Teori Harga Sosial AGRIBISNIS TEMBAKAU BESUKI NA- OOGST: TINJAUAN EKONOMI PERTANIAN
83
Bab III, Analisis Dayasaing Tembakau Besuki NA OOGST
internasional dari beberapa faktor produksi atau hasil produksi. Dalam penelitian ini, ditetapkan terhadap output, tenaga kerja, nilai tukar uang
dan input antara. Input antara yang tradable dinilai berdasarkan harga perbatasannya F.o.b untuk komoditi yang diekspor dan C.i.f untuk
komoditi yang diimpor. Input antara yang nontradable dinilai berdasarkan harga pada pasar domestik. Dalam mencari harga sosial terjadi kendala,
yaitu keterbatasan dana dan informasi yang diperlukan, maka selanjutnya akan ditentukan berdasarkan berbagai sumber yang berhubungan dengan
penelitian ini.
1. Harga Beberapa cara penggunaan harga social, antara lain sebagai berikut.
a. Harga input output Harga sosial yang digunakan untuk input output tradable yakni harga
internasional atau border price yang dinyatakan dalam satuan moneter setempat pada kurs pasar. Menurut Djamin dalam Supandi, 2008,
border price
yang relevan untuk input dan output impor yakni harga impor C.i.f lepas dari pelabuhan dikurangi segala jenis bea masuk,
pajak impor, dan sebagainya. Sedangkan, pada input output yang merupakan barang ekspor, maka border price yang relevan digunakan
yakni harga F.o.b pada titik masuk pelabuhan ekspor. Harga sosial output tembakau merupakan harga F.o.b karena tembakau
merupakan komoditi ekspor. Harga sosial yang dipakai, yaitu US 6.532,03Ton. Data ini berdasarkan pada harga F.o.b tembakau rata-
rata pada tahun 2008 yang didapat dari World Bank.
b. Harga input perantara Dalam penelitian ini, diasumsikan semua pupuk urea adalah impor,
maka digunakan harga C.i.f yang berdasarkan data World Bank tahun 2008. Obat-obatan yang digunakan dalam usahatani tembakau
merupakan produksi dalam negeri. Obat-obatan ini, bahan bakunya terdiri atas komponen asing importable dan domestik untradeable.
Menurut Kadariah 2001, harga bayangan dihitung dengan rumus:
P
x
= P
importable
+ P
domestik
P
importable
= a x P
privat
x SERNTR P
domestik
= 1-a x P
privat
84
AGRIBISNIS TEMBAKAU BESUKI NA-OOGST: Tinjauan Ekonomi Pertanian
Keterangan: P
x
= harga bayangan obat-obatan Rpkemasan P
domestik
= harga komponen untradeable Rpkemasan P
importable
= harga komponen impor Rpkemasan P
privat
= harga privat obat-obatan Rpkemasan a
= bagian komponen importable 1-a
= bagian komponen domestik Sarana produksi bibit merupakan input antara yang nontradable
dinilai berdasarkan harga pada pasar domestik. Kebutuhan bibit di lokasi penelitian secara umum dibeli melalui petani lain dan diusahakan sendiri
oleh petani sehingga harga sosial bibit ditetapkan sama dengan harga pasar domestik Pearson et al, 2003.
2. Biaya tenaga kerja Pearson, et al 2003, menyatakan opportunity cost untuk tenaga
kerja upahan, misalnya upah tenaga kerja market wage rate dengan memperhitungkan nilai makan serta biaya lain yang dibayarkan oleh petani,
pedagang maupun pengolah. Opportunity cost tenaga kerja dalam keluarga dinilai setara dengan upah tenaga kerja upahan karena apabila dia tidak
bekerja di sawahnya sendiri, dia bias mendapatkan upah di tempat lain dengan tenaga kerja upah yang sama.
Penelitian ini mengambil asumsi bahwa tenaga kerja pada usahatani tembakau Besuki Na Oogst memiliki opportunity cost untuk bekerja di
bidang lain. Dalam menghitung harga sosial tenaga kerja digunakan asumsi World Bank
dalam Pramasari, 2007, untuk tenaga kerja pertanian di negara berkembang sebesar 87,5 dari upah privat.
3. Lahan Pearson, et al 2003, berpendapat bahwa bila memungkinkan, nilai
sosial sewa lahan diperoleh dengan menghitung nilai keuntungan sosial dari komoditas alternatif terbaik pola tanam terbaik. Penelitian ini
mengggunakan komoditas jagung sebagai komoditas alternatif terbaik pada musim kemarau I MK-I. Di wilayah Jember bagian selatan, seperti
Ambulu dan sekitarnya memiliki pola tanam rata-rata Padi–Tembakau- Palawija atau Padi-Palawija-Palawija. Hal ini disebabkan daerah selatan
Kabupaten Jember memiliki areal persawahan yang terbatas air sehingga
85
Bab III, Analisis Dayasaing Tembakau Besuki NA OOGST
pada musim kemarau lebih memilih menanam tembakau atau palawija yang tidak membutuhkan banyak air seperti halnya usahatani padi. Palawija
yang lebih diminati yakni jagung. Dengan demikian, perhitungan biaya sosial lahan didasarkan pada perbandingan keuntungan usahatani
tembakau dengan keuntungan sosial yang didapat dari usahatani jagung.
4. Nilai tukar valuta asing Harga sosial untuk nilai valuta asing adalah nilai resmi yang diten-
tukan oleh lembaga pemerintah yang berwenang dikali dengan faktor konversi. Menurut Budiharsono 2001, salah satu cara untuk menghitung
besarnya harga sosial nilai tukar uang dengan menggunakan standar konversi faktor SKF, yaitu:
SKF = M + X
i M + T
m
+ X - T
x
Keterangan: M = impor
T
x
= pajak ekspor T
m
= pajak impor X = ekspor
Harga sosial nilai tukar uang SER dihitung dengan rumus sebagai berikut:
SER = Nilai kurs resmi
SCF 5. Pajak
Pembayaran pajak dalam analisis finansial akan dikurangkan pada manfaat proyek atau dianggap sebagai biaya. Sedangkan, berdasarkan harga
sosial, pembayaran pajak tidak dikurangkan dalam perhitungan benefit proyek yang diserahkan pada pemerintah untuk kepentingan masyarakat
sebagai keseluruhan. Oleh karena itu, tidak dianggap sebagai biaya.
6. Subsidi Di dalam analisis finansial, subsidi akan mengurangi biaya proyek.
Jadi, menambah benefit proyek. Sedangkan, harga sosialnya, subsidi tidak dihitung sebagai salah satu penyebab bertambahnya keuntungan.
86
AGRIBISNIS TEMBAKAU BESUKI NA-OOGST: Tinjauan Ekonomi Pertanian