Indikator Bed Occupancy Rate BOR Indikator Bed Occupancy Rate BOR Per Ruangan

keamanan terhadap pasien masih kurang memuaskan karena jumlah pasien yang meninggal setelah dirawat di Rumah Sakit PMI Aceh Utara selama lebih dari 48 jam belum juga dapat diminimalisir. Namun pada tahun 2009 mulai ada perubahan, walaupun hanya sedikit saja yaitu 0.01. Oleh sebab itu peralatan-peralatan kesehatan yang sangat diperlukan mesti dilengkapi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia, dalam hal ini dokter dan karyawan Rumah Sakit PMI perlu ditingkatkan dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan yang lebih banyak dalam hal perawatan dan penanganan pasien yang lebih baik, sehingga kematian setelah dirawat di rumah sakit selama dua hari atau lebih dari 48 jam dapat diminimalkan. Pada akhirnya juga akan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan Rumah Sakit PMI Aceh Utara.

6.1.3.4 Indikator Bed Occupancy Rate BOR

Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada Tabel 54. di atas tentang Bed Occupancy Rate dapat dilihat, bahwa nilai Bed Occupancy Rate dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 terus mengalami peningkatan kecuali hanya pada tahun 2009 terjadi penurunan yang sangat drastis. Secara keseluruhan mulai dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 Bed Occupancy Rate terus mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan atau pemakaian tempat tidur adalah sudah efektif sesuai dengan nilai ideal lamanya seorang pasien dirawat. Walaupun demikian, pada tahun 2009 mengalami penurunan yang sangat tajam yaitu sebesar 20.96 berada dibawah nilai ideal yaitu 60 - 85 . Hal ini disebabkan karena masa perawatan pasien yang sangat singkat dan juga berkurangnya pasien rawat inap. Oleh karena itu kebersihan dan kerapian tempat dan tempat tidur, ketepatan waktu, prosedur layanan dan lain- Universitas Sumatera Utara lain perlu ditingkatkan supaya lebih menarik minat pasien untuk terus berobat ke Rumah Sakit PMI Aceh Utara dengan penuh rasa aman, yakin dan nyaman.

6.1.3.5 Indikator Bed Occupancy Rate BOR Per Ruangan

Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada Tabel 55. dan Tabel 56. di atas tentang Bed Occupancy Rate dapat dilihat, bahwa nilai Bed Occupancy Rate Ruang OKA pada tahun 2006 adalah 26.03. Pada tahun 2007 menjadi 27.94 terjadi peningkatan sebesar 1.91 27.94 - 26.03 = 1.91. Selanjutnya pada tahun 2008 meningkat lagi 89.04 mengalami peningkatan sebesar 61.1 89.04 - 27.94 = 61.1. Kemudian pada tahun 2009 turun menjadi 46.85 mengalami penurunan yang drastis yaitu 42.19 89.04 - 46.85 = 42.19. Secara umum, hal ini menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan atau pemakaian tempat tidur dan lamanya perawatan seorang pasien sudah efektif, artinya pemakaian tempat tidur semakin meningkat pada tahun 2007 dan khususnya 2008. Tapi pada tahun 2009 pemakaian tempat tidur sangat berkurang atau tidak efektif karena singkatnya masa perawatan pasien dan berkurangnya pasien yang berobat karena beralih kerumah sakit lain. Selanjutnya Bed Occupancy Rate Ruang ICU pada tahun 2006 adalah 108.90. Pada tahun 2007 menjadi 134.25 terjadi peningkatan sebesar 25.35 134.25 - 108.90 = 25.35. Selanjutnya pada tahun 2008 turun menjadi 59.04 mengalami penurunan yang sangat besar yaitu 75.21 134.25 - 59.04 = 75.21. Kemudian pada tahun 2009 turun lagi sebesar 35.07 berarti mengalami penurunan lagi yaitu 23.97 59.04 - 35.07 = 23.97. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan atau pemakaian tempat tidur pada tahun 2006 dan 2007 sangat tinggi. Sedangkan pada tahun 2008 dan 2009 pemakaian tempat tidurnya sangat Universitas Sumatera Utara rendah dan tidak efektif karena singkatnya masa perawatan pasien dan berkurangnya pasien yang berobat karena beralih kerumah sakit lain. Kemudian nilai Bed Occupancy Rate Ruang Super VIP tahun 2006 adalah 78.36. Pada tahun 2007 tidak terjadi perubahan, tetap sebesar 78.36. Selanjutnya pada tahun 2008 menjadi 58.17 mengalami penurunan sebesar 20.19 78.36 - 58.17 = 20.19. Kemudian pada tahun 2009 terus terjadi penurunan menjadi 39.36 mengalami penurunan yaitu 18.81 58.17 - 39.36 = 18.81. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan atau pemakaian tempat tidur adalah tidak efektif dan semakin berkurangnya pasien yang berobat khususnya pada tahun 2008 dan 2009. Kemudian nilai Bed Occupancy Rate Ruang VIP pada tahun 2006 adalah 77.21. Pada tahun 2007 menjadi 83.53 terjadi peningkatan sebesar 6.32 83.53 - 77.21 = 6.32. Selanjutnya pada tahun 2008 turun menjadi 80.66 mengalami penurunan sebesar 2.87 83.53 - 80.66 = 2.87. Kemudian pada tahun 2009 juga turun menjadi 66.85 mengalami penurunan yaitu 13.81 80.66 - 66.85 = 13.81. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan atau pemakaian tempat tidur adalah semakin berkurang. Lebih lanjut bahwa nilai Bed Occupancy Rate Ruang Kelas I pada tahun 2006 adalah 220.14. Pada tahun 2007 menjadi 206.16 terjadi penurunan sebesar 13.98 220.14 - 206.16 = 13.98. Selanjutnya pada tahun 2008 terus turun menjadi 139.04 mengalami penurunan sebesar 67.12 206.16 - 139.04 = 67.12. Kemudian pada tahun 2009 juga turun sebesar 93.56 mengalami penurunan yaitu 45.48 139.04 - 93.56 = 45.48. Hal ini menunjukkan bahwa pada awalnya tingkat pemanfaatan atau pemakaian tempat tidur sangat tinggi, tetapi kemudian terus menurun dan semakin berkurang hingga berada dibawah nilai ideal. Universitas Sumatera Utara Setelah itu nilai Bed Occupancy Rate Ruang Kelas II pada tahun 2006 adalah 38.36. Dan pada tahun 2007 tidak mengalami perubahan, tetap sebesar 38.36. Selanjutnya pada tahun 2008 menjadi 34.95 mengalami penurunan 3.43 38.36 - 34.95 = 3.43. Kemudian pada tahun 2009 terus menurun menjadi 26.54 mengalami penurunan yaitu 8.41 34.95 - 26.54 = 8.41. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan atau pemakaian tempat tidur adalah semakin berkurang. Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada Tabel 55. dan Tabel 56. di atas tentang Bed Occupancy Rate dapat dilihat, bahwa nilai Bed Occupancy Rate Ruang Kelas III pada tahun 2006 adalah 30.34. Pada tahun 2007 menjadi 25.23 terjadi penurunan sebesar 5.11 30.34 - 25.23 = 5.11. Selanjutnya pada tahun 2008 meningkat sebesar 82.74 mengalami peningkatan sebesar 57.51 82.74 - 25.23 = 57.51. Kemudian pada tahun 2009 kembali turun sebesar 43.99 mengalami penurunan 38.75 82.74 - 43.99 = 38.75. Secara umum bahawa tingkat pemanfaatan dan pemakaian tempat tidur berkurang, dan hanya pada tahun 2008 terjadi peningkatan. Kemudian nilai Bed Occupancy Rate Ruang VKKebidanan, hanya ada pada tahun 2008 yaitu sebesar 21.64. Ini disebabkan tidak adanya pasien yang masuk ke VKKebidanan pada tahun 2006, 2007 dan 2009, karena langsung berobat ke ruang OKA. Namun hal ini menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan atau pemakaian tempat tidur pada ruang VKKebidanan sangat kurang. Selanjutnya nilai Bed Occupancy Rate Ruang Anak pada tahun 2006 adalah 89.93. Pada tahun 2007 menjadi 106.23 terjadi peningkatan sebesar 16.3 106.23 - 89.93 = 16.3. Selanjutnya pada tahun 2008 turun menjadi 48.70 mengalami penurunan yang besar yaitu 57.53 106.23 - 48.70 = 57.53. Kemudian pada tahun 2009 kembali turun sebesar Universitas Sumatera Utara 21.37 mengalami penurunan 27.33 48.70 - 21.37 = 38.75. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan atau pemakaian tempat tidur pada tahun 2006 dan 2007 adalah tinggi. Sedangkan pada tahun 2008 dan 2009 pemakaian tempat tidurnya sangat rendah dan tidak efektif.

6.1.3.6 Indikator Turn Over Interval TOI

Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Manajemen Melalui Pendekatan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Haji Medan

3 106 72

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PADA RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (Studi Pada Rumah Sakit Elizabeth Situbondo)

1 6 2

ANALISA METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENGUKURAN KINERJA Analisa Metode Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Surakarta).

0 3 18

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit dengan Pendekatan Balanced Scorecard (Studi Kasus pada RSUD Pandan Arang Boyolali).

0 2 20

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit dengan Pendekatan Balanced Scorecard (Studi Kasus pada RSUD Pandan Arang Boyolali).

0 4 14

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten).

0 1 7

ANALISIS KEMUNGKINAN IMPLEMENTASI BALANCED SCORECARD DALAM PENCAPAIAN KINERJA MAKSIMAL PADA RUMAH SAKIT STROKE NASIONAL BUKITTINGGI.

0 0 6

Analisis kinerja rumah sakit dengan pendekatan balanced scorecard : studi kasus di RSUD Wonosari.

2 13 157

Analisis SWOT Rumah Sakit dalam Menghadapi Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional di RSUD Cut Meutia Lhokseumawe Kabupaten Aceh Utara

0 0 17

Implementasi pengukuran kinerja rumah sakit dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard : studi kasus pada Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari - USD Repository

0 1 193