158
AGRIBISNIS TEMBAKAU BESUKI NA-OOGST: Tinjauan Ekonomi Pertanian
e. Subsistem jasa prasarana
Soetriono, dkk. 2003 mengemukakan bahwa subsistem jasa pra- sarana merupakan seluruh kegiatan yang menyediakan jasa bagi agribisnis.
Dikenal dengan agribisnis jasa. Subsistem jasa pendukung agroindustri cerutu umumnya cukup memadai. Sarana transportasi dan komunikasi
tersedia dengan baik dan dapat diperoleh dengan mudah. Angkutan antar- daerah dapat memacu aktivitas pelaku usaha sehingga sektor inipun perlu
mendapat perhatian yang intensif.
6. Subsistem pembinaan
Pembinaan yang dilakukan oleh pihak pemerintah melalui PTPN X sendiri mampu mengembangkan agroindustri cerutu Kopkar Kertanegara,
namun juga diperlukan pembinaan dari Dinas Perindustrian dan Perda- gangan yang dapat membantu dalam memberikan pembinaanbimbingan
dalam proses perdagangan. Peran pembina sangat diharapkan dalam pe- ngembangan produk-produk yang dihasilkan oleh agroindustri ini. Selain
itu, keberadaan klinik agribisnis menjadi syarat keharusan dalam mengem- bangkan kerjasama erat antarsubsektor agribisnis.
Integrasi hulu-hilir ini, dilakukan untuk beberapa alasan di antaranya sebagai berikut.
1 Membangun penghalang masuk bagi kompetitor barriers to entry Penguasaan pengadaan input hingga distribusi output menjadikan
penghalang bagi kompetitor untuk masuk. Artinya, mengurangi persaingan di dalam industri dan mampu menjual dengan harga yang
lebih tinggi atau membuat produk dengan harga lebih murah.
2 Memungkinkan investasi dalam bentuk asset yang spesifik Asset spesifik ialah asset yang didesain untuk tujuan tertentu. Investasi
pada asset spesifik sangat sulit karena alasan kebergantungan pada pembeli produknya sehingga perusahaan lebih baik dan lebih aman
untuk investasi sendiri dengan melakukan integrasi vertikal dari hulu hingga hilir.
3 Melindungi mutu produk Integrasi vertikal bertujuan untuk melindungi dan menjaga mutu
sekaligus memiliki keunggulan untuk diferensiasi usaha. Dalam hal ini, bertujuan untuk menjaga mutu atau kualitas dari tembakau Na-
Oogst sebagai bahan baku utama cerutu.
159
Bab IV, Agroindustri Cerutu
4 Menjaga dan memperbaiki jadwal produksi. Dengan penguasaan bahan baku dan faktor produksi membuat
perusahaan mampu menyesuaikan jadwal produksi dengan permintaan konsumen.
Dari uraian tersebut, jelas sistem agribisnis merupakan suatu rang- kaian aktivitas yang saling berkait, yang keberhasilan pengembangannya
sangat ditentukan oleh tingkat kehandalan dari setiap komponen yang menjadi subsistemnya. Untuk itu, diperlukan campur tangan pemerintah
melalui regulasi, koordinasi, perlindungan, stimulasi, pelayanaan, dan penilaian terhadap seluruh subsistem dalam sistem agribisnis beserta ling-
kungan yang memengaruhinya. Selain itu, kondisi sumber daya, lingku- ngan, dan prasarana juga merupakan faktor yang menentukan kehidupan
dan perkembangan sistem agribisnis tersebut. Oleh karena itu, sumber daya lingkungan dan prasarana perlu dikembangkan sedemikian rupa
sehingga mampu menunjang terlaksananya berbagai kegiatan di setiap subsistem secara memadai.
Dengan demikain pengembangan agroindustri cerutu Kopkar Kerta- negara PTPN X tidak hanya ditujukan untuk pengembangan kegiatan
industri, tetapi sekaligus untuk mengembangkan kegiatan budidaya dan kegiatan-kegiatan lain dalam sistem agribisnis secara keseluruhan. Hal ini
dapat memberikan pengaruh yang sangat besar bagi pencapaian berbagai tujuan pembangunan, seperti mengatasi kemiskinan, peningkatan
kesempatan kerja, peningkatan kesempatan berusaha, peningkatan ekspor, dan peningkatan devisa negara.
2. Sinergi Kelembagaan dalam Membangun Jejaring Kerja
Strategi ini memfokuskan pada membangun kompetensi perluasan jejaring kerja, pemasaran, dan pengembangan produk inovatif sehingga
mampu membuka pasar domestik dan pasar ekspor serta riset produk cerutu. Pengusaha dan pemerintah secara bersama mencari langkah yang
tepat dalam menjalankan kegiatan promosi dan mencari pasar baru, baik pasar domestik maupun internasional. Targetnya yakni meningkatkan
volume penjualan dengan kualitas yang mampu bersaing dengan produk cerutu luar negeri yang disertai hak paten. Beberapa kegiatan yang dapat
dijalin melalui pusat pemasaran dan promosi antara lain sebagai berikut. a. Kerjasama dengan agen cerutu luar negeri, misalnya Filipina, Jerman,
dan Jepang.