7
Bab I, Agribisnis
Kesemua gambaran tersebut, pada dasarnya menunjukkan bahwa potensi sumberdaya pertanian memberikan kesempatan yang sangat luas
untuk mengembangkan prinsip-prinsip keunggulan kompetitif tanpa meninggalkan dua prinsip penting, yaitu wawasan agroekosistem dan
wawasan lokalitawilayahregional. Kedua wawasan tersebut, pada dasar- nya memberikan arah agar kegiatan agribisnis selalu memperhatikan kon-
disi dan potensi sumberdaya alam dan lingkungannya.
d. Ilmu dan Teknologi
Ilmu dan teknologi merupakan perangkat instrumental hasil karya manusia untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi karyanya,
termasuk karya dalam menumbuhkembangkan agribisnis di pedesaan. Peningkatan produktivitas dan efisiensi setiap simpul dalam rangkaian
sistem agribisnis akan menghasilkan perbaikan dalam perolehan nilai tambah secara proporsional bagi setiap pelaku di dalam rangkaian sistem
tersebut.
Sarana pengembangan dan penyebaran serta adopsi iptek oleh sistem agribisnis tidak cukup dengan eksistensi lembaga perguruan tingggi dengan
litbang saja, tetapi juga diperlukan juga hadirnya secara menyeluruh fasilitas belajar di pedesaan, seperti lembaga penyuluhan pertanian, sekolah-sekolah
kejuruan, berbagai kursus keterampilan, dan lembaga konsultasi yang tersebar dan mampu bergerak melayani masyarakat petanipedesaan.
Berbagai tantangan, peluang, lingkungan strategis, permintaan penawaran, sumberdaya dan iptek, beserta iklim kondusif yang diciptakan
oleh perangkat kebijakan dan pengaturan merupakan komponen fung- sionalstruktural dari perangkat masyarakat ekonomi yang menjadi wadah
dari proses transformasi pembentukan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sebagai komponen, tentunya, dia hanya akan berarti
bila berada dalam tatanan tertentu yang memberinya posisi, aturan, daya, enersi, arah, takaran, dan ukuran yang tepat guna terwujudnya transformasi
menjadi luaran secara efisien dan menghasilkan nilai tambah yang opti- mal. Ini berarti dibutuhkan suatu sistem yang tepat agar pembangunan
pertanian bisa mengantarkan pertanian pada kondisi yang tangguh, maju, dan efisien. Sistem itulah yang disebut sistem agribisnis.
1.2 Wawasan dan Sistem Agribisnis
Istilah agribisnis yang terungkap sejauh ini memberikan kesan kepada kita bahwa agribisnis merupakan suatu corak pertanian tertentu dengan
8
AGRIBISNIS TEMBAKAU BESUKI NA-OOGST: Tinjauan Ekonomi Pertanian
jati diri yang berbeda dari pertanian tradisional yang dilakoni mengikuti tradisi budidaya yang berakar pada adat istiadat dari komunitas tradisional
maupun dari pertanian hobi yang tidak mendambakan nilai tambah komersial. Agribisnis adalah pertanian yang organisasi dan manajemennya
secara rasional dirancang untuk mendapatkan nilai tambah komersial yang maksimal dengan menghasilkan barang danatau jasa yang diminta pasar.
Oleh karena itu, dalam agribisnis proses transformasi material yang di- selenggarakannya tidak terbatas pada budidaya proses biologis dari biota
tanaman, ternak, ikan tetapi juga proses prausahatani, pascapanen, pengolahan, dan niaga yang secara struktural diperlukan untuk mem-
perkuat posisi adu tawar bargaining dalam interaksi dengan mitra transaksi di pasar. Ikatan keterkaitan fungsional dari kegiatan prausahatani,
budidaya, pascapanen, pengolahan, pengawetan, dan pengendalian mutu serta niaga perlu terwadahi secara terpadu dalam suatu sistem agribisnis
yang secara sinkron menjamin kinerja dari masing-masing satuan subproses menjadi pemberi nilai tambah yang menguntungkan, baik bagi dirinya
maupun bagi keseluruhan.
Wawasan swasembada dan wawasan agribisnis merupakan dua wa- wasan yang sekaligus harus diamalkan dalam pembangunan pertanian
dewasa ini. Wawasan agribisnis adalah cara pandang terhadap pertanian sebagai lapangan usaha dan lapangan kerja yang menghasilkan barang
dan jasa, untuk memenuhi permintaan pasar dengan tujuan memeroleh nilai tambah yang maksimal secara kompetitif. Dalam meraih nilai tambah
itu, agribisnis memandang ruang gerak dan ruang hidupnya tidak terbatas pada budidaya, tetapi juga usaha pada penyediaan bahan, sarana lain dan
jasa di sektor hulu usahatani, serta pascapanen, pengolahan, penanganan hasil, pemasaran, dan lain-lain di sektor hilirnya. Pendeknya, lapangan
usaha pada usahatani maupun sektor pendukung dan penunjangnya, baik yang di hulu maupun di hilir. Ditinjau dari sudut perilaku, wawasan
agribisnis tersebut, diharapkan menimbulkan sikap dan motivasi yang sesuai dari subjek pelaku pembangunan pertanian dalam menanggapi era
industrialisasi dan globalisasi yang semakin gencar.
Sistem agribisnis adalah perangkat masyarakat yang mewadahi proses transformasi pembentukan nilai tambah dari rangkaian kegiatan yang
terkait di hulu dan hilir dari usahatani budidaya. Dalam pengertian sistem, agribisnis merupakan subjek pelaku sosial yang mandiri, dalam arti
mempunyai kemampuan berinteraksi dengan lingkungan hidupnya, yaitu kemampuan untuk eksis, berkarya, berkembang, beradaptasi, berasosiasi,