Farming Reorganization Kebijaksanaan Strategi Pengembangan Agroindustri

21 Bab I, Agribisnis elastisitas pendapatan yang tinggi pula. Di samping itu, perlu pula dila- kukan reorganisasi managemen sedemikian sehingga dapat diperoleh skala manageman yang lebih besar, walaupun pemilikan usahanya tidak harus berada dalam satu pihak tertentu. Dengan demikian, reorganisasi usaha produksi budidaya pertanian tersebut, akan memilki dimensi tingkat usahatani dan dimensi wilayah regional.

2. Small-scale Industrial Modernization

Pengembangan agroindustri kecil dan menengah merupakan inti dari pengembangan agrobisnis. Dalam hal ini kebijaksanaan modernisasi kegiatan industri perlu menjadi fokus perhatian utama. Modernisasi yang perlu dilakukan menyangkut modernisasi teknologi berikut seluruh perangkat penunjangnya, modernisasi sistem organisasi, dan manajemen serta dalam pola hubungan dan orentasi pasar.

3. Service Rasionalization

Pengembangan layanan agroindustri merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan agroindustri secara keseluruhan. Rasio- nalisasi lembaga-lembaga penunjang kegiatan agribisnis harus dilakukan sehubungan dengan peningkatan efisiensi dan daya saing lembaga penun- jang kegiatan agroindustri harus dilakukan sehubungan dengan pening- katan efisiensi dan daya saing lembaga tersebut, baik dalam negeri maupun luar negeri, serta dengan pengembangan kepercayaan dunia usaha terhadap kemampuan dan kehandalan lembaga-lembaga pemberi jasa tersebut dalam memberikan tunjangan terhadap kegiatan yang dilakukan. Secara khusus, lembaga penunjang yang perlu mendapat perhatian khusus, yakni lembaga keuangan financial institution, khususnya di pedesaan dan lembaga pene- litian dan pendidikan, khusunya penyuluhan.

4. Policy Integration

Kebijaksanaan pengembangan agroindustri perlu dilaksanakan secara terpadu dalam konteks sistem agribisnis secara keseluruhan. Hal ini di- dasarkan pada latar belakang pengembangan agroindustri itu sendiri yang memiliki keunggulan justru karena keterkaitan dengan kegiatan lain dalam sistem agribisnis. Dengan demikian, pengembangan agroindustri tidak dapat dilakukan tanpa perkembangan subsistem lain yang memadai. 22 AGRIBISNIS TEMBAKAU BESUKI NA-OOGST: Tinjauan Ekonomi Pertanian Kebijaksanaan yang terpadu tersebut, mencakup beberapa bentuk kebijaksanaan. Pertama, kebijaksanaan pengembangan produksi dan produkstivitas di tingkat perusahaan firm level policy. Kedua, kebijak- sanan tingkat sektoral untuk mengembangakan seluruh kegiatan usaha sejenis. Ketiga, kebijaksanaan di tingkat sistem agroindustri yang mengatur keterkaitan antara beberapa sektor. Keempat, kebijaksanaan ekonomi makro yang mengatur seluruh kegiatan perekonomian yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap agroindustri. Sebagai langkah awal, hal tesebut dapat diwujudkan dengan 1 mengembangkan sistem komunikasi yang dapat mengoordininasi-kan pelaku-pelaku kegiatan agroindustri dengan penentu kebijaksanaan yang dapat memengaruhi sistem agroindustri secara keseluruhan maupun masing-masing subsistem agroindusri; 2 membentuk, mengembangkan, dan menguatkan asosiasi pengusaha yang terlibat dalam kegiatan agro- industri pada berbagai jenjang, tidak hanya asosisi yang dapat bergerak antara subsistem, yaitu asosiasi dengan integrasi vertikal; dan 3 mengem- bangkan kegiatan masing-masing subsistem agroindustri, terutama dituju- kan untuk meningkatkan produktivitas dan kemampuan manajemen melalui kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi. Berdasarkan uraian tersebut, pengembangan kegiatan agroindustri dengan konsep Agroindustry Lead Development Strategy pada saat sekarang dan mendatang merupakan kelanjutan strategi yang kemarin. Aspek kelanjutan ditunjukan oleh pengembangan kegiatan bukan usahatani off farm setelah dicapai keberhasilan pada kegiatan-kegiatan di tingkat usahatani. Aspek peningkatan ditunjukan oleh diversifikasi kegiatan petani dan kegiatan pedesaan dengan pengembangan kegiatan nonbudidaya, seperti pengolahan, pemasaran, dan kegiatan penunjang setelah kegiatan budidaya berhasil dikusai. Sedangkan, aspek kelanjutan dan peningkatan lainnya ditunjukan oleh usaha untuk menyeimbangkan kegiatan di antara para pelaku eko- nomi. Dalam tataran ini, peran pihak swasta dalam arti yang seluas-luasnya semakin ditingkatkan. Dalam hal ini, peran pemerintah dapat ditekankan pada kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan infra- struktur, penelitian, dan pengembangan, serta lembaga koordinasi yang bertanggung jawab terhadap kegiatan agroindustri tersebut di tingkat pusat.