Teori Policy Analysis Matrix PAM

80 AGRIBISNIS TEMBAKAU BESUKI NA-OOGST: Tinjauan Ekonomi Pertanian gunakan data usahatani, pemasaran dari petani ke pengolah, pengolahan, dan pemasaran dari pengolah ke pedagang. Selanjutnya, ditaksir dampak kebijakan komoditas dan ekonomi makro dengan cara membandingkan tanpa adanya kebijakan. Metode PAM merupakan suatu pendekatan perhitungan dengan menggunakan dua perhitungan harga, yaitu harga privat dan harga so- cial. Dalam perhitungan tersebut, dapat diketahui keuntungannya, baik keuntungan privat maupun keuntungan sosial serta divergensi antara harga privat dan harga sosial. Harga privat adalah harga aktual yang berlaku di masyarakat, sedangkan harga sosial adalah harga yang belum dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah subsidi dan pajak. Selanjutnya, harga sosial ditentukan dengan menggunakan harga paritas sebagai persamaan dengan menggunakan asumsi-asumsi tertentu. Tabel PAM untuk usahatani memungkinkan seseorang menghitung tingkat keuntungan privat yang merupakan sebuah ukuran dayasaing usahatani pada tingkat harga pasar atau harga aktual. Perhitungan ke- untungan privat atau dayasaing ditempatkan pada baris pertama dari tabel PAM. Menurut Soetriono 2002, keuntungan privat menunjukkan daya- saing pada sistem pertanian, arus teknologi, nilai produksi, harga, dan pergantian kebijaksanaan. Tujuan kedua dari analisis PAM, yakni untuk menghitung tingkat keuntungan sosial sebuah usahatani yang dihasilkan dengan menilai output dan biaya pada tingkat harga efisiensi harga sosial. Perhitungan keuntungan sosial ditempatkan pada baris kedua dari tabel PAM. Keuntungan sosial adalah ukuran yang efisien karena produksi dan input-input , yang dinilai dalam harga sosial. Tujuan ketiga dari analisis PAM adalah menghitung efek transfer transfer effect sebagai dampak dari sebuah kebijakan. Penentuan efek transfer dari sebuah kebijakan ditempatkan pada baris ketiga dari tabel PAM. Tabel PAM menunjukkan matrik analisis kebijakan yang terdiri atas komponen penerimaan, biaya yang meliputi biaya input tradable dan biaya input non tradable serta keuntungan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.1. 81 Bab III, Analisis Dayasaing Tembakau Besuki NA OOGST Tabel 3.1 Policy Analysis Matrix Sumber: Pearson et al 2003 Matrik analisis kebijakan terdiri atas komponen penerimaan, biaya, yang meliputi biaya input tradable dan biaya input nontradable faktor domestik, dan keuntungan. Penerimaan merupakan hasil yang diterima petani dari perkalian antara produksi dengan harga jualnya sebelum dikurangi dengan biaya. Input tradable, yakni semua input yang dapat diperdagangkan secara internasional, yaitu pupuk dan obat-obatan. In- put nontradable atau disebut juga faktor domestik merupakan semua in- put yang tidak dapat diperdagangkan secara internasional. Input nontradable yang diperhitungkan dalam PAM, yakni modal, tenaga kerja, dan lahan. Sedangkan, keuntungan merupakan selisih antara penerimaan dengan nilai input yang dikeluarkan dalam usahatani. Dari data Tabel 3.1, kemudian dapat dianalisis dengan berbagai indikator sebagai berikut. 1. Analisis keuntungan atau private profitability PP D = A–B–C A = Penerimaan privat B = Biaya input tradable privat C = Biaya input non tradable privat 2. Analisis keuntungan sosial social profitability SP H = E–F–G E = Penerimaan sosial F = Biaya input tradable sosial G = Biaya input non tradable sosial 3. Efisiensi finansial keuntungan kompetitif atau private cost ratio: 82 AGRIBISNIS TEMBAKAU BESUKI NA-OOGST: Tinjauan Ekonomi Pertanian 4. Analisis efisiensi domestik keunggulan komparatif atau domestic resource cost ratio F sosial tradable input Penerimaan E sosial Penerimaan G Sosial tradable non Input Biaya DRC − = 5. Output Transfer OT = Penerimaan privat A – Penerimaan sosial E 6. Transfer Input IT = Biaya input tradable privat B – Biaya input tradable sosial F 7. Transfer Faktor FT = Biaya input non tradable privat C – Biaya input non tradable sosial G 8. Transfer Bersih NT= Keuntungan privat D – Keuntungan sosial H 9. Nominal protection coefficient on tradable output E sosial Penerimaan A privat Penerimaan NPCO = 10. Nominal protection coeficient on tradable input F sosial tradable input Biaya B privat tradable input Biaya NPCI = 11. Effective protection coefficient F sosial tradable input Biaya E sosial Penerimaan B privat tradable input Biaya A privat Penerimaan EPC − − = 12. Profitability coeficient H sosial Keuntungan D privat Keuntungan PC = 13. Subsidy ratio to producer E sosial Penerimaan L bersih Transfer SRP =

3.5 Teori Harga Sosial

Menurut Layard dan Glaister dalam Soetriono, 2006, harga sosial atau harga bayangan digunakan untuk menyesuaikan terhadap harga pasar 83 Bab III, Analisis Dayasaing Tembakau Besuki NA OOGST internasional dari beberapa faktor produksi atau hasil produksi. Dalam penelitian ini, ditetapkan terhadap output, tenaga kerja, nilai tukar uang dan input antara. Input antara yang tradable dinilai berdasarkan harga perbatasannya F.o.b untuk komoditi yang diekspor dan C.i.f untuk komoditi yang diimpor. Input antara yang nontradable dinilai berdasarkan harga pada pasar domestik. Dalam mencari harga sosial terjadi kendala, yaitu keterbatasan dana dan informasi yang diperlukan, maka selanjutnya akan ditentukan berdasarkan berbagai sumber yang berhubungan dengan penelitian ini. 1. Harga Beberapa cara penggunaan harga social, antara lain sebagai berikut. a. Harga input output Harga sosial yang digunakan untuk input output tradable yakni harga internasional atau border price yang dinyatakan dalam satuan moneter setempat pada kurs pasar. Menurut Djamin dalam Supandi, 2008, border price yang relevan untuk input dan output impor yakni harga impor C.i.f lepas dari pelabuhan dikurangi segala jenis bea masuk, pajak impor, dan sebagainya. Sedangkan, pada input output yang merupakan barang ekspor, maka border price yang relevan digunakan yakni harga F.o.b pada titik masuk pelabuhan ekspor. Harga sosial output tembakau merupakan harga F.o.b karena tembakau merupakan komoditi ekspor. Harga sosial yang dipakai, yaitu US 6.532,03Ton. Data ini berdasarkan pada harga F.o.b tembakau rata- rata pada tahun 2008 yang didapat dari World Bank. b. Harga input perantara Dalam penelitian ini, diasumsikan semua pupuk urea adalah impor, maka digunakan harga C.i.f yang berdasarkan data World Bank tahun 2008. Obat-obatan yang digunakan dalam usahatani tembakau merupakan produksi dalam negeri. Obat-obatan ini, bahan bakunya terdiri atas komponen asing importable dan domestik untradeable. Menurut Kadariah 2001, harga bayangan dihitung dengan rumus: P x = P importable + P domestik P importable = a x P privat x SERNTR P domestik = 1-a x P privat