Usahatani Tembakau Besuki Na-Oogst
30
AGRIBISNIS TEMBAKAU BESUKI NA-OOGST: Tinjauan Ekonomi Pertanian
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Personatae
Suku : Solanaceae
Marga : Nicotiana
Jenis : Tabacum
Dari sistematika tersebut, tembakau Besuki Na-Oogst dikenal dengan nama Nicotiana tabacum L. Pengusahaannya di Jawa Timur telah dimulai
sejak tahun 1856. Sedangkan, penyebarannya dewasa ini, terpusat di Kabupaten Jember dan sedikit di Kabupaten Bondowoso.
Tembakau Besuki Na-Oogst menghendaki tanah-tanah ringan atau tanah vulkanis dengan sifat penyerap yang baik, dengan reaksi tanah dari
asam lemah sampai mendekati netral pH 5-6. Suhu optimum untuk pertumbuhan antara 24-27 °C dengan kelembaban relatif rata-rata 75-
80. Curah hujan yang jumlahnya sedang, yaitu sekitar 300 mm selama musim tanam berpengaruh paling baik terhadap pertumbuhan tanaman
sehingga menghasilkan produksi yang maksimal Hartana 1978 dalam Syafi’i 1994.
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usahatani tembakau Besuki Na-Oogst, yakni adanya pengolahan tanah yang baik dengan tujuan
untuk: a. pengendalian gulma dan pemanfaatan sisa tanaman;
b. persiapan tempat menanam bibit yang baik dan tanah supaya cukup
gembur serta homogen sebagai pertumbuhan akar; c. untuk memperbaiki struktur tanah sehingga tercipta sifat hidrolisis
tanah sehingga tercipta sifat hidrolisis tanah, kecepatan infiltrasi, ka- pasitas penahanan air dan sifat ketahanan tanah terhadap pertumbuhan
akar yang sesuai dengan kebutuhan tanaman; dan
d. membuat guludan. Dengan pengolahan tanah yang baik, maka kegiatan agronomi
lainnya, seperti pemupukan, perlindungan tanaman, dan sebagainya akan lebih mudah dan lebih efektif. Pengolahan tanah untuk tanaman tembakau
di beberapa daerah berbeda-beda bergantung pada kebiasaan setempat. Untuk tanaman tembakau yang ditanam setelah tanaman padi, maka
pengolahan tanah perlu mendapat perhatian yang lebih intensif karena, pada umumnya, tanah setelah tanaman padi memiliki struktur tanah yang
jelek untuk tanaman tembakau.
31
Bab II, Usahatani Tembakau Besuki NA-OOGST
Faktor lain yang perlu mendapat perhatian, yakni pemakaian benih. Untuk mendapatkan keseragaman dalam pertubuhan tanaman maupun
mutu daun perlu digunakan benih murni dari varietas unggul yang berasal dari benih dasar yang dihasilkan oleh balai penelitian. Kebutuhan benih
untuk satu hektar pertanaman rata-rata 10 gram. Pada umumnya, benih tembakau tidak memunyai masa istirahat sehingga benih yang baru
dihasilkan langsung dapat disebar. Apabila benih tersebut tidak langsung digunakan, maka dalam penyimpanannya harus dimasukkan dalam kaleng
yang diberi kapur tohor untuk menghisap air dan ditutup rapat. Untuk menghasilkan pertumbuhan benih yang baik, sebelum benih ditaburkan
di bedengan lebih dahulu direndam pada kain basah di tempat yang terkena sinar matahari secara tidak langsung selama kurang lebih tiga hari sampai
sebagian dari benih mulai pecah kulitnya. Penyebaran benih untuk seluruh areal tanaman tidak dilaksanakan sekaligus melainkan dalam beberapa
gelombang dengan selang waktu tertentu. Dalam penyebaran ini, masing- masing gelombang penyebaran benih menghasilkan blok-blok pertanaman
tersendiri yang berdasarkan urutan saat penyebarannya. Tujuan menye- barkan benih secara bergelombang antara lain untuk:
a. memperkecil resiko kerusakan oleh hujan; b. mengatur kegiatan tenaga kerja dalam tahap-tahap pekerjaan selanjut-
nya tanam, pemeliharaan, pemetikan, dan pengeringan; c. menyesuaikan dengan kapasitas gudang pengering.