Prinsip Dasar Dayasaing AGRIBISNIS TEMBAKAU BESUKI NA- OOGST: TINJAUAN EKONOMI PERTANIAN

79 Bab III, Analisis Dayasaing Tembakau Besuki NA OOGST tidak mengalami distorsi sama sekali. Komoditi yang memiliki keunggulan komparatif dikatakan juga memiliki efisiensi secara ekonomis. Dayasaing adalah kemampuan untuk memproduksi barang dan jasa yang memenuhi uji persaingan internasional dan menguasai pasar. Sedangkan, menurut Cho dan Moon dalam Supandi, 2008, dayasaing suatu negara dide- finisikan sebagai posisi kompetitif relatif sebuah negara dalam pasar inter- nasional di antara berbagai negara dari pembangunan ekonomi serupa. Menurut Porter dalam Soetriono 2006, keunggulan dayasaing adalah kemampuan suatu negaraperusahaan untuk mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar secara menguntungkan dan berkelanjutan melalui pemanfaatan keunggulan komparatifnya. Menurut Saragih 1998, terdapat tiga hal mendasar yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan dayasaing, yaitu: a kemampuan menghasilkan suatu komoditi yang lebih murah dari pesaingnya belum menjamin keunggulan bersaing di pasar internasional, b kemampuan untuk menyediakan produk yang sesuai dengan preferensi konsumen yang berkembang sangat menentukan keunggulan bersaing di pasar internasional, dan c keunggulan dayasaing ditentukan oleh kemampuan mendayagunakan keunggulan komparatif mulai dari hulu hingga hilir. Menurut Soetriono 2006, dayasaing juga dapat diartikan sebagai kemampuan atau kesanggupan komoditas per- tanian untuk mempertahankan perolehan laba dan pangsa pasar sehingga produsen mempunyai kemampuan dalam memproduksi komoditas pertanian sehingga dapat mempertahankan kelanjutan usahanya. Pearson 2003 menyatakan ukuran dayasaing usahatani yang dinilai dari tingkat keuntungan privat pada harga pasar atau harga aktual, selan- jutnya disebut dengan keunggulan kompetitif PCR. Sedangkan, ukuran dayasaing dengan menghitung tingkat keuntungan sosial sebuah usahatani yang dihasilkan dengan menilai output dan biaya pada tingkat harga efisiensi social opportunity costs adalah analisis yang dimaksudnkan untuk isu efisiensi jangka panjang yang selanjutnya disebut sebagai ke- unggulan komparatif DRC pada pasar internasional.

3.4 Teori Policy Analysis Matrix PAM

Policy Analysis Matrix PAM merupakan suatu analisis dengan me- masukkan berbagai kebijakan yang memengaruhi penerimaan dan biaya produksi pertanian Pearson et al, 2003. Metode PAM disusun untuk memelajari masing-masing sistem produksi pertanian dengan meng- 80 AGRIBISNIS TEMBAKAU BESUKI NA-OOGST: Tinjauan Ekonomi Pertanian gunakan data usahatani, pemasaran dari petani ke pengolah, pengolahan, dan pemasaran dari pengolah ke pedagang. Selanjutnya, ditaksir dampak kebijakan komoditas dan ekonomi makro dengan cara membandingkan tanpa adanya kebijakan. Metode PAM merupakan suatu pendekatan perhitungan dengan menggunakan dua perhitungan harga, yaitu harga privat dan harga so- cial. Dalam perhitungan tersebut, dapat diketahui keuntungannya, baik keuntungan privat maupun keuntungan sosial serta divergensi antara harga privat dan harga sosial. Harga privat adalah harga aktual yang berlaku di masyarakat, sedangkan harga sosial adalah harga yang belum dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah subsidi dan pajak. Selanjutnya, harga sosial ditentukan dengan menggunakan harga paritas sebagai persamaan dengan menggunakan asumsi-asumsi tertentu. Tabel PAM untuk usahatani memungkinkan seseorang menghitung tingkat keuntungan privat yang merupakan sebuah ukuran dayasaing usahatani pada tingkat harga pasar atau harga aktual. Perhitungan ke- untungan privat atau dayasaing ditempatkan pada baris pertama dari tabel PAM. Menurut Soetriono 2002, keuntungan privat menunjukkan daya- saing pada sistem pertanian, arus teknologi, nilai produksi, harga, dan pergantian kebijaksanaan. Tujuan kedua dari analisis PAM, yakni untuk menghitung tingkat keuntungan sosial sebuah usahatani yang dihasilkan dengan menilai output dan biaya pada tingkat harga efisiensi harga sosial. Perhitungan keuntungan sosial ditempatkan pada baris kedua dari tabel PAM. Keuntungan sosial adalah ukuran yang efisien karena produksi dan input-input , yang dinilai dalam harga sosial. Tujuan ketiga dari analisis PAM adalah menghitung efek transfer transfer effect sebagai dampak dari sebuah kebijakan. Penentuan efek transfer dari sebuah kebijakan ditempatkan pada baris ketiga dari tabel PAM. Tabel PAM menunjukkan matrik analisis kebijakan yang terdiri atas komponen penerimaan, biaya yang meliputi biaya input tradable dan biaya input non tradable serta keuntungan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.1.