Kendala-Kendala Agroindustri AGRIBISNIS TEMBAKAU BESUKI NA- OOGST: TINJAUAN EKONOMI PERTANIAN

19 Bab I, Agribisnis Kedua , peningkatan penduduk di pedesaan telah mendorong ter- jadinya fragmentasi yang serius dalam kegiatan usaha pertanian, antara lain ditandai dengan semakin kecilnya rata-rata pemilikan luas lahan pertanian. Hal ini juga merupakan tantangan yang besar karena dengan skala usaha yang kecil sulit dapat diharapkan kegiatan agroindustri berkembang secara efisien. Ketiga, perkembangan globalisasi perekonomian yang terus bergulir. Dampak langsung dari fenomena tersebut, berkaitan dengan upaya untuk menciptakan pasar yang lebih bebas bagi komoditas yang diperdagangkan secara internasional, termasuk komodiats pertanian. Kondisi ini, ditambah dengan semakin terintergasinya kegiatan ekonomi desa-kota serta mod- ern-tradisional akan memberikan dampak yang luas terhadap kegiatan pertanian, seperti tuntutan atas kejelasan dan kepasatian mutu, keragaman jenis, fleksibilitas penawaran, dan sebaginya. Namun demikian, bagi kegiatan agroindustri perkembangan kondisi pasar dunia ternyata juga memberikan peluang yang cukup cerah, karena seperti telah dijelaskan sebelumnya pasar produk agroindustri menunjukan kecenderungan untuk terus berkembang jika dibandingkan dengan pasar produk pertanian primer. Keempat , adanya keterbatasan dalam ketersediaan sumberdaya manusia, terutama jika dilihat dari tingkat ketrampilan dan pengetahuan serta kemampuan wiraswasta. Kelima, adanya keterbatasan teknologi yang secara khusus dikembangkan bagi kegiatan agroindustri, khususnya yang berskala kecil di pedesaan. Orentasi teknologi industri yang terkait per- tanian yang sekarang berkembang, ternyata masih menempatkan kegiatan industri sebagai bagian yang sama sekali terpisah dari kegiatan pertanian itu sendiri. Dalam hal ini, agroindustri, sebenarnya dapat menjadi wahana bagi pengembangan dan penerapan teknologi canggih, misalnya dalam berbagai aspek rekayasa genetika dan bioteknologi, teknologi penanganan pascapanen, teknologi pengolahan produk lanjutan, dan sebagainya. Keenam , infrastruktur dan kelembagaan yang sekarang dikem- bangkan belum memberikan tunjangan yang optimal bagi pengembangan agroindustri. Hal ini dapat dilihat dari orientasi pembangunan sarana dan prasarana, rangkaian kebijaksanaan yang telah banyak memberikan perlindungan bagi industri-industri nonagroindustri, dan sebagainya. Ketujuh , disadari pula masih terdapat kendala-kendala yang bersifat sosial budaya, bahkan politik yang dapat menyebabkan manfaat yang diperoleh dari pengembangan agroindutri tersebut, akhirnya justru tidak 20 AGRIBISNIS TEMBAKAU BESUKI NA-OOGST: Tinjauan Ekonomi Pertanian dirasakan oleh sasaran pengembanganya, yaitu masyarakat pedesaan. Hal ini menyangkut keseimbangan antara kebebasan masyarakat untuk me- nentukan jenis usahanya sendiri dan perlindungan bagi kelompok masya- rakat yang memiliki skala usaha kegiatan relatif kecil. Tantangan-tantangan tersebut menuntut suatu penerjemahan strategi pembangunan yang tepat, yaitu yang sesuai dengan perkembangan yang terjadi sekaligus dapat tetap menunjang pencapaian tujuan akhir pemba- ngunan. Dalam hal konsep pembangunan harus pula dapat terus dilanjut- kan penerapannya. Dengan demikian, jika pada pembangunan pada waktu yang lalu kegiatan pertanian budidaya memeroleh perhatian utama, maka sekarang dan masa datang kegiatan agribisnis secara keseluruhan dengan agroindustri sebagai intinya perlu menjadi perhatian utama.

1.7 Kebijaksanaan Strategi Pengembangan Agroindustri

Setiap penelaahan terhadap arah dan strategi pembangunan di masa mendatang merupakan usaha untuk mengadakan perencanaan atas pembangunan itu sendiri. Dalam hal ini, strategi pembangunan ekonomi diarahkan untuk didasarkan pada sistem mekanisme pasar terkendali. Dalam strategi ini, peranan pemerintah untuk menjaga agar setiap pelaku ekonomi dapat berperan optimal melalui peniadaan distorsi yang mungkin ada. Memperhatikan strategi umum dan hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah serta kendala yang dihadapi, maka beberapa bentuk kebijaksanaan yang perlu diambil oleh pemerintah dalam rangka pengembangan seluruh sistem agribisnis pada umumnya agroindustri khususnya, sebagai berikut.

1. Farming Reorganization

Kebijaksanaan ini bertujuan untuk mengembangkan subsistem budi- daya pada usahatani kecil. Secara khusus perlu memerhatikan pentingnya usaha untuk mengatasi masalah keterbatasan smallness usahatani. Sulit dibayangkan usahatani yang luasnya hanya 0,1 hektar dapat berperan secara aktif dalam keterkaitan dengan sistem agroindustri yang kompleks. Oleh sebab itu, perlu kiranya dilakukan kebijaksanaan reorganisasi usahatani terutama dalam hal reorganisasi jenis kegiatan usaha yang di- lakukan sehingga dapat tercapai diversifikasi usaha yang menyertakan usaha komoditas-komoditas yang bernialai tinggi dan dengan sifat 21 Bab I, Agribisnis elastisitas pendapatan yang tinggi pula. Di samping itu, perlu pula dila- kukan reorganisasi managemen sedemikian sehingga dapat diperoleh skala manageman yang lebih besar, walaupun pemilikan usahanya tidak harus berada dalam satu pihak tertentu. Dengan demikian, reorganisasi usaha produksi budidaya pertanian tersebut, akan memilki dimensi tingkat usahatani dan dimensi wilayah regional.

2. Small-scale Industrial Modernization

Pengembangan agroindustri kecil dan menengah merupakan inti dari pengembangan agrobisnis. Dalam hal ini kebijaksanaan modernisasi kegiatan industri perlu menjadi fokus perhatian utama. Modernisasi yang perlu dilakukan menyangkut modernisasi teknologi berikut seluruh perangkat penunjangnya, modernisasi sistem organisasi, dan manajemen serta dalam pola hubungan dan orentasi pasar.

3. Service Rasionalization

Pengembangan layanan agroindustri merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan agroindustri secara keseluruhan. Rasio- nalisasi lembaga-lembaga penunjang kegiatan agribisnis harus dilakukan sehubungan dengan peningkatan efisiensi dan daya saing lembaga penun- jang kegiatan agroindustri harus dilakukan sehubungan dengan pening- katan efisiensi dan daya saing lembaga tersebut, baik dalam negeri maupun luar negeri, serta dengan pengembangan kepercayaan dunia usaha terhadap kemampuan dan kehandalan lembaga-lembaga pemberi jasa tersebut dalam memberikan tunjangan terhadap kegiatan yang dilakukan. Secara khusus, lembaga penunjang yang perlu mendapat perhatian khusus, yakni lembaga keuangan financial institution, khususnya di pedesaan dan lembaga pene- litian dan pendidikan, khusunya penyuluhan.

4. Policy Integration

Kebijaksanaan pengembangan agroindustri perlu dilaksanakan secara terpadu dalam konteks sistem agribisnis secara keseluruhan. Hal ini di- dasarkan pada latar belakang pengembangan agroindustri itu sendiri yang memiliki keunggulan justru karena keterkaitan dengan kegiatan lain dalam sistem agribisnis. Dengan demikian, pengembangan agroindustri tidak dapat dilakukan tanpa perkembangan subsistem lain yang memadai.