Sinergi Kelembagaan dalam Membangun Jejaring Kerja

160 AGRIBISNIS TEMBAKAU BESUKI NA-OOGST: Tinjauan Ekonomi Pertanian b. Menjalin kerjasama dengan lembaga di luar negeri dengan meminta bantuan tenaga ahli untuk memperluas wawasan pengusaha. c. Pemerintah daerah memfasilitasi keikutsertaan pengusaha pada pame- ran dagang. d. Program pemberdayaan pengusaha dan membuka hubungan kerja dengan pihak-pihak yang terlibat dalam agroindustri cerutu. e. Kerjasama dengan perguruan tinggi untuk mencetak tenaga ahli budi- daya tembakau Na-Oogst dan tenaga kerja profesi teknologi pengo- lahan cerutu. Pengembangan agroindustri cerutu diarahkan untuk mewujudkan kompetensi dalam pengembangan produk cerutu yang bersifat deversifikasi dan diferensiasi melalui kerjasama dengan perguruan tinggi dan lembaga penelitian guna melakukan penelitian produk dan potensi pasar. Pengem- bangan ini, dapat dilakukan melalui pusat pemasaran dan promosi daerah ataupun melalui pihak pemerintah daerah, seperti Dinas Perdagangan dan Perindustrian yang menjalin hubungan kerja dengan para pihak dalam rangka menarik investor berbasis cerutu dan pengembangan produk. Apabila terwujud, Kabupaten Jember dapat menjadi pusat keunggulan center of excellence yang dapat memberikan sumbangsih pada daerah lain yang akan mengembangkan tanaman tembakau Na-Oogst sebagai bahan baku utama cerutu.

3. Menentukan Merek Sendiri dan Menentukan Hak Paten Cerutu yang Diproduksi

Andalan produksi unggulan perkebunan Jember, yakni komoditi tembakau. Penggemar cerutu atau aficionado mengetahui bahwa cerutu buatan Kuba, Amerika, Swiss, dan Jerman mahal dan berkelas. Kabupaten Jember melalui tembakau Besuki Na-Oogst merupakan salah satu pemasok cerutu tersebut. Tembakau Besuki dimanfaatkan terutama untuk pembalut cerutu deklabad selain sebagai bahan pengikat binder serta pengisi filler aroma cerutu yang berkualitas. Jember merupakan penghasil cerutu terbaik nomor satu di Indonesia dan nomor dua terbaik di seluruh dunia. Jember menghasilkan cerutu terbaik kedua di dunia setelah Kuba Kompas, 2010. Kopkar Kartanegara PTPN X Jember juga turut memproduksi sekaligus memasarkan produk tembakau, baik jenis Na Oogst dan TBN FIN yang dikemas menjadi cerutu yang berkualitas dan sesuai standar 161 Bab IV, Agroindustri Cerutu keinginan konsumen. Pembuatan cerutu Kopkar Kartanegara dilakukan secara manual atau “hand made”. Ada tiga jenis cerutu yang diproduksi Kopkar Kertanegara, yakni jenis cerutu berbatang pendek small cigar, sedang soft filler, dan panjang long filler. Dari hasil produksi, sebanyak 20 cerutu Kopkar Kartanegara PTPN X, diekspor ke luar negeri, antara lain Amerika Serikat, Australia, Jepang, dan Malaysia. Sedangkan, sisanya dijual di pasar dalam negeri. Kopkar Kartanegara sudah menjalin kerjasama dengan empat negara itu terkait dengan permintaan cerutu di negara tersebut. Produksi cerutu relatif stabil dan peningkatannya sekitar 2,5 saja dari produksi 1 juta batangnya per- tahun. Krisis global dunia tidak memengaruhi permintaan cerutu dari pangsa pasar luar negeri dan dalam negeri. Dalam pemasaran cerutu skala ekspor, importir cerutu di luar negeri bisa menerima komoditas dalam bentuk barang atau cerutu sudah dipak atau membawa kemasan sendiri sesuai merek dagang pembeli. Ketua Koperasi Karyawan Kertanegara PTPN X Jember, Joko Susilo menge- mukakan bahwa siapa pun bisa membeli dan membawa kemasan sendiri. Artinya, pedagang cerutu luar negeri bisa bertindak sebagai produsen atau memproduksi cerutu sesuai keinginan mereka. Cerutu yang dijual ke Amerika Serikat, Australia, Jepang, dan Malaysia, memiliki banyak merek dagang sesuai selera pembeli. Sebagai contoh, cerutu merek Cigar Amerika dikemas dengan kertas berwarna merah hati yang sangat menarik. Kemasan berisi sekitar 10 batang cerutu itu di Amerika seharga 10 dolar AS per pak atau sekitar Rp 350.000.00. Dengan demikian, maka konsumen mengira bahwa Cigar Amerika merupakan cerutu produksi Amerika. Selain empat negara yang melakukan pola pembelian dan dijual di negaranya seolah- olah produksi pemilik label tersebut, ada pula yang hanya jadi pemasok atau importir. Artinya, perusahaan ini memproduksi cerutu untuk peru- sahaan orang lain. Dalam pemasarannya, Kopkar tidak pernah mempermasalahkan kemasan merek cerutu Kopkar Kertanegara yang dijual di pasar luar negeri diganti dengan merek lain, asalkan ada kerjasama dan pemberitahuan kepada pihak Kopkar Kertanegara. Dengan sistem pemasaran seperti itu, dapat merugikan pihak produsen sebab hasil produksinya diberi merek dagang oleh pihak importir cerutu sehingga cerutu Indonesia tidak dikenal oleh masyarakat luar dan tidak memiliki hak paten atas produknya. Kopkar Kertanegara hanya memiliki beberapa merek saja, yakni Macho, Macho Filler, Argopuros, Bali Djangger, LA, dan MD. Sedangkan, yang ada di