Perspektif Proses Bisnis Internal

C. Assurance 1 Pengetahuan dan keterampilan dokter dalam menentukan diagnose yang tepat. 2 Keterampilan setiap petugas dalam melaksanakan tugasnya. 3 Pelayanan yang sopan dan ramah. 4 Jaminan keamanan dan kepercayaan terhadap pelayanan yang diberikannya. D. Empathy 1 Memberikan perhatian secara khusus kepada setiap pasien. 2 Memberikan perhatian terhadap keluhan pasien dan keluarganya. 3 Memberikan pelayanan yang sama tanpa melihat pangkat, kedudukan, status sosial dan lain-lain. E. Tangible 1 Kebersihan, Kerapihan, Kenyamanan ruangan. 2 Penanganan interior maupun eksterior ruangan. 3 Kelengkapan dan kesiapan alat-alat yang dipergunakan. 4 Kerapihan dan penampilan setiap petugas dan karyawan.

2.4.3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Dalam perspektif internal bisnis, perusahaan harus meng-identifikasikan proses internal yang penting dimana perusahaan harus melakukannya dengan sebaik-baiknya. Karena proses internal tersebut memiliki nilai-nilai yang diinginkan pelanggan dan akan dapat memberikan pengembalian yang diharapkan oleh pemegang saham Ancella Hermawan, 1996: 56. Universitas Sumatera Utara Para manager harus memfokuskan perhatiannya pada proses bisnis internal yang menjadi penentu kepuasan pelanggan kinerja perusahaan dari perspektif pelanggan. Kinerja dari perspektif tersebut diperoleh dari proses kinerja bisnis internal yang diselenggarakan perusahaan. Perusahaan harus memilih proses dan kompetensi yang menjadi unggulannya dan menentukan ukuran-ukuran untuk menilai kinerja-kinerja proses dan kompetensi tersebut. Analisis atau proses bisnis internal perusahaan dilakukan melalui analisis rantai nilai value chain analysist. Untuk lebih jelasnya tentang perspektif proses internal bisnis dalam konsep Balanced Scorecard dapat dilihat pada Gambar 4. Proses Inovasi Proses Operasi Proses Layanan Purnajual Ketahui Kebutuhan Pelanggan Kenali Pasar Ciptakan Produk Jasa Bangun Produk Jasa Memasar kan Layanan Pelangga n Kebutuhan Pelanggan Terpuaskan Gambar 4. Perspektif Proses Bisnis Internal Dalam Konsep Balanced Scorecard Sumber: Robert S. Kaplan and David P Norton, 2000:84 Masing-masing perusahaan mempunyai seperangkat proses penciptaan nilai yang unik bagi pelanggannya. Secara umum Kaplan dan Norton 1996: 96 membaginya menjadi tiga prinsip dasar yaitu: 1. Inovasi Pengukuran kinerja dalam proses inovasi selama ini kurang mendapatkan perhatian, dibandingkan pengukuran kinerja yang dilakukan dalam proses operasi. Pada tahap ini perusahaan mengidentifikasikan keinginan dan kebutuhan para pelanggan di masa mendatang serta merumuskan cara untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut. Universitas Sumatera Utara 2. Operasi Tahap ini merupakan tahap akhir di mana perusahaan secara nyata berupaya untuk memberikan solusi kepada para pelanggannya dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan langganan dan kebutuhan mereka. Kegiatan operasional berasal dari penerimaan pesanan dari pelanggan dan berakhir dengan pengiriman produk atau jasa pada pelanggan. Kegiatan ini lebih mudah diukur kejadiannya yang rutin dan terulang. 3. Layanan pasca jual Dalam tahap ini perusahaan berupaya memberikan manfaat tambahan kepada para pelanggan yang telah membeli produk-produknya dalam bentuk layanan pasca transaksi. Secara umum untuk jasa rumah sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1996 telah memberikan lampu-lampu peringatan atau yang dikenal dengan indikator seperti: Bed Turn Over BTO Prosentase tempat tidur yang tersisa atau frekuensi pemakaian tempat tidur rumah sakit. Gross Death Rate GDR Yaitu angka kematian umum untuk tiap-tiap 1000 pasien keluar. Net Death Rate NDR Yaitu angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 pasien keluar. Bed Occupancy Rate BOR masa Pemakaian tempat tidur. Dan Turn Over Interval TOI untuk melihat efisiensi atau rata-rata tempat tidur yang tidak ditempati.

2.4.4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Manajemen Melalui Pendekatan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Haji Medan

3 106 72

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PADA RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (Studi Pada Rumah Sakit Elizabeth Situbondo)

1 6 2

ANALISA METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENGUKURAN KINERJA Analisa Metode Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Surakarta).

0 3 18

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit dengan Pendekatan Balanced Scorecard (Studi Kasus pada RSUD Pandan Arang Boyolali).

0 2 20

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit dengan Pendekatan Balanced Scorecard (Studi Kasus pada RSUD Pandan Arang Boyolali).

0 4 14

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten).

0 1 7

ANALISIS KEMUNGKINAN IMPLEMENTASI BALANCED SCORECARD DALAM PENCAPAIAN KINERJA MAKSIMAL PADA RUMAH SAKIT STROKE NASIONAL BUKITTINGGI.

0 0 6

Analisis kinerja rumah sakit dengan pendekatan balanced scorecard : studi kasus di RSUD Wonosari.

2 13 157

Analisis SWOT Rumah Sakit dalam Menghadapi Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional di RSUD Cut Meutia Lhokseumawe Kabupaten Aceh Utara

0 0 17

Implementasi pengukuran kinerja rumah sakit dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard : studi kasus pada Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari - USD Repository

0 1 193