24
AGRIBISNIS TEMBAKAU BESUKI NA-OOGST: Tinjauan Ekonomi Pertanian
25
Bab II, Usahatani Tembakau Besuki NA-OOGST
BAB II USAHATANI TEMBAKAU
BESUKI NA-OOGST
2.1 Keberadaan Tembakau Besuki Na-Oogst
Pada umumnya, berdasarkan musim tanamnya, jenis dan varietas tanaman tembakau yang dibudidayakan di Indonesia dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu; 1 tembakau VO Voor-Oogst, merupakan jenis tembakau yang ditanam di akhir musim hujan dan dipetik pada musim
kemarau. Tembakau jenis ini digunakan sebagai bahan membuat rokok putih maupun rokok kretek dan kebanyakan untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri dan 2 tembakau NO Na-Oogst, merupakan tembakau yang ditanam di akhir musim kemarau dan dipanen atau dipetik pada
awal musim penghujan. Tembakau Na-Oogst merupakan sejenis tembakau yang dipakai untuk bahan dasar membuat cerutu dan hampir seluruh
produknya diekspor Santoso, 1991.
Sejak tahun 1863, pengembangan tembakau bahan cerutu di Indo- nesia terpusat di tiga areal pengembangan, yaitu Deli Sumatra Utara, di
Klaten Jawa Tengah, dan di Karesidenan Besuki Jawa Timur Dutch Tobacco Growers
, dalam Djajadi, 2008. Dalam perkembangan selanjutnya, areal terluas penanaman tembakau cerutu sekitar 80 dari total areal
penanaman berada di daerah Karesiden Besuki, terutama di Kabupaten Jember. Di Deli dan Klaten, seluruh areal tembakau cerutu dikelola oleh
perkebunan besar Badan Usaha Milik Negara BUMN, sedangkan tembakau cerutu di Karesidenan Besuki 81,88 8.654,65 ha dikelola
oleh petani dengan penuh risiko, dan sisanya seluas 1.916,25 ha 18,12 dilaksanakan oleh Badan Usaha Milik Negara BUMN serta perusahaan
swasta Basoenando, 2001.
Tanaman tembakau cerutu Besuki di Kabupaten Jember terdiri atas beberapa jenis, yaitu tembakau Besuki Na-Oogst tradisional BesNOTRA;
tembakau Besuki Na-Oogst tanam awal BesNOTA, yang pada dasarnya
26
AGRIBISNIS TEMBAKAU BESUKI NA-OOGST: Tinjauan Ekonomi Pertanian
dikeringkan secara alami; dan tembakau bawah naungan TBN yang merupakan hasil terobosan teknologi tahun 1984 dengan cara menggu-
nakan naungan waring BPSMB-LT dan KUTJ, 2008.
Tembakau BesNOTRA ditanam pada pertengahan musim kemarau dan dipanen pada musim penghujan. Tembakau BesNOTA dan TBN
ditanam pada akhir musim penghujan dan dipanen pada musim kemarau. Namun demikian, karena tembakau BesNOTRA, BesNOTA, dan TBN,
tersebut tidak berbeda pemanfaatannya, yaitu sebagai bahan pembuat rokok cerutu, maka untuk selanjutnya ketiga jenis tembakau tersebut
disebut sebagai tembakau cerutu Besuki atau Besuki Na-Oogst. Dalam penelitian ini, tembakau Besuki Na-Oogst. Tembakau yang dimaksud ini
ditekankan pada jenis tembakau BesNOTRA dan BesNOTA yang di- budidayakan oleh para petani tembakau di Kabupaten Jember.
Wilayah sentra penanaman tembakau cerutu Besuki, di Kabupaten Jember, yang masih dikembangkan sampai dengan saat sekarang, terdapat
di daerah Utara-Timur, terutama tersebar di desa-desa di kecamatan Arjasa, Sumberjambe, Ledokombo, Kalisat, Sukowono, dan Pakusari. Di daerah
Tengah-Utara, tersebar di desa-desa di kecamatan Ajung, Jenggawah, Mumbulsari, Sukorambi, Rambipuji, Sumbersari, dan Patrang. Di Selatan,
tersebar di desa-desa di kecamatan Ambulu, Wuluhan, Balung, dan Puger Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Jember, 2009. Tembakau
cerutu di daerah Jember Utara-Tengah merupakan wilayah penanaman tembakau Besuki Na-Oogst Tradisional BesNOTRA. Sedangkan, di
daerah Jember Selatan, yakni wilayah penanaman untuk tembakau Besuki Na-Oogst
Tanam Awal BesNOTA. Tembakau cerutu di daerah Jember Utara-Tengah dan di daerah Jember Selatan memiliki karakteristik yang
berbeda. Tembakau cerutu yang dihasilkan di daerah Jember Utara-Tengah, yakni tembakau untuk mutu pengisi cerutu filler dan pembalut cerutu
omblad.
Sedangkan, di daerah Jember Selatan hasil mutu utamanya, yakni tembakau omblad dan dekblad.
Pada mulanya, daerah Jember Utara merupakan sentra penanaman tembakau Besuki Na-Oogst. Namun, dalam perkembangannya, pena-
naman tembakau Besuki Na-Oogst di daerah Jember Utara bergeser ke daerah Jember Selatan. Beberapa penyebab bergesernya areal penanaman
tembakau Besuki Na-Oogst dari wilayah Jember Utara ke wilayah Jember Selatan karena menurunnya kesuburan tanah dan meningkatnya infestasi
penyakit Rachman et al, 2001. Penurunan kesuburan lahan dan mening- katnya serangan penyakit di daerah Jember Utara menyebabkan rendahnya