Uji Reliabilitas Mengukur kinerja perspektif keuangan

 Apabila nilai loading faktor menunjukkan nilai lebih kecil atau sama dengan 0,361, maka butir pernyataan tersebut tidak valid. Tabulasi kuisioner uji validitas dan contoh perhitungan uji validitas kepuasan pasien dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4. Sedangkan untuk melihat validitas kepuasan karyawan adalah: 0,294 dengan pengambilan keputusan:  Apabila nilai loading faktor menunjukkan nilai lebih besar atau sama dengan 0,294, maka butir pernyataan tersebut valid.  Apabila nilai loading faktor menunjukkan nilai lebih kecil atau sama dengan 0,294, maka butir pernyataan tersebut tidak valid. Tabulasi Kuisioner uji validitas dan contoh perhitungan uji validitas kepuasan karyawan dapat dilihat pada Lampiran 5 dan 6.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan suatu alat pengukur dalam mengukur suatu gejala atau kejadian. Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah hasil jawaban dari kuesioner oleh responden benar-benar stabil dalam mengukur suatu gejala atau kejadian. Semakin tinggi reliabilitas suatu alat pengukur, semakin stabil pula alat pengukur tersebut dan sebaliknya jika reliabilitas pengukur tersebut rendah maka alat tersebut tidak stabil dalam mengukur suatu gejala. Teknik pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis yang dikembangkan oleh Cronbach Alpha α, dengan rumus sebagai berikut: Suharsimi Arikunto, 2006:196 Universitas Sumatera Utara Keterangan: Reliabilitas Instrumen k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = Jumlah varians butir. = Varians Total Pengambilan Keputusan:  Jika koefisien Cronbach Alpha α 0,6 maka butir pertanyaan dinyatakan tidak reliabel.  Jika koefisien Cronbach Alpha α ≥ 0,6 maka butir pertanyaan dinyatakan reliabel. Tabulasi dan perhitungan data reliabilitas kepuasan pasien dan karyawan dapat dilihat pada Lampiran 7 dan 8. 4.7. Metode Analisis 4.7.1. Analisis kualitatif Analisis kualitatif meliputi klarifikasi visi, misi dan tujuan kedalam rencana strategi rumah sakit. Dan juga digunakan untuk menjelaskan hasil pengukuran masing-masing perspektif guna memperjelas kinerja Rumah Sakit PMI Aceh Utara dari keempat perspektif dalam Balanced Scorecard yaitu perspektif keuangan, perspektif pasien, perspektif internal bisnis dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

4.7.2. Analisis kuantitatif

Alat analisis yang digunakan untuk mengimplementasikan metode Balanced Scorecard dalam mengukur kinerja Rumah Sakit PMI Aceh Utara secara kuantitatif terdiri dari empat perspektif dan variabel-variabelnya Depkes, 1997 dan wawancara dengan pimpinan serta karyawan Rumah Sakit PMI Aceh Utara sebagaimana tersebut berikut ini: Universitas Sumatera Utara

a. Mengukur kinerja perspektif keuangan

Perspektif ini menggunakan perhitungan: ROI digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba bersih. Semakin tinggi nilai ROI berarti semakin baik kinerja Rumah Sakit dalam memanfaatkan aktiva, begitu pula sebaliknya. Rasio Efisiensi digunakan untuk mengukur seberapa efisien rumah sakit mempergunakan aktivanya. Semakin tinggi nilai Rasio Efisiensi berarti semakin efisien rumah sakit dalam menggunakan aktiva lancarnya. Current Ratio digunakan untuk menghitung berapa kemampuan rumah sakit dalam membayar hutang lancar dengan aktiva lancar yang tersedia. Rasio antara laba setelah pajak dengan penjualan, semakin tinggi nilai Profit Margin on Sales-nya maka semakin baik operasional rumah sakit, dan juga akan diketahui efisiensi rumah sakit dengan melihat kepada besar kecilnya laba usaha dalam hubungan dengan sales. ROE merupakan laba bersih yang dihasilkan untuk setiap ekuitas. Semakin besar ROE menunjukkan bahwa rumah sakit semakin baik dalam mensejahteraan para pemegang saham yang bisa dihasilkan dari setiap lembar saham. Universitas Sumatera Utara

b. Mengukur kinerja perspektif Pasien

Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Manajemen Melalui Pendekatan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Haji Medan

3 106 72

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PADA RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (Studi Pada Rumah Sakit Elizabeth Situbondo)

1 6 2

ANALISA METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENGUKURAN KINERJA Analisa Metode Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Surakarta).

0 3 18

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit dengan Pendekatan Balanced Scorecard (Studi Kasus pada RSUD Pandan Arang Boyolali).

0 2 20

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit dengan Pendekatan Balanced Scorecard (Studi Kasus pada RSUD Pandan Arang Boyolali).

0 4 14

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten).

0 1 7

ANALISIS KEMUNGKINAN IMPLEMENTASI BALANCED SCORECARD DALAM PENCAPAIAN KINERJA MAKSIMAL PADA RUMAH SAKIT STROKE NASIONAL BUKITTINGGI.

0 0 6

Analisis kinerja rumah sakit dengan pendekatan balanced scorecard : studi kasus di RSUD Wonosari.

2 13 157

Analisis SWOT Rumah Sakit dalam Menghadapi Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional di RSUD Cut Meutia Lhokseumawe Kabupaten Aceh Utara

0 0 17

Implementasi pengukuran kinerja rumah sakit dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard : studi kasus pada Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari - USD Repository

0 1 193