22 mengkomuniksikan hasil, diantaranya dapat dengan menyusun laporan,
membuat paper, atau menyusun karangan. Dapat pula dilakukan secara lisan atau dengan membuat model, gambar, grafik, tabel, atau histogram.
D. Karakteristik Peserta Didik
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan. Peserta didik menurut Sutari
merupakan anak yang membutuhkan bantuan orang lain untuk bisa tumbuh dan berkembang ke arah kedewasaan Dwi Siswoyo, 2011: 96. Pada zaman
modern ini, peserta didik tidak lagi dipandang sebagai objek tetapi sebagai subjek yang otonom. Peserta didik mempunyai motivasi, ambisi, ekspresi, cita-
cita, mampu merasakan senang maupun sedih. Peserta didik sebagai subjek yang otonom senantiasa berusaha memecahkan masalah-masalah hidup yang
dijumpainya. Menurut Jean Piaget Paul Suparno, 2001: 25, perkembangan intelektual
peserta didik berlangsung dalam empat tahap yaitu: a.
Tahap Sensori Motor 0-2 tahun b.
Tahap Pra-Operasional 2-7 tahun c.
Tahap Operasional Konkrit 7-11 tahun d.
Tahap Operasional Formal 11 tahun ke atas Peserta didik Sekolah Menengah Atas SMA berusia 16-18 tahun
sehingga perkembangan intelektualnya berada dalam tahap operasional formal. Menurut Jean Piaget Dwi Siswoyo, 2007: 111-112, pada tahap operasional
23 formal peserta didik telah memiliki kemampuan untuk mengkoordinasikan dua
ragam kemampuan kognitif, secara serentak maupun berurutan. Misalnya kapasitas merumuskan hipotesis dan menggunakan prinsip-prinsip abstrak.
Peserta didik mempunyai kapasitas untuk merumuskan hipotesis sehingga mampu berpikir untuk memecahkan masalah dengan menggunakan anggapan
dasar yang relevan dengan lingkungan. Peserta didik akan mampu mempelajari materi pelajaran yang abstrak, karena telah mempunyai kapasitas
menggunakan prinsip-prinsip abstrak. Pada tahap operasional formal ditandai dengan kemampuan berpikir
tentang ide-ide abstrak, menyusun ide-ide, menalar tentang apa yang akan terjadi kemudian. Peserta didik yang berada pada tahap operasi formal apabila
dihadapkan kepada sesuatu masalah, dapat merumuskan dugaan-dugaan atau hipotesis-hipotesis tersebut. Peserta didik yang berada pada tahap operasi
formal dapat terlibat dalam tipe penalaran hipotetiko-deduktif. Penalaran hipotetiko-deduktif berarti peserta didik yang berada pada tahap operasi formal
dapat menyusun hipotesis dugaan terbaik tentang cara untuk memecahkan problem dan mencapai kesimpulan secara sistematis Muhammad, 2015.
E. Materi Pelajaran
Materi pelajaran menurut Nuryani 2005: 67 adalah suatu komponen dalam kegiatan belajar peserta didik sebagai penunjang tercapainya tujuan dan
proses belajar mengajar yang terselenggarakan. Materi pelajaran dapat diuraikan menjadi fakta, konsep prinsip, hukum, dan teori tentang sains