Teori Biaya Penyusutan Pay Back Period PBP

134 AGRIBISNIS TEMBAKAU BESUKI NA-OOGST: Tinjauan Ekonomi Pertanian 1. Metode Garis Lurus Straight Line Methods Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan paling umum digunakan. Dalam metode ini, besarnya biaya penyusutan dari tahun ke tahun besarnya sama. Besar penyusutan dapat dihitung dengan rumus: Keterangan: HP = Harga perolehan NS = Nilai sisa n = Taksiran umur ekonomis 2. Metode Tarif Tetap dari Nilai Buku Declining Balance Method Metode ini merupakan cara pengalokasian harga perolehan aktiva tetap dengan persentase tertentu dari nilai buku untuk setiap periode akuntansi. Nilai baku diperoleh dari harga perolehan dikurangi dengan beban penyusutan yang terjadi. Besarnya tarif penyusutan dapat dihitung dengan cara: Keterangan: HP = harga perolehan NS = nilai sisa n = taksiran umur ekonomis l = angka tahun 3. Metode Saldo Menurun Ganda Double Declining Balance Method Metode ini merupakan cara lain untuk menentukan besarnya biaya penyusutan, yaitu dengan mengalikan dua kali persentase yang diperoleh dari perhitungan metode garis lurus. Dapat dihitung dengan cara: Tarif penyusutan = 4. Metode Jumlah Angka Tahun Sum of the Years Digits Method Dalam metode ini penetapan beban penyusutan yang besarnya semakin lama semakin kecil dengan mengasumsikan bahwa aktiva yang di- pergunakan semakin lama semakin berkurang dalam menghasilkan atau berproduksi, besarnya beban penyusutan dihitung dengan: 135 Bab IV, Agroindustri Cerutu Beban penyusutan = Keterangan: HP = Harga perolehan NS = Nilai sisa 5. Metode Unit Produksi Unit of Output Method Dalam metode ini penetapan besarnya biaya penyusutan dari waktu ke waktu selalu berubah dipengaruhi oleh seberapa banyak aktiva tersebut menghasilkan suatu produk dapat dihitung dengan cara: Penyusutan = Keterangan: HP = Harga perolehan NS = Nilai sisa n = Kapasitas produksi 6. Metode Jam Jasa Service Hours Method Metode ini didasarkan atas anggapan bahwa aktiva yang lebih sering digunakan lebih cepat rusak, besarnya penyusutan dapat dihitung dengan cara: Penyusutan = Keterangan: HP = Harga perolehan NS = Nilai sisa n = Jam jasa

4.4 Analisis Finansial Agroindustri Cerutu

Suatu usaha atau kegiatan dapat dinilai layak atau tidak untuk terus dilaksanakan dapat diketahui dengan menggunakan analisis finansial dan sensitivitas. Pengertian layak dalam penilaian ini adalah kemungkinan dari gagasan usahaproyek yang akan dilaksanakan dapat memberi manfaat benefit, baik dalam financial benefit maupun dalam social benefit. Untuk melakukan studi kelayakan usaha digunakan peralatan analisis yang ada dalam bidang ilmu manajemen keuangan, pemasaran, sumber daya manu- sia, operasi, dan umum. Di samping itu, juga diperlukan peralatan analisis ilmu ekonomi. 136 AGRIBISNIS TEMBAKAU BESUKI NA-OOGST: Tinjauan Ekonomi Pertanian Dalam perhitungan analisis finansial agroindustri cerutu Kopkar Kertanegara ini, dilakukan selama periode 17 tahun dengan tahun awal merupakan tahun investasi. Komponen biaya tetap yang diperhitungkan terdiri atas inventaris pabrik, mesin dan instalasi, gaji tetap pegawai kantor, dan biaya sewa gedung. Sedangkan, biaya variabelnya terdiri atas upah tenaga kerja, pemakaian bahan baku, dan biaya operasional lain. Nilai investasi dan modal kerja yang masih tersisa pada waktu kegiatan berakhir merupakan nilai sisa salvage value dan dianggap sebagai keuntungan usaha. Manfaat studi kelayakan ini, untuk memberitahukan kepada pihak– pihak tertentu bahwa suatu bisnisusaha layak untuk direalisasikan. Biasa- nya, yang membutuhkan laporan hasil studi kelayakan ini, antara lain: 1 investor, 2 kreditor, 3 manajemen perusahaan, dan 4 pemerintah. Hasil analisis fiansial agroindustri cerutu Kopkar Kertanegara dari tahun 1993-2009. Analisis finansial dilakukan untuk mengetahui kela- yakan dari sisi finansial, yaitu dari pendapatan dan pengeluaran agro- industri cerutu Kopkar Kartanegara PTPN X Jember. Pengeluaran atau biaya yang dikeluarkan oleh agroindustri cerutu Kopkar Kartanegara terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh agroindustri, yaitu berupa inventaris pabrik yang berupa meja, kursi, kompor gas, pisau, keranjang, mesin ketik, komputer, printer, kabel gulung, timbangan digital, dan gunting. Selain inventaris juga terdapat biaya tetap untuk mesin dan instalasi, seperti: Lemari pemanas, mesin kepompong filler, gilingan cengkeh, belt conveyor, mesin semprot filler, mesin blanding, mesin press cerutu, serta gaji pegawai tetap agroindustri cerutu Kopkar Kertanegara Jember. Biaya tidak tetap atau variable cost terdiri atas gaji pegawai tidak tetap, biaya bahan dan barang, serta biaya lain-lain. Analisis finansial menunjukkan hasil sebagai berikut.