pengaruhnya sangat besar terhadap ketiga perspektif lainnya yaitu, perspektif proses internal bisnis, perspektif pasien dan perspektif keuangan.
6.1.4.2 Indikator Produktivitas Karyawan
Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada Tabel 59. mengenai Produktivitas Karyawan dapat dilihat, bahwa nilai Produktvitas karyawan pada tahun 2006
adalah sebesar Rp 3.224.399,42 per karyawan. Pada tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar Rp 5.813.808,01 per karyawan Rp 9.038.207,43 – Rp 3.224.399,42 = Rp 5.813.808,01 per
karyawan. Kemudian pada tahun 2008 terus meningkat sebesar Rp 3.824.508,45 per karyawan Rp 12.862.715,88 – Rp 9.038.207,43 = Rp 3.824.508,45 per karyawan. Selanjutnya pada tahun
2009 juga mengalami peningkatan sebesar Rp 4.451.797,23 per karyawan Rp 17.314.513,11 – Rp 12.862.715,88 = Rp 4.451.797,23 per karyawan. Hal ini berarti bahwa karyawan Rumah
Sakit PMI Aceh Utara memiliki semangat dan etos kerja tinggi dalam menjalankan tanggung jawab yang telah dibebankan.
6.1.4.3 Indikator Rata-Rata Kepuasan Karyawan
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata tingkat kepuasan karyawan Rumah Sakit PMI Aceh Utara diperoleh data pada Tabel 83. sebagai berikut:
Tabel 83. Tingkat kepuasan karyawan
No. Pilihan Responden
keterangan Jumlah rata-rata
persentase rata-rata
1 A Sangat
puas 27,2
60,5 2 B
Puas 11,7
26,1 3 C
Kurang puas
4,79 10,6
4 D Tidak
puas 1,26
2,81 5 E
Sangat tidak
puas
Jumlah 45 100
Sumber : Analisis data primer
Universitas Sumatera Utara
Gambar 74. Hasil Perhitungan Kepuasan Karyawan KK Tabel 83. dan Gambar 74. menunjukkan bahwa rata-rata persentase yang menunjukkan
tingkat rasa sangat puas terhadap rumah sakit sebesar 60,5 yang merupakan persentase tertinggi. Karyawan merasa sangat puas dengan kebijakan manajemen yang berlaku di Rumah
Sakit PMI Aceh Utara. Namun demikian, tingkat kepuasan karyawan perlu lebih ditingkatkan lagi supaya mendapatkan hasil yang maksimal.
Berbagai program pendidikan atau pelatihan harus dikaitkan dengan pengembangan profesionalisme karyawan rumah sakit, misalnya dengan promosi jabatan atau promosi untuk
menangani pekerjaan dengan tanggung jawab yang lebih besar, yang tentu saja akan diikuti dengan sistem kompensasi yang lebih baik. Apabila program pelatihan yang dilakukan sesuai
dengan tujuan pengembangan profesionalisme karyawan untuk mewujudkan visi dan kebijakan kualitas rumah sakit, hal itu akan menciptakan iklim rumah sakit yang meransang karyawan
untuk meningkatkan kompetensinya dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Manajemen rumah sakit harus menunjukkan komitmen yang kuat untuk pengembangan sumber
daya manusia, apabila mereka ingin rumah sakit mampu berkompetisi dalam era persaingan global sekarang ini. Kemampuan itu dapat ditunjukkan melalui peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan terus-menerus dengan biaya yang kompetitif Gaspersz:2006:193.
Universitas Sumatera Utara
6.2. Hasil Keseluruhan Analisis Balanced Scorecard
Secara umum pada perspektif keuangan menunjukkan hasil yang sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari indikator ROI yang mengalami peningkatan. Peningkatan indikator ROI dari
tahun 2006 sampai 2008 tersebut telah melebihi keukuran kelayakan usaha. Tapi dengan terjadinya penurunan pada tahun 2009 sampai mencapai 9.53, hal ini berarti bahwa kinerja
keuangan pada indikator ROI Rumah Sakit PMI tahun 2009 terjadi penurunan dan kurang layak. Indikator Rasio Efisiensi juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2006 sebesar 5.36,
tahun 2007 menjadi 8.67 mengalami peningkatan sebesar 3.31. Selanjutnya pada tahun 2008 kembali terjadi penurunan menjadi 5.75, berarti mengalami penurunan sebesar 2.92.
Kemudian pada tahun 2009 meningkat lagi menjadi 13.24 mengalami peningkatan sebesar 7.49. Tentunya ini sangat positif untuk perkembangan Rumah Sakit PMI kedepan, karena telah
melebihi ukuran kelayakan usaha, serta harus dipertahankan dan bahkan lebih ditingkatkan lagi. Current Ratio tahun 2006 ke tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 145.59, dan
dari tahun 2007 ke 2008 kembali mengalami peningkatan sebesar 167.54, kemudian tahun 2008 ke 2009 kembali terjadi penurunan menjadi 136.59. Untuk itu diharapkan Rumah Sakit
PMI Aceh Utara dapat memperbaiki dan sekaligus dapat meningkatkan aktiva lancarnya karena bertujuan untuk menjaga keuangan rumah sakit supaya terus meningkat dan selalu berada dalam
kondisi stabil. Dilihat dari tahun 2006 sampai 2009 Profit Margin on Sales terus terjadi peningkatan,
disebabkan adanya kenaikan pemasukan dari pasien rawat inap dan meningkatnya laba usaha setiap tahun. Hal ini menunjukkan bahwa operasional Rumah Sakit PMI semakin efisien atau
semakin baik.
Universitas Sumatera Utara