diharapkan mengarah pada kinerja keuangan yang lebih tinggi. Maka baik loyalitas pelanggan ataupun layanan yang tepat waktu digabungkan dalam perspektif pelanggan.
Untuk mencapai waktu layanan tepat waktu yang lebih baik, perusahaan perlu mencapai waktu siklus yang pendek dalam proses operasi dan proses internal yang bermutu tinggi, kedua
faktor tersebut adalah sebagai tolok ukur dalam perspektif proses bisnis internal. Selanjutnya dengan melatih dan memperbaiki keterampilan karyawan yang merupakan tolok ukur untuk
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
2.3.3. Faktor-faktor yang Memacu Kebutuhan Perusahaan Untuk Menggunakan Balanced Scorecard
Balanced Scorecard merupakan alat manajemen Kontemporer. Kebutuhan perusahaan untuk mengimplementasikan Balanced Scorecard dipacu oleh faktor-faktor berikut ini:
1. Lingkungan bisnis yang dimasuki oleh perusahaan sangat kompetitif. Lingkungan bisnis yang seperti ini menuntut kemampuan perusahaan untuk:
a Membangun keunggulan kompetitif melalui distinctive capability
b Membangun dan secara berkelanjutan memutakhirkan peta perjalanan untuk mewujudkan
masa depan perusahaan. c
Menempuh langkah-langkah strategi dalam membangun masa depan perusahaan. d
Mengerahkan dan memusatkan kemampuan serta komitmen seluruh personel dalam membangun masa depan perusahaan
2. Sistem manajemen yang digunakan oleh perusahaan tidak cocok dengan tuntutan lingkungan bisnis yang dimasuki oleh perusahaan. Sistem manajemen yang tidak cocok dengan tuntutan
Universitas Sumatera Utara
lingkungan bisnis sebagaimana yang digambarkan diatas memiliki karakteristik sebagai berikut:
a Sistem manajemen yang digunakan hanya menggunakan anggaran tahunan sebagai alat
perencanaan masa depan perusahaan b
Sistem manajemen yang digunakan tidak mengikut sertakan secara optimum seluruh personel dalam membangun masa depan perusahaan
c Tidak terdapat kekoherenan antara rencana jangka panjang dengan rencana jangka
pendek dan implementasinya
2.3.4. Keunggulan dan Keterbatasan Balanced Scorecard
Penemuan sistem evaluasi kinerja berbasis Balanced Scorecard oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton memiliki beberapa keunggulan, yaitu:
1. Komprehensif Maksudnya adalah Balanced Scorecard mengukur kinerja perusahaan lebih luas dan
menyeluruh komprehensif. Tidak hanya dari perspektif keuangan saja, namun juga dari perspektif lainnya seperti, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal dan perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan perspektif tersebut dapat bermanfaat sebagai berikut:
a Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang.
b Meningkatkan kemampuan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang
komplek.
Universitas Sumatera Utara
2. Koheren Balanced Scorecard mengharuskan manajemen untuk membangun hubungan sebab akibat
diantara berbagai sasaran strategis yang dihasilkan dalam perencanaan strategis. Setiap sasaran strategis yang ditetapkan dalam perspektif non keuangan harus memiliki hubungan
dengan sasaran perspektif keuangan. 3. Seimbang
Balanced Scorecard bertujuan untuk menyeimbangkan konsep pemikiran dari manajemen agar tidak terlalu terfokus pada ukuran-ukuran dari perspektif keuangan. Sebagai akibat
pengaruh konsep pengukuran kinerja perusahaan yang hanya menilai rasio keuangan. Sehingga mengabaikan perspektif lainnya.
4. Terukur Dalam Balanced Scorecard semua sasaran strategik telah ditentukan alat ukurnya, baik untuk
perspektif keuangan maupun non keuangan. Walaupun demikian sebagai sebuah teori, Balanced Scorecard juga mempunyai beberapa
keterbatasan yaitu: 1. Ukuran utama yang diajukan belum tentu relevan digunakan disemua unitperusahaan. Ba
lanced Scorecard seringkali memerlukan penyesuaian dalam mengimplementasinya. Konsep ini cenderung dirancang untuk diterapkan pada perusahaan laba, sedangkan pada perusahaan
nirlaba, koperasi dan lembaga pemerintahan memerlukan penyesuaian dengan kondisi yang ada. Bahkan pada beberapa perusahaan yang bersifat profit oriented pun, ukuran utama
tersebut memerlukan penyesuaian sebelum dapat diimplementasikan di perusahaan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2. Perusahaan kurang berani mengadakan pergantian karyawan. Hal ini kemungkinan besar terjadi dalam perusahaan yang menerapkan Balanced Scorecard sebagai akibat adanya ukuran
utama retensi karyawan dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. 3. Ukuran utama yang diajukan cenderung tepat diterapkan pada perusahaan yang memilki
strategi intensif.
2.3.5. Model Balanced Scorecard