 – 386.

2. Pertemuan ke-2

No Kegiatan Belajar Waktu menit 1 Pendahuluan  Siswa berada di laboratorium, dan duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing.  Guru memberikan salam dan berdoa bersama sebagai implementasi nilai religius.  Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan sebagai implementasi nilai disiplin.  Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang alat panca indra dan fungsinya. Bagaimana cara mengatasi bila terjadi gangguan, misalnya kurang pendengaran, kurang bisa melihat dengan jelas.  Memotivasi: - Guru menanyakan kesiapan anak untuk praktikum menentukan area kepekaan rasa pada lidah. - Menanyakan mengapa kita kurang bisa merasakan kelezatan makanan pada saat sedang flu.  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 15 2 Kegiatan inti

a. Mengamati

 Guru mengajak murid untuk mengamati gambar lidah atau mengamati lidah temannya.

b. Menanya

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya, misalnya: Apa fungsinya lidah? Mengapa permukaan lidah kasar seperti handuk? Mengapa kita bisa merasakan pahitnya obat? Apakah semua area lidah peka terhadap semua rasa?  Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban sementara. 150