61
b. Materi yang Fenomenanya Tidak Dapat Diamati Secara Langsung
Materi yang fenomenanya tidak dapat diamati secara langsung yaitu sistem hormon, kandungan minuman kemasan, dan sistem imun. Pertanyaan
digolongkan menjadi ranah kognitif, afektif, dan keterampilan proses sains. Sementara itu, beberapa pertanyaan termasuk pertanyaan tidak tergolong.
Total pertanyaan sifat materi yang fenomenanya tidak dapat diamati secara langsung dapat dilihat pada grafik berikut.
Gambar 14. Sebaran Pertanyaan Sifat Materi yang Fenomenanya Tidak Dapat Diamati Secara Langsung
Materi yang fenomenanya tidak dapat diamati secara langsung berdasarkan gambar 14 muncul pada semua ranah. Pada ranah kognitif,
pertanyaan muncul pada jenjang C1-C5. Pertanyaan yang mendominasi yaitu C4 menganalisis, disusul dengan C1 mengingat, C2 memahami,
dan C3 mengaplikasikan. Sementara itu jenjang C5 mengevaluasi hanya muncul satu pertanyaan.
6 6
5 13
1 2
2 4
2 4
6 8
10 12
14
C1 C2 C3 C4 C5 C6 A1 A2 A3 A4 A5 K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 Jenjang Kognitif
Jenjang Afektif Keterampilan Proses Sains
TT
Ju m
lah Pertan
y aa
n
Total Pertanyaan Materi yang Fenomenanya Tidak Dapat Diamati Secara Langsung
62 Pertanyaan afektif hanya muncul pada jenjang A2. Pertanyaan jenjang
A2 yaitu responding atau meminta respon. Pertanyaan peserta didik dapat diajukan kepada guru atau kepada peserta didik lainnya pada proses
pembelajaran di kelas. Sementara itu, pertanyaan keterampilan proses sains hanya muncul
pada jenjang K1. Pertanyaan K1 yaitu pertanyaan seputar kegiatan mengobservasi atau mengamati. Beberapa pertanyaan yang lainnya
termasuk pertanyaan tidak tergolong.
B. Pembahasan
Proses belajar mengajar adalah kesatuan dua proses antara peserta didik yang belajar dan guru yang membelajarkan. Interaksi antar proses belajar oleh
peserta didik dan membelajarkan oleh guru diharapkan dapat terjalin interaksi yang saling menunjang agar hasil belajar peserta didik dapat tercapai secara
optimal lewat proses belajar mengajar tersebut Nuryani, 2005: 5. Salah satu interaksi antara guru dan peserta didik tertuang dalam sebuah pertanyaan.
Pertanyaan merupakan pintu gerbang pengetahuan. Dillon Ari Widodo, 2006: 141 berpendapat bahwa peserta didiklah yang harus banyak bertanya sebab
peserta didiklah yang sesungguhnya belajar. Pada penelitian ini terbukti bahwa pada pembelajaran pasti muncul
pertanyaan dari peserta didik. Hal ini juga didukung oleh lingkungan ketiga sekolah yang menerapkan kurikulum 2013. Proses pembelajaran pada
Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan
63 pendekatan ilmiah saintifik. Langkah-langkah pendekatan ilmiah scientific
approach dalam proses pembelajaran salah satunya adalah menggali informasi melalui bertanya.
Pertanyaan peserta didik yang muncul mencangkup ranah kognitif, afektif, dan keterampilan proses sains. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah mengadopsi taksonomi dalam bentuk rumusan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Pertanyaan pada ketiga ranah tersebut dikembangkan sebagai usaha mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Sementara itu, beberapa pertanyaan selain ranah kognitif, afektif, dan keterampilan proses sains termasuk pertanyaan yang tidak tergolong. Sesuai
dengan pernyataan Ari Widodo 2006: 3 bahwa peserta didik yang bertanya biasanya memiliki tiga tujuan, yaitu untuk mendapatkan penjelasan, sebagai
ungkapan rasa ingin tahu, atau bahkan sekedar untuk mendapatkan perhatian. Beberapa pertanyaan yang tidak tergolong dapat merupakan salah satu usaha
peserta didik untuk mendapatkan perhatian. Materi pembelajaran biologi pada ketiga sekolah berbeda-beda sesuai
dengan kebijakan guru. Berdasarkan rekap data pada tabel 2, materi yang diajarkan yaitu meliputi materi sistem indra, zat adiktif, sistem saraf, sistem
hormon, kandungan minuman kemasan, dan sistem imun. Kegiatan pembelajaran dan alokasi waktu tiap materi berbeda-beda. Materi sistem indra