BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengukuran Kinerja
Untuk dapat menjamin suatu organisasi berlangsung dengan baik, maka organisasi perlu mengadakan evaluasi. Evaluasi tersebut dapat dilakukan dengan cara mengukur kinerjanya,
sehingga aktivitas organisasi dapat dipantau secara periodik. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang penting dalam menjamin keberhasilan strategi organisasi.
2.1.1. Pengertian Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam mencapai tujuan organisasi. Pengukuran kinerja menurut Siegel dan Marconi 1998 dalam Mulyadi 2001:415 -
416 adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya dioperasikan oleh sumber daya manusia maka pengukuran kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam
melaksanakan peran yang mereka mainkan dalam organisasi. Hansen dan Mowen 1995 membedakan pengukuran kinerja secara tradisional dan
kontemporer. Pengukuran kinerja tradisional dilakukan dengan membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan atau biaya standar sesuai dengan karakteristik
pertanggungjawabannya, sedangkan pengukuran kinerja kontemporer menggunakan aktivitas sebagai pondasinya. Ukuran kinerja dirancang untuk menilai seberapa baik aktivitas dilakukan
dan dapat mengidentifikasi apakah telah dilakukan perbaikan yang berkesinambungan. Prinsip-
Universitas Sumatera Utara
prinsip dalam pengukuran kinerja menurut Hansen dan Mowen 1995 dalam Rosyati dan Hidayati 2004 adalah:
a. Konsistensi dengan tujuan perusahaan. b. Memiliki adaptabilitas pada kebutuhan.
c. Dapat mengukur aktivitas yang signifikan. d. Mudah dipublikasikan.
e. Akseptabilitas dari atas ke bawah. f. Biaya yang digunakan efektif.
g. Tersaji tepat waktu. Kinerja merupakan suatu istilah umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh
tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode, seiring dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan, suatu dasar efisiensi,
pertanggung jawaban atau akuntabilitas manajemen dan semacamnya Fauzi, 1995 : 207. Setiap organisasi mengharapkan kinerja yang memberikan kontribusi untuk menjadikan
organisasi sebagai suatu institusi yang unggul di kelasnya. Jika keberhasilan organisasi untuk mengadakan institusi yang unggul ditentukan oleh berbagai faktor maka berbagai faktor yang
menentukan keberhasilan perusahaan succes factor untuk menjadikan organisasi suatu institusi yang unggul tersebut digunakan sebagai pengukur keberhasilan personal. Dengan demikian,
dibutuhkan suatu pengukuran kinerja yang dapat digunakan menjadi landasan untuk mendesain sistem penghargaan agar personel menghasilkan kinerjanya yang sejalan dengan kinerja yang
diharapkan oleh organisasi.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2. Tujuan Pengukuran Kinerja